25

1.3K 168 14
                                    

Jangan lupa klik vote sebelum membaca 🙏🏻









"Kau tak ingin mengantarku?"

"Tidak"

"Gila, aku benar benar sendiri di Bandara nanti"

"Bukannya kau selalu tak mau kuantar ke Bandara"

"Ini berbeda, bisa saja pertemuan ini untuk terakhir kalinya"

"Apa yang kau bicarakan"

"Bawa Jihoon, takut suatu hari dia merindukanku"

"Jihoon sekolah hari ini"

"Tega sekali kau, harusnya kau merasa bersalah dan mengikuti keinginan ku, cihh"

"Ya, sudahlah, berangkat saja, aku takut kau menangis melihat ku"


"Benar benar kau Kim Sia, aku sudah di tempat parkir, cepatlah, kau masih ada waktu sebelum aku melewati imigrasi"


"Jangan mengharapkan kedatangan ku"

-tuuutttt-

Pukul 5 pagi,
Aku dan Jihoon telah siap di depan terminal keberangkatan menuju Canada.
Sengaja memberikan kejutan untuk terakhir kali menurut Wonwoo.

Hari ini Wonwoo akan berangkat menuju tempat kerja sekaligus tempat tinggal barunya.

Jihoon terlihat masih memaksakan mata sipitnya untuk dilebarkan.

"Noona, Wonwoo hyung akan pergi kemana?" Tanyanya

"Canada"

"Apa itu cukup jauh?"

"Sangat jauh Jihoon ah"

"Aku akan sangat merindukannya" ucapnya sembari menundukkan kepalanya.
Bibirnya mengerucut membuatnya terlihat lebih menggemaskan.

Kedua tangan Jihoon terangkat memberikan ku isyarat untuk menggendongnya.
Ku angkat badan mungilnya, kepalanya ia sandarkan pada bahu ku, ia masih sangat ingin tidur.

Tawa kecil ku terlepas melihatnya yang tak dapat membuka matanya karena rasa kantuk.

"Ya!! Sia ya!!!"
Teriak lelaki jangkung yang kini berlari menghampiri ku, suara berisik karena roda kopernya membuat semua orang terganggu dan melihat kearahnya.
Namun anehnya mereka yang semula memasang wajah ingin memaki langsung berubah ketika melihat paras tampan Wonwoo.

"Aku sudah menebak kau pasti datang"
Ucapnya sembari merengkuhku dan Jihoon dalam pelukannya.

"Tidak ada Jeonghan, aku akan memelukmu sampai puas"
Ucapnya membuat ku terkekeh, namun pelukannya membuat ku sesak karena beban Jihoon.

"Jihoon, bangunlah!"
Kini ia mengganggu Jihoon yang mulai terlelap, mengacak rambutnya kasar hingga sang pemilik mengerjapkan mata terpaksa, tangan mungilnya ia pukul kan pada Wonwoo.

Wonwoo tertawa, mengambil alih Jihoon bergantian menggendongnya.

"Kajja kita makan" ajaknya sembari menarik tangan ku,
lebih ke menggenggam jemari ku.

Rasa hangat ini lagi,
Untuk terakhir kali aku merasakannya.

Senyuman ku merekah, melihat Wonwoo yang jauh lebih baik dari terakhir kali ku melihatnya.

Therapying MR. Yoon JeonghanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang