30

1.9K 169 17
                                    

Jangan lupa vote nya ya 🤗












Jemari yang menyisir rambut ku berulang kali berhasil membangunkan ku dari tidur yang kurasa paling nyenyak selama ini.

Sebentar.

Tidur ternyenyak?
Karena semalam?
Bukankah tangan ini?,
Kuurungkan niat ku untuk membuka mata karena takut akan canggung yang muncul.

Tangannya yang sedari tadi memainkan beberapa helai rambutku kini terdiam, beralih menyisir anak rambut yang menghalangi wajah ku.

Deru nafasnya menyapu wajah ku menandakan betapa dekat jarak wajahnya dengan ku.

Nafas ku tertahan.
Degupan jantungku kembali berpacu.

Sial.

Kecupan lembut mendarat di kedua mataku bergantian, membuat ku terkejut.

"Mowning" bisiknya, tepat di telingaku, berhasil membuat bulu ku meremang.

"Ya!"
Balas ku, merasa kamuflase ku gagal, lebih baik aku membentaknya daripada malu.

Ia tersenyum, kepalanya ia sandarkan pada tangan yang menekuk, hingga posisinya miring menghadapku, dan lebih tinggi dari ku.
pandangannya sama sekali tak beralih dari ku, sesekali melirik bibir ku, membuat ku semakin salah tingkah.

"Ya, kau tidak kerja hari ini?"
Ucap ku mencoba mencairkan suasana, agar lepas dari keadaan panas ini.

"Bukannya aku pimpinan?, bisa sesuka ku mau bekerja atau tidak" balasnya, masih dengan ekspresi yang tidak biasa menurutku. Ahh sangat mengganggu ku.

"Kalau begitu aku akan bersiap terlebih-"
Tiba tiba tangannya yang bebas menarik pinggangku berhasil membuat ku terjatuh setelah berusaha untuk bangkit dari tidur.

"Yaa!"
Sekali lagi, gertakan tertahan ku masih diabaikannya, kini ia beralih menahan tubuhnya diatas ku.

"Bagaimana?, aku ingin sarapan terlebih dahulu"
Ucapnya dengan nada yang sangat menggangguku. Apa yang dimaksud sarapan dalam konteks ini?, kenapa ia tak segera bergegas untuk makan di tempat yang tepat?

"Bagaimana?, apa aku boleh mendapatkan sarapan ku?" Ucapnya.

"Mwoya?, cepatlah makan jika lapar!!, ming-"

Ia berhasil membungkamku dengan bibirnya,
Gerakan tuntunannya membuat ku larut dan tak dapat menolaknya,
semakin dalam permainannya semakin jauh juga aku menginginkannya.


'Brakk'
Pintu terbuka tiba tiba, Jeonghan segera menjatuhkan badannya di sisi ku, pura pura tidur, begitu juga dengan ku.

"Noonaaa!!, kau tidak mengantar ku ke sekolah lagii??"

"Tuan muda, T-tuan muda, paman yang akan mengantar, nona masih tidak enak badan" ucapan ahjussi membuat keringat ku semakin bercucur karena salah tingkah, tangan jeonghan yang berada d balik selimut bermain, melingkarkannya pada sekitar perutku membuat ku kegelian.

"Apa Noona dan Appa semalam demam ahjussi?, kenapa mereka tidak memakai baju? Mereka baik baik saja kan Ahjussi???"

"Ayo tuan muda, sudah hampir terlambat, nona dan juga tuan baik baik saja, semalam sempat demam sedikit tapi ahjussi sudah mengatasi semua, kajja kita berangkat"

"Waa Ahjussi memang cwigo!!"

'Ceklek'
Pintu tertutup.





"Yaaa!!!! Kau gilaa!! Kenapa tidak mengunci pintu kamar jika ingin melakukan hal hal seperti itu!!" Teriak ku seketika, sembari menutup penuh wajahku dengan tangan, kurasa muka ku sudah seperti kepiting rebus.

Therapying MR. Yoon JeonghanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang