"Noona" suara Jihoon berbisik di telinga Sia yang kini masih terpejam karena lelah.
"Hmm" jawab Sia setengah tersadar, Ia mulai berusaha berkelut dengan pikirannya, mencoba mengembalikan serpihan ingatan yang hilang dengan mata terpejam. Pasalnya karena pesta, ia terpaksa meminum alkohol, yang jelas ia tak bisa meminumnya seperti orang korea pada umumnya, dan berakhir seperti ini.
Sia mengingat kembali ia datang kepesta, ia mengucap janji, ia bertemu Jina, ia minum banyak alkohol karena Jeonghan mengajaknya bertemu beberapa tamu, Jihoon pulang terlebih dahulu tanpa Sia dan Jeonghan, dan terakhir Sia mendengar kata kata Noona! Jelas Jihoon memanggilnya.
"Ya!!" Kata pertama yang diucapkan Sia sebagai ibu Jihoon, dengan rambut acak tak teratur, dan juga bukan piyama kelas atas yang ia gunakan, hanya kaos oversize dan juga celana pendek lusuh. Entah kenapa ia memilih baju ini sebagai baju tidurnya, dengan kasur king size berwarna coklat yang dipadukan warna gold mewah, sentuhan merah darah membuat kamar Sia terlihat lebih feminim dan elegan. Sebelumnya Sia tak melihat bentukan kamarnya sedetail ini. Sungguh tidak pantas dipadukan dengan kaos dan celana lusuh, pikirnya.
"Noona! Temani aku bermain!" Jawab Jihoon tak peduli dengan bentakan Sia sebelumnya, mungkin sudah terbiasa.
"Kemarilah" ucap Sia sembari menepuk tempat kosong disampingnya. Kini Sia sudah sepenuhnya sadar dan terduduk dari posisi sebelumnya. Ia mengambil alat kucir di meja dekat kasurnya, lalu mengucir kuda rambut yang tak terlalu panjang.
Jihoon mengikuti arah tangan Sia, ia duduk di samping Sia.
"Jihoona-a" panggil ku
"Ne" jawabnya, kini ia bermain dengan tangannya, entah apa yang dimainkannya.
"Kau lupa aku ini sekarang menjadi ibu mu, resmi" ucap ku dengan nada sedikit ku imutkan, agar tidak canggung. Sebenarnya aku lebih nyaman Jihoon memanggil ku Noona, tapi kami akan sering sekali berhadapan dengan media kini, aku tak ingin ia salah bicara di depan media.
"Ne, eomm~~ noona, aku tak bisa noona" ucapnya kini ia pergi berlari meninggalkan ku. Assh jinjja Jihoon.
Sia bangkit dari tempat tidurnya, ia menatap jam dinding sebentar melihat bahwa kini memang benar benar siang. Pukul 10 pagi KST. Sia mengambil handuk kimono yang digantung di depan pintu kamar mandi, tanda bahwa pelayan sudah mempersiapkan kebutuhannya di rumah yang baru ia huni, lalu dilanjutkan dengan menutup pintu kamar mandi dan menyalakan shower.
Setelah Sia selesai dengan kegiatannya, ia sudah berganti pakaian dengan baju kemeja berwana pink yang dipadukan dengan rok panjang sampai bawah lutut namun di atas mata kaki, rambut yang telah ia gulung ke atas dengan beberapa perhiasan dan make up natural, benar benar istri seorang CEO, batin semua palayan yang menghuni rumah Jeonghan.
"Annyeonghaseyo" sapa semua pelayan yang sedang berkegiatan di rumah Jeonghan. Sia membalas dengan senyuman sembari menuruni tangga, ia juga mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Jihoon.
Aku hanya mengikuti insting ku, rumah ini benar benar membingungkan, karena banyak sekali lorong yang entah ruangan apa yang disediakan disana, kini aku hanya mengikuti lorong terpendek dan bercahaya terang, aku berjalan mengikuti arah cahaya hingga ujung, sampailah pada pintu raksasa yang di baliknya terdapat seseorang. Jeonghan berdiri di sana, dikelilingi dengan berbagai tanaman, ia memegang gelas entah berisikan apa, aku hanya ingin mencari Jihoon, tapi tidak ada salahnya jika aku menyapanya pagi ini.
"Annyeong" sapa ku, masih tak ku sangka teman kecil ku menjadi suami ku meskipun hanya kontrak.
"Kau sudah bangun?, aku harus bekerja, dan eomma menyuruhku menyapa mu sebelum kerja, aish" keluhnya tiba tiba membuat ku mengernyitkan kening, ternyata sifatnya masih sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Therapying MR. Yoon Jeonghan
Romance[COMPLETED] Yoon Jeonghan pimpinan grup Yoon, memiliki satu anak, namun kehidupannya berantakan setelah kejadian hebat menimpa dirinya. Sang istri meninggalkan dunianya ketika kebahagiaan datang, ya, ketika buah hatinya merasakan atmosfir bumi, ibun...