Yunseong menghela napasnya, sudah seminggu sejak ia bertemu minhee laki laki itu seakan kembali hilang ditelan bumi. Reito bahkan menghilang juga, padahal sejak seminggu yang lalu juga yunseong selalu mengantar eunbin pergi bahkan menjemputnya sekolah, tentu untuk bertemu mereka lagi.
Tapi kenyataannya, tak satupun dari mereka muncul batang hidungnya. Keduanya hilang begitu saja tanpa kabar.
Ia sudah mencari beberapa info dari orang orang tentang minhee. Tapi semuanya terasa tak berguna, tidak ada yang mendapat info pasti dimana laki laki yang menjadi ibu dari anaknya itu. Yunseong sempat mendengar minhee tinggal di suatu apartemen. tapi saat ia mengunjunginya, apartemen itu sudah dihuni oleh orang lain. Minhee benar benar menghindari dirinya.
GA SUDI DIA KETEMU ANDA
"Papa?" Yunseong langsung menegakkan badannya yang bersandar pada mobil. Disana eunbin sedang melambaikan tangan padanya. Yunseong tersenyum singkat sebelum menghampiri putrinya.
"Gimana hari ini?" Eunbin menunduk, tangannya memainkan sabuk pengaman yang sudah terpasang dibadannya.
"Rei nda sekolah lagi" nada sedih putrinya terdengar jelas diikuti helaan napasnya.
"Mungkin rei sakit, makanya ga sekolah" sebenarnya, yunseong juga sama khawatirnya. Ia tahu persis kenapa reito tidak masuk sekolah, minhee pasti mencoba bersembunyi darinya.
"Biasanya kalau ada yang sakit, yena ssaem pasti kasi tau. Tapi rei nda dikasi tau" yunseong mengelus pucuk kepala putrinya
"Papa, eunbin boleh jenguk rei?" Mata anaknya terlihat berbinar, eunbin sudah lama ingin bertemu reito.
"Waktu ini, reito janji buat gambar eunbin sama papa. Tapi sampai sekarang rei nda gambar, eunbin juga ingin menagih janji. Nanti kita cuma perlu bayar reito pake buah kiwi, soalnya reito bilang dia suka buah kiwi" yunseong terdiam. Reito menyukai kiwi, persis seperti ibunya
"Emang eunbin tau rumahnya rei?" Yang ditanya menggeleng, "kan papa bisa minta tolong orang buat cariin" katanya polos.
"Nanti ya, papa coba cari. Sekarang kita ke kantor dulu, papa mau ambil berkas sebentar" eunbin mengangguk, yunseong langsung menghidupkan mesin mobilnya, bersiap ke kantor.
"Nenek, rei pengen tidur sama mama" mata rei berkaca kaca, ia sudah tinggal di mansion sekarang. Tetapi sang nenek tidak mengijinkan dirinya sekamar dengan sang mama, padahal biasanya rei selalu tidur dipeluk mamanya tiap malam.
"Rei kan udah besar, dania aja tidur sendiri" sang paman mencoba membujuknya.
Ah ngomong ngomong seongwoo sudah kembali dari rumah sakit, ia tidak suka lama lama berada di ruangan penuh bau obat.
"Nanti mama peluk tiap malam, tapi rei tidur sendiri ya?" Kini minhee yang membujuk putranya
Mereka sedang ada di ruang tengah sekarang. Ada minhee, seongwoo yang sedang menyusui putranya, daniel yang memangku dania, dan nyonya kang yang sedang membujuk cucu pertamanya.
"Nanti kalau rei nda bisa tidur sendiri sampai besar bagaimana? Nanti diketawain sama teman teman" bibir reito mengerucut, "yaudah, tapi mama temenin rei sampe tidur" minhee mengangguk, mencium putranya singkat kemudian beranjak dari sofa.
"Mama buatin puding buat rei karena udah mau tidur sendiri" rei memekik senang diikuti dania. Ah, putri daniel itu juga ikut senang mendengar kata pudding.
"Rasa coklat ya ma" minhee mengangguk, ia berjalan menuju dapur menghampiri kakak keduanya yang sedang membuat teh untuk dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Baby - HWANGMINI
Fanfiction"ya elo emang gampang gue ajak tidur kan? bisa aja lo juga gitu ke orang lain" "kalo ga mau tanggung jawab gausah ngeles, gue bakal rawat dia sendiri supaya pas dia lahir nanti dia bisa tau sebejat apa ayahnya dulu" iya, ini tentang kang minhee yan...