16

1.4K 156 2
                                    

Jangan lupa vote ~~~

Jihoon berlarian di bukit jauh dari penginapan, disini tidak terlalu dingin, masih terkena matahari, dan pemandangannya pun masih sangat indah, rerumputan dan pepohonan hijau menghiasi bukit yang katanya jarang dijamah wisatawan, kata Jeonghan. Entah ia mengetahuinya darimana, setauku Jeonghan tidak pernah melakukan wisata, tapi tak tahu kenapa saat ini dia sangat sok tau.

"Noona!! Buat kan aku jaring!! Aku sangat ingin menangkap kupu kupu itu" rengek Jihoon yang masih saja berlarian mengejar kupu kupu ia juga tak ragu untuk melompat kecil berharap dapat meraih yang diinginkannya. Sweather biru kebesarannya membuatnya semakin terlihat menggemaskan, Seungkwan memberikannya.

"Jihoon-aa!!, hati hatii nanti bisa jatuh!" Teriak ku dari VW Bus yang kami gunakan untuk menuju ke tempat ini, Jeonghan yang memesan.

Ku keluarkan semua alat bakar dan juga bahan makanan yang telah ku beli saat menuju kesini.

"Ada yang bisa kubantu?" Suara berat namun terdengar merdu itu kini mengalihkan perhatian ku, matanya masih sayu, ia baru saja bangun tidur, entahlah kenapa ia terlihat lelah, sepertinya tadi dia sempat tertidur di hotel meskipun hanya 30 menit. Seungkwan juga masih terlelap.

"Lihatlah sudah hampir semuanya keluar" ucapku sembari mendesah sengaja pura pura kesal.

"Biarkan aku yang mengeluarkan sisanya" ucapnya yang dilanjutkan dengan melipat lengan panjang kemeja putihnya sesiku.

Kegiatan ku terhenti, ketika Jihoon semakin menjauh dari pandangan ku.

"Jeonghan ah, Aku mengejar Jihoon dahulu" ucap ku panik, karena Jihoon masih saja berlari dan menjauh.

"Apa perlu aku yang mengejar?" Tanyanya yang masih memindahkan beras dan juga daging yang merupakan barang terakhir di bagasi.

"Ne, tolong ia semakin menjauh" pinta ku pada Jeonghan, Jeonghan langsung saja berlari tanpa aba aba, membuat ku terkejut bagus juga lariannya.

"Sia ya, kenapa kau panik??" Tanya Seokmin yang tiba-tiba datang entah darimana.

"Ya!! Kau kemana saja Oppa?, Jihoon hampir saja hilang karena kau melalaikan pekerjaan mu" ucap ku masih melihat Jeonghan yang mengejar Jihoon.

Jeonghan berhasil menangkap Jihoon, Jihoon tertawa, Jeonghan pun juga, kini Jihoon memeluk Jeonghan, erat. Jeonghan melirik ku, melambaikan jempolnya meskipun masih belum membalas pelukan Jihoon, kini tangan kirinya membalas pelukan Jihoon dengan melingkarkan tangannya pada punggung Jihoon.

Ku lipat tangan ku kedepan dada, bahagia sekali melihat pemandangan ini. Ujung mataku melihat bayangan Seokmin yang juga melakukan hal sama dengan ku. Pandangan ku beralih pada lelaki sebelahku, ingin memastikan apa benar gerakannya mengcopy ku?, dan benar, sekarang giginya terlihat karena senyuman lebarnya.

"Ya, Sia ya, kau memang hebat, ingin ku menangis melihat pemandangan ini" ucapnya tiba tiba membuat ku terbahak.

"Menangislah cepat, aku ingin tau" balas ku.

"Kau, sudah melupakan kejadian-" ucapannya terputus, kini ia menggaruk kepalanya, ragu akan pertanyaannya sendiri.

"Kejadian apa?" Tanya ku penasaran

"Bunga" jawabnya singkat, salah tingkah, aku benci Seokmin yang seperti ini. Membuatku semakin berfikir keras karena penasaran. Apa yang dia maksud.

Bunga??

Apa itu anniversary ku dengan Wonwoo, ahh betul, aku sangat jatuh pada hari itu.

"Aku tak bermaksud untuk merusak kebahagiaan mu hari ini Sia ya, Mianhae, jangan cemberut seperti itu, tersenyumlah seperti tadi" Seokmin bersikeras menyadarkan ku pada pikiran ku yang lalu, kedua telapak tangannya di gosokkan mengarah pada ku, tanda untuk meminta maaf.

Therapying MR. Yoon JeonghanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang