22

1.3K 156 14
                                    

Jangan lupa klik tombol vote ya gaiseu~ 🤗






Sia masih terjaga di balik selimut putihnya, Ibunya baru memeriksa bagaimana keadaannya, mengingat semalaman sang anak menangis tersedu hingga terdengar sampai ruangannya.

Namun Sia hanya terdiam, seakan tertidur dibalik selimutnya, Kondisinya masih tidak memungkinkan, untuk bercerita bagaimana rumitnya drama semalaman dengan lelakinya.

Sia memutuskan tak mengantar Jihoon pagi ini, ia tak mau Jihoon bertanya lebih jauh tentang mata sembapnya.

"""""""


Jeonghan benar benar tak membalas pesan dan juga panggilan ku.
Setelah Jeonghan menelpon ku semalam, yang alhasil berujung Wonwoo yang mengangkatnya, perang dinginpun sedang terjadi.
Lagi.

Namun kenapa jadi aku terseret?, kenapa Jeonghan tak mau membalas ribuan pesan dan jutaan panggilan dari ku?, jelas jelas itu aku, sudah kukirim pesan panjang menyatakan bahwa Istrinya lah yang akan menghubunginya, namun nihil, tetap tak ada respon.

Seokmin juga tak dapat dihubungi.

Apalagi Seungkwan, Seungkwan yang paling tak ada waktu disana, jangankan untuk mengangkat telpon, mungkin untuk makan saja Seungkwan mengesampingkannya.

Getaran panjang dari ponsel ku yang bergesekan dengan nakas mengeluarkan suara yang sangat mengganggu.
Jantungku berdetak, mungkin Jeonghan atau Seokmin menghubungiku

"Jeong!"

"Sia ya, kau.."
Aku salah tingkah.

"Mianhae!, Mian Aku tak bermaksud, Aku hanya menantikan panggilan Seokmin tidak lebih"

Ucap ku panik,
Siapa lagi,
Pemiliki suara berat ini, Jeon Wonwoo.
Aku memang bodoh, memutuskan untuk mengangkat telpon tanpa melihat siapa si pemanggil.

"Bersiaplah, malam ini peluncuran proyek resmi ku"

Aku masih terdiam,
Proyek resmi macam apa yang aku harus ikut?
Oh aku lupa, aku masih menjadi wanitanya.

"Nyonya Jeon?, kau masih disana?, Aku akan menjemputmu pukul 7 berdandanlah"

Nyonya Jeon?,
Bukannya senang namun hati ku terasa teriris, sakit. Seperti menghianati suami ku semakin jauh.

"Wonwoo ya, apa akan ada media?"
Tanya ku hati-hati, mengingat ini proyek kembalinya perusahaan Jeon, dan aku sangat paham posisi ku sekarang, bagaimana jika media menyorot ku yang datang bersama Jeon namun tanpa suami?

Sudah gila jika memang benar seperti itu.
Kemana otak Jeon Wonwoo.

"Pasti, bukannya kau pernah mengikuti acara seperti ini? 4 tahun lalu, pembukaan proyek mall Ayah?"

Iya aku ingat betul, tapi saat itu, kami jauh dari sorotan, Joon Wonwoo masih belum kandidat terkuat untuk penerus perusahaan.
Namun saat itu, sungguh nyaman berada didekatnya.

Tidak seperti sekarang.

"Wonwoo ya, bukankah tidak baik disorot media jika kita berangkat bersamaan?"
Tanyaku sangat berhati hati, takut menyulut emosinya kembali.

"Tentu itu yang ku incar, mencari perhatian media, agar kau terlepas darinya"
Lelaki ini memang bukan Jeon Wonwoo yang ku kenal sebelumnya, rasanya ingin ku sumpal mulutnya dengan apapun yang ada disekitar ku.

"Lalu kau tak peduli dengan image wanita penggoda lelaki? Yang pasti akan tertempel jelas pada dahi ku nantinya. kau gila Jeon Wonwoo, kurasa kau telah melebihi batas"

Therapying MR. Yoon JeonghanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang