Don't forget to click bote button and comment😙
Suara ribut di ruangan berhasil menyadarkan ku dari lelap.
Sialan, ini tidur ternyaman ku dari beberapa hari ini yang kesulitan tidur karena Jihoon sakit dan mengharuskan ku untuk tidur lebih larut.semalam demam Jihoon sudah menurun, alhasil aku juga bisa tidur lebih awal.
Jeonghan selalu pulang larut, entah kenapa pekerjaannya selalu membuatnya pulang lebih dari jam kerjanya, terkadang juga ia harus menginap dikantornya.
Mata ku terbuka sedikit demi sedikit, terasa sangat berat, ingin melihat keadaan kenapa ramai sekali.
Pelayan terlihat sibuk melintas di ruangan ku, membuka lemari satu hingga yang lain, membuat ku kebingungan hingga kini kupaksa diri untuk menegakkan tubuh.
"Wae wae wae?? Ahjumma! Ada apa? Kenapa? Kenapa ribut sekali? Kenapa membuka lemari ku? Bukankah itu-"
Sebuah tarikan berhasil membuat ku terdiam, rengkuhan tangan hangat yang berhasil melingkar di perutku membuat ku semakin bertanya.
"Ya... Jeonghan ah" panggilku, melihatnya yang masih terpejam dengan rambut acak abu nya membuat ku kegemasan.
"Aku menyuruhnya memindahkan barang barang ku"
"Kenapa?"
Memindahkan barangnya?
Ke kamar ku?Sebentar
"Kau tak mau tidur di ruangan ku, jadi lebih baik aku yang tidur di ruangan mu" ucapnya tanpa beban, matanya ia buka perlahan, kemeja putih dengan dua kancing teratas yang terbuka, dan lengan yang ia lipat berhasil membungkam ku.
Tak ada yang bisa kuucapkan selain mengagumi parasnya.
Chuu~
Sebuah kecupan singkat mendarat di bibirku, senyum nakalnya ia ulas, sembari terkekeh kecil.
"Morning kiss" celetuknya, pipiku mungkin sudah memerah, namun sudah tak ada kata malu lagi dihadapannya, percuma saja, ia selalu menangkap basah ku saat mengagumi parasnya atau salah tingkah karenanya.
"Ya!, mandilah dan ganti baju"
"Ini Weekend, kenapa harus mandi lebih cepat"
Jawabnya malas"Kau bau"
"Kau minum ya semalam?" canda ku
"Ya!, ayo kita ke dokter" balasnya
"Kenapa?" Tanya ku keheranan
"Ada yang salah dengan hidung mu"
"Sudahlah cepat mandi!!" Ucapku sembari mendorongnya agar turun dari kasur. Ia mematuhi ku, menegakkan tubuhnya untuk mengumpulkan nyawanya yang belum 100% kembali.
"Tidak mau sekalian?" Tanyanya sembari memiringkan wajahnya, melirikku nakal.
"YA!!!" teriak ku memukulkan bantal pelan ke kepalanya.
Ia tertawa puas sembari berjalan terhuyung ke kamar mandi.
Muka ku kini memanas, ucapan dan tindakan pagi dari nya yang masih saja membuat ku malu untuk ku cerna.
"Noona!!!!" Malaikat kecil yang tiba tiba masuk dari celah pintu raksasa menghambur ku pelukan. Ia sengaja meloncat ke kasur dan terhuyung memelukku.
"Ya uri Jihooni" balas ku sembari mengusap dahi nya, mengecek suhu tubuh yang kini sudah kembali normal, sikap cerianya pun juga sudah normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Therapying MR. Yoon Jeonghan
Roman d'amour[COMPLETED] Yoon Jeonghan pimpinan grup Yoon, memiliki satu anak, namun kehidupannya berantakan setelah kejadian hebat menimpa dirinya. Sang istri meninggalkan dunianya ketika kebahagiaan datang, ya, ketika buah hatinya merasakan atmosfir bumi, ibun...