33

1.3K 137 3
                                    


Lamaaaa banget ngga update, berusaha buat dapet inspirasi2 huhuu
Jangan lupa vote komen yaaa❤️❤️



"Good Achim" ucap lelaki yang sedari beberapa hari ini membuat ku naik darah.
Balutan handuk kimono putih melingkari tubuhnya yang kini sedang berdiri menatap kaca besar yang memperlihatkan pegunungan salju di sekitar kota meskipun tertutup kabut tipis, tangannya pun sedang sibuk mengaduk kopi.

Entah kenapa suasana ini memberanikan ku mendekati lelaki yang sedang tak memperhatikan ku.

Ku lingkarkan tangan ku pada pinggangnya membuatnya terkejut.

Punggungnya tergerak, sedang terkekeh  entah mungkin karena sikap ku yang tak biasa.

"Kau begitu merindukan ku?" Tanyanya menggoda, Aku hanya diam menikmati gerakan punggungnya.

Iya Aku begitu gila karena merindukan mu disisiku, meskipun hanya tidur di sampingku keberadaan mu kini membuat ku candu.

"Kopi?" Tanyanya lagi berusaha membuat ku menjawab perkataannya.

Aku hanya menggeleng lemah dibelakang punggungnya.

Tangannya berhenti bergerak, meletakkan cangkir kopinya pada nakas yang tak jauh darinya.

"Wae?" Tanyanya yang melepaskan tangan ku dan membalikkan badannya.

Ia tautkan kembali tangan yang tadi ia lepas pada lehernya, membuat ku menatap paras tampan dengan poni tipis yang menutup sedikit matanya.

"Apa kau begitu menyukai kesendirian?" balas ku, tangannya kini ikut melingkar di pinggang ku.
"Maksud mu?"

"Kau tak merindukan ku?" Bisik ku lagi entah kenapa rasa kesal yang selama ini terpendam keluar begitu saja menjadi kata kata tajam yang berharap dapat menusuknya

"Apa kau perlu menanyakannya?" Tanyanya kembali, aku hanya menggeleng pelan.

Melepas tautan tangan ku pada lehernya, seperti percuma bertanya padanya, lebih baik Aku bersiap untuk menjemput Jihoon

Namun tangan Jeonghan tak lepas dari pinggangku, semakin ku lepas tangan ku padanya semakin ia mengeratkan pelukannya membuat ku terjatuh pada dada bidangnya.

Nafas beratnya terasa di setiap inchi kulit tengkuk ku yang terbuka.

"Aku menahannya untuk saat ini" ucapnya berbisik, sengaja ia mengatakannya dengan pelan dan nada yang berat membuat ku semakin menginginkan lelaki ini.

"Kau menggemaskan jika marah" ucapnya lagi, bibir tipis yang sempat mengeluarkan senyum nakal kini mendarat di bibir ku, aroma kopi yang keluar dari kecupannya membuat ku semakin memperdalam tautan kami.

"Bagaimana, Aku sangat menginginkan mu saat ini" ucapnya menggoda

"No no, Jihoon tidak mau menunggu ku terlalu lama"

"Nanti malam?"

"No no" jawab ku lagi menggoda, dan berhasil melepas paksa tangannya yang masih berada dipinggang.

"Hyung!! Gawat!!!" Seperti pengganti dari kebiasaannya yang masuk kamar sesuka hatinya tanpa mengetuk pintu, kini Seungkwan berteriak sembari mengetuk pintu tak aturan di luar kamar kami.

Jeonghan memutar matanya kesal, harusnya hari ini ia menikmati liburan tanpa ada gangguan pekerjaan, namun sepagi ini Seungkwan telah menyambutnya dengan suara khas penagih kerjaan.

"Wae?" Ucap Jeonghan di depan pintu kamar tanpa menyuruh Seungkwan masuk.

"Gawat!! Gawat!!!!" Ucapnya yang menerobos masuk kamar kami, berjalan kearah ku dan mengambil kopi yang menganggur di atas nakas, membuat ku bertanya tanya.

Therapying MR. Yoon JeonghanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang