8

1.6K 159 8
                                    

"Hyung, kau tidak kembali?" Tanya Seungkwan yang mulai merapihkan meja Jeonghan, Jeonghan yang sedang bersandar pada kursi kerjanya dan memperhatikan pemandangan kota Seoul dari kaca yang melingkari ruangannya.

'Ceklek' suara pintu yang tiba tiba terbuka membuat Seungkwan menghentikan kegiatannya dan membalik badan, hendak memaki siapa pelakunya, sangat tidak sopan.

"Hyung!, kenapa tidak langsung bertemu di Sunny" ucap seseorang berbadan kekar dan jakung. Sunny adalah tempat club dimana mereka menghabiskan waktu malamnya.

"Minggyu hyung! Kebiasaan, apa tidak bisa kau mengetuk pintu terlebih dahulu?" Omel Seungkwan pada sahabat Jeonghan.

"Mian Seungkwan-aa~" balas Minggyu sembari memberikan wajah yang menjengkelkan membuat Seungkwan memicingkan mata.

"Kajja" ajak Jeonghan yang kini telah bangun dari kursinya, ia menarik jas yang sedari tadi hanya di sandarkan pada kursi kerjanya.

"Kau tak mengajak ku??" Jinjja!!" Ucap Seungkwan merajuk.

"Sampaikan pada Sia, aku harus menemui sesorang" lanjut Jeonghan dan mengabaikan keluhan Seungkwan.

"Haisshh, baiklah aku juga bisa pergi dengan Seokmin hyung!"

"Nugu?" Tanya Minggyu, sembari menggaruk jambangnya.

"Kau tak perlu tau Minggyu ssi, titip Jeonghan ssi saja" balas Seungkwan yang merubah sapaan akrabnya dengan panggilan formal, membuat Minggyu terkekeh sembari melambaikan tangan pada Seungkwan.

"Tunggu" ucap Jeonghan tiba tiba menghentikan langkahnya sebelum keluar ruangan.
"Kau akan mengajak siapa?" Tanya Jeonghan yang kini membalikkan setengah badannya, kedua tangannya masih berada di saku celana, jas nya tergantung bebas pada lingkar tangan yang terbentuk karena tangan Jeonghan berada di saku.

"Wae wae wae??" Seungkwan membalas dengan nada kesal.

"Ya.." jawab Jeonghan kesal

"Seokmin hyung! Seo-kmin hyung!, Hyung terbaik ku"

"Bukankah Seokmin perwakilan dari yayasan Sia?, Baiklah kau boleh ikut kami, dan ajak Seokmin juga, tolong bawa berkas yang tadi di berikan komite pengawas perusahaan" titah Jeonghan pada Seungkwan yang kini dibalas tatapan tajam Seungkwan.

"Kapan kau tak menyiksaku hyuung" keluh Seungkwan dengan suara tertahan dan gertakan gigi.

"Ya ya, tunggu dulu, jadi kau mengajak ku bekerja??, sial!! Lebih baik aku beralasan tak bisa menemui mu jika tau seperti ini!" Kini Minggyu mengeluh kesal seperti anak berumur 5 tahun.

'Pletak!' Suara Tangan Jeonghan yang baru saja mendarat bebas di kepala Minggyu membuat sang pemilik diam beberapa menit, berusaha mengembalikan kesadarannya.

----

"Ottae?" Tanya pria jakung dengan hidung tajam dan memiliki tanda lahir dibawah mata, matanya yang memandang lawan bicaranya dengan sayu berharap lawan bicaranya dapat mengerti situasi lelaki ini.

Seokmin sudah beberapa hari tak dapat beristirahat dengan tenang, pasalnya pengganti Sia masih belum tersedia, Jina yang awalnya diragukan kini menolak tawaran ketika Seokmin telah yakin bahwa Jina memang pantas menjadi pengganti Sia.

"Seokmin ssi, meskipun aku kenal dekat dengan Kim ahjumma dan juga Kim Sia, tetap saja aku tak pantas menerima tawaran ini, aku tak memiliki hubungan saudara dengan keluarga Kim, dan Sia secara cuma cuma memberikannya pada ku?"  Protes Sia

Seokmin memijit kepalanya kini, perkataan Jina telah berulang kali masuk ke telinganya.

"Jina ssi, Sia yang meminta" ucap Seokmin putus asa
Jina meneguk coklat hangatnya, ia tetap dengan pendiriannya. Seokmin yang merasa di diamkan kini mengacak rambuttnya keras, Jina menghentikan kegiatannya melihat orang didepannya tampak aneh, namun sedetik kemudian Jina tak bisa menahan, Jina tersenyum tipis, melihat tingkah Seokmin yang begitu aneh namun menggemaskan.

Therapying MR. Yoon JeonghanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang