13

1.3K 158 0
                                    




Voting dulu yuk sebelum lupa :)


"Sia ya" panggil Jeonghan yang telah siap dengan tas jinjing berada di tangannya, kini ia bersandar didepan pintu kamar istrinya, melihat sang istri masih terlelap.

"Appa?" Panggil seseorang membuat Jeonghan terkejut, ia melirik kearah bawah, melihat sang anak yang belum ada sepinggangnya.

Jeonghan membungkukan badanya, mengusap rambut Jihoon sebentar sembari menatapnya. "Jihoon ah, A... Appa boleh minta tolong?" tanya Jeonghan kaku karena kata kata Appa yang jarang sekali ia gunakan.

"Ne Appa!" jawab Jihoon semangat

"Bangunkan Seungkwan hyung" ucap Jeonghan lembut, membuat Jihoon mengangguk kegirangan. perintah pertama dari sang Ayah yang dilotarkan padanya, Jihoon segera berlari menjauhi Jeonghan. Sang Ayah hanya melirik hingga anaknya menghilang dari pandangannya.

Lelaki perawakan tinggi namun tak berisi ini melangkahkan kakinya mendekati sang istri yang masih berbaring.

"Ya, Sia ya" suara berat nan lembutnya keluar dengan sentuhan halus yang menggoyangkan tangan wanitanya, seperti tak ingin membuat sang wanita terkejut, ia menggoyangkan tangannya dengan lembut.

Nihil, hanya gerakan yang tercipta, gerakan yang berhasil membuat sang Lelaki menarik sudut bibirnya, hingga giginya terlihat, ia menggerakkan bahunya sembari tertawa yang ditahan. Ia sangat puas melihat bagaimana posisi tidur sang istri kini, tak mau kehilangan momen, ponselnya ia keluarkan untuk diabadikan.

"Yak bangunlaah" suaranya kini berubah, sedikit lebih keras, kini ia tak tanggung tanggung langsung mencubit pipi wanitanya, sembari mendudukkan diri di pinggiran kasur.

"Akk" pekik sang korban. Jeonghan masih menahan tawa.

-----

"Akk" terkejut entah bagaimana suaraku terlepas begitu saja, tangan ku secara tak sengaja menyentuh hal aneh yang kini bertengger di pipi kiri ku, mata yang masih memanas karena di paksa untuk terbukapun masih setengah terpejam.

Suara tawa yang ditahan kini mengganggu indra pendengarku, menyadari siapa yang mengganggu tidur pagi ku kini, segera ku buka kedua mata dengan sempurna.

"Mwoyaa" Ucap ku, makhluk yang sempat membuat amarah ku membuncah semalam kini terdiam, mengukir senyum tipis setelah menahan tawa.

"Kajja" ucapnya sembari menghapus air mata yang bertengger di ujung matanya, entah kenapa dia bisa tertawa sebegitu bahagianya, aneh untukku.

"Aku tak mengerti" ucapku kembali, pura pura hilang ingatan.

"Cepat ganti baju, Jihoon dan Seungkwan sudah menunggu" ucapnya lagi, ia berdiri menyibak korden yang otomatis membuat cahaya kini sudah tinggi masuk.

"Ahh Mian aku sungguh lupa" jawabku kini mendudukkan badan, dengan rambut yang masih acak, lelaki ini masih berdiri di depan jendela raksasa, menikmati pemandangan luar sepertinya, namun kegiatannya sempat menarik perhatian ku, cahaya yang masuk ruangan mengenai parasnya, membuatnya terlihat sangat tampan.

Tangannya di masukkan kedalam saku celana coklat santai. Masih saja tak bersuara karena melihat keindahan yang diciptakannya, hingga yang menjadi pusat perhatian menoleh, membuat ku salah tingkah, ia menangkapku, ketahuan mataku terlalu menikmati parasnya.

Senyum liciknya keluar, tas jinjing yang sedari tadi dibiarkan tergeletak di lantai kini sudah ia bawa, mendekatiku

"Kajja, kau lama sekali"

"YAAAAAAA!!!!!!" Teriakan cemprengku memenuhi seluruh ruangan, bagaimana tidak, kini ia mengangkatku ala bridal style dengan baju lusuh ku, baju tidur warna pastel hadiah dari Seokmin oppa, teriakan ku masih saja keluar di setiap langkah ia melewati ruangan dan lorong, membuat pelayan keheranan melihat tingkah bocah ku.

Therapying MR. Yoon JeonghanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang