32

1.5K 149 6
                                    




don't forget to click vote button and comment














"ha~" desah ku selama satu jam ini

"Wae Wae? Satu jam kau hanya mendesah disini sangat mengganggu ku" ucap wanita berambut pendek dengan sweater rajut merah yang serasi dengan topi rajut nya.


"Ani" ucap ku lagi, ingin menjelaskan apa yang ku rasakan namun berat mengatakannya, seperti akupun tak tahu dengan jelas sebenarnya apa yang terjadi dengan ku saat ini.


"Hmm, Ceritakan pada ku" ucapnya lagi, kini ia telah menutup laptop kerja nya dan sepenuhnya memandangku, memberikan perhatian lebih pada ku agar dapat mengungkapkan semuanya yang terasa mengusik saat ini.


"Jia ya" desah ku ingin memulai menceritakan keluh kesah ku.


'Drrrtttt' tiba-tiba saja getaran ponsel di meja merusak atmosfir keseriusan yang telah tercipta , segera ku angkat ponsel ku, berharap seseorang yang sedang ku rindukan menghubungi, seakan mengetahui melalui sinyal telepati dari ku bahwa aku sedang membutuhkan nya.

Namun nihil, bukan berasal dari ponsel ku


"Ah, Mian~" ucap nya sembari mengakat panggilan yang muncul dari ponsel nya

"Ne Oppa~" ah Sungguh kesal mendengar suara manjanya membuat ku begitu iri padanya.





"Jadi?" Lanjut nya setelah mengakhiri panggilan dari kekasihnya, ya Seokmin Oppa.


"Sepertinya badan ku sedang tidak bersahabat, lebih baik aku pulang saja" ucap ku beranjak dari kursi.


"Ya~~ Sia ya!, Ya, Aku antar Kau pulang" ucapnya menahan tangan ku agar menunggunya membereskan barang-barang yang sedari tadi ia gunakan untuk mengabaikan ku. Ah tidak bukan seperti itu, ia wanita karier dengan pekerjaannya yang menumpuk, sedangkan aku? hanya ibu rumah tangga yang tak ada kesibukan dan hanya meratapi sepi yang tiba-tiba menghantui.








Hampir 2 minggu setelah Jeonghan begitu manis dengan ku, setelahnya ia menghilang begitu saja, pulang petang dan berangkat begitu pagi, ketika di rumahpun ia hanya menghabiskan waktunya di ruang kerja, sama sekali tak menyapa ku atau menyempatkan sarapan dengan ku.

Ahh kepala ku sakit hanya karena memikirkannya, entah kenapa aku terlihat sangat kekanakan kini, namun ini juga kesalahannya, kalau memang ia akan memperlakukan ku seperti ini, tak perlu ia memberikan ku kehangatan, dengan sikap maupun perkataan. kini Aku sungguh kesal, terkadang Jihoon yang terkena imbas kekesalan ku.











"Sia-ya, mungkin kini kau tak mau cerita apa yang terjadi, namun kau bisa menelpon ku kapanpun kau mau" ucapnya setelah berhenti di depan gerbang kediaman ku.


"sudahlah, urus Seokmin oppa saja" ucap ku sembari keluar dari mobilnya

"Terimakasih" tak lupa setidaknya kuucapkan terimakasih karena telah memberikan ku tumpangan untuk pulang, meskipun masih saja mood ku buruk.








"Nona, sudah kembali?" sambut kepala pelayan, ikut terkejut tak biasanya ia berada di rumah pada saat ini, 2 minggu ini ia juga ikut disibukkan oleh pekerjaan Jeonghan.


Aku hanya terdiam dan melewatinya, entah kenapa semua orang begitu menyebalkan hari ini, hanya ingin mengumpati mereka satu per satu rasanya, sungguh menyebalkan.








'Buk' suara tubuh ku yang sengaja ku jatuhkan di kasur tempat ku bersandar 2 minggu ini, hanya benda ini yang tak menyebalkan untuk ku, dan juga Jihoon. Jihoon pun sedang sibuk dengan kegiatan sekolahnya kini.


Therapying MR. Yoon JeonghanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang