20

1.4K 166 10
                                    


(Edited bagian akhir hehehe, terlalu buru buru kemarin)
Jangan lupa klik tombol vote~~ 🙃🙃




"Sudah 4 hari dan kau masih bungkam?"
Kim Jina.
Wanita kecil dengan paras rupawan salah satu sahabat ku.
Kenal, karena kami berada dalam satu organisasi peduli yayasan.

Ia begitu murka setelah aku mengadu padanya, 4 hari Wonwoo kembali ke Seoul dan aku masih belum bisa mengatakan semua pada Wonwoo.

"Aku baru bertemu sekali semenjak ia kembali ke Seoul" jawab ku,
memang begitu adanya. Jeon Wonwoo, seorang calon penerus perusahaan kini tengah disibukkan, proyek kerjanya semakin meningkat, karena perusahaan pesaingnya sedang sedikit terguncang, dan kini perusahaannya sedang berusaha menaik daun.

Alhasil, ia melupakan rasa rindu yang sedari awal ia sampaikan, dan aku semakin dibuatnya berfikir 3x lipat, bagaimana cara menyampaikan dosa ku padanya.

"Jina ya, aku bisa gila jika tak segera mengungkapkan kebenarannya"
4 hari dengan pikiran sama yang berulang, tak menenangkan. Semakin gila dibuatnya, rasa bersalah yang semakin menumpuk.

Eomma juga mendorongku setiap harinya untuk segera memberi tahu Wonwoo, sampai sampai Eomma yang akan mengatakannya sendiri. Takut Wonwoo tak terima dan menjahatiku.

Tapi tidak akan, aku tahu Wonwoo, bagaimana sebenarnya ia sangat lemah menghadapi wanita.

"Lebih baik, temui dia di kantornya, dan ajak dia makan"
Jina mengatakannya seperti tak ada beban, ia masih berkutat dengan Macbook nya.

"Sebenarnya kau sedang apa?" Tanya ku menyelidik, aneh saja. Menurut ku Jina bukan wanita yang menyibukkan diri dengan pekerjaan.

"Ani" jawabnya. Masih tak dapat meninggalkan perhatiannya pada layar di depannya.

-DDdrrtttt-
Getar ponsel ku mengalihkan perhatian, lambang berwarna kuning muncul tanda sebuah pesan masuk.

Aku membukanya dengan malas, takut antara Eomma dan Wonwoo yang memberiku pesan.

Seokmin Oppa
Nae Deongsaengii~
Bagaimana kabar mu?,
maaf baru menghubungimu
Aku dan Hyung sedang mencari udara segar.
Kau?
Aku rindu,
Kufikir Jeonghan Hyung sudah membaik, ia benar benar lelaki hebat, semua pemegang saham bisa takluk padanya. Aku benar benar bersyukur mempunyai adik ipar sepertinya.
ㅋ ㅋ
Maaf aku belum bisa menghubungi mu.

Mata ku memanas melihat wajah 2 lelaki yang telah mengisi hidup ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mata ku memanas melihat wajah 2 lelaki yang telah mengisi hidup ku. Air mata tak dapat terbendung.
4 hari dan aku sudah merindukannya setengah mati.

Melihat wajah pucat Jeonghan, jantung ku semakin membuncah, rindu,
rindu pagi ku yang selalu disambut dengan senyum tipis dan juga raut muka polosnya.

Ku tenggelamkan wajahku pada tangan yang tersusun di meja, isak yang keluar benar benar sudah tak dapat ditahan.

Ternyata aku memang sudah bergantung pada manusia manusia ini. Kini aku sendiri tak seperti dahulu, rasanya setengah raga ku tak ada, seperti tak hidup.

Therapying MR. Yoon JeonghanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang