23

1.4K 154 3
                                    











Pandangan ku tak teralihkan pada lelaki yang kini berambut pirang, yang masih saja melingkarkan tangannya pada pinggangku. Tangan dinginnya mungkin mencoba dihangatkan dibalik jas nya yang sempat menjadi pahlawan karena berusaha melindungi tubuh sang istri yang terbuka.

Aku masih terdiam mematung, melihatnya yang sedang meminum wine. Tak percaya seperti mimpi, beban yang selama seminggu ini menggangguku terasa hilang begitu saja.

"Lihat kedepan, mantan kekasih mu akan memberikan sambutan"
Celetuknya masih enggan melihat ku. Perintahnya tak ku indahkan. Mata ku tetap tak beralih. Bagaimana bisa rambut pirangnya menambah tingkat ketampanannya menjadi dua kali lipat.






"Yoon Jeonghan"
Panggil ku, melihat mata sayunya yang dihiasi lingkaran hitam, membuat ku khawatir.
Pemandangan ini jauh dari gambar dirinya yang dikirim Seokmin waktu terakhir kali ia memamerkan kegiatannya.



"Hmm" balasnya, kini ia membalas tatapan ku, bibir bawahnya ia lipat, seperti mengejek ku, namun terlihat menggemaskan.

"Hmm" balasnya, kini ia membalas tatapan ku, bibir bawahnya ia lipat, seperti mengejek ku, namun terlihat menggemaskan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wae?" Tanyanya, kini ia menggeser badannya, sehingga dapat menatap ku sepenuhnya.


"Neo gwenchana?" Tanya ku, sembari menangkupkan tangan ku ke wajahnya, menyentuh lingkaran hitamnya dengan jemari ku.



Ia terpejam, menyandarkan kepalanya pada jemari ku yang bertengger di kedua tulang pipinya, menengadahkan wajah lelah yang begitu menggemaskan.



"Apa perlu kita kembali sekarang?, kau terlihat kelelahan" lanjut ku. Melihatnya yang masih berantakan dengan pakaian semi santai seperti ini, apalagi tadi ia datang masih dengan masker yang terpasang, pertanda ia benar benar baru mendarat dari penerbangannya.


"Aniyo, aku harus melihat sesuatu"


"Sesuatu?"
Tanya ku penasaran, ia mengangguk penuh semangat.

Setelahnya ia menggeser badannya lagi, melihat arah depan.

Wonwoo sedang memperhatikan kami sedari tadi, Jeonghan mengangkat gelas wine nya, menyapa Wonwoo dari jauh, setelahnya menarik pinggangku ku lagi, agar tak jauh darinya.

Sungguh beban yang tadi hilang kini berganti menjadi rasa khawatir yang meluap. Pasti ada yang direncanakan oleh Yoon Jeonghan.

Aku hanya khawatir jika itu rencana jahat, cukup ia menegaskan bahwa aku miliknya di depan Jeon Wonwoo menurut ku sudah cukup, jangan mengganggu kehidupan Wonwoo yang telah ku sakiti, Aku tak bisa melihatnya semakin berbeda setiap harinya.

"Apalagi yang kau rencanakan" geming ku lirih tak berharap ia menyadari celetukan ku

"Hm?, melindungi mu"
Balasnya, masih tak masuk akal, tak dapat ku pahami. Senyuman nakal khasnya ia keluarkan. Semakin menjadi, jika ia mengeluarkan senyuman ini, pasti akan ada sesuatu. Sial aku benar benar penasaran.


Therapying MR. Yoon JeonghanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang