18

7.9K 1.3K 254
                                    

Donghyun dan dongpyo menatap laki laki dengan mata bengkak yang ada dihadapannya. Mobil milik yunseong dan donghyun sudah terparkir rapi didepan kafe. Yah dongpyo tadi membawa mobil yunseong ikut, setelah ia meminta kuncinya dan membiarkan yunseong pergi dengan tunangannya. Untung saja ia tak membawa mobil sendiri tadi.

"Jadi, ayo jelasin semuanya dari sudut pandang elo" dongpyo memulai pembicaraan

Yunseong menghela napas
"Gue.....punya anak" nafas yunseong terasa sangat lemah saat selesai mengucapkan kalimat pertama

"Namanya eunbin, hwang eunbin. Dia seumuran sama reito" donghyun yang baru tau fakta ini langsung berdiri, bersiap meninju laki laki didepannya sebelum tangannya ditahan oleh dongpyo

"Eunbin bukan anak kandung gue" donghyun terhenyak, begitupula dongpyo

"Dia anak kak minhyun. Anak dari kakak gue yang meninggal 5 tahun yang lalu" donghyun bisa merasakan bagaimana beratnya yunseong bernapas saat ini

"Kak minhyun..dia sama kayak minhee. Dia hamil diluar nikah, dan pacarnya ga mau tanggung jawab persis kayak gue" oh okay, dongpyo sudah mulai menangkap semuanya

"Seminggu setelah gue nolak minhee, kak minhyun dateng ke rumah dan berlutut di kaki mama. Dia ngaku dia hamil dan pacarnya ga mau tanggung jawab. Mama sama papa marah besar, sementara gue ga bisa buat apa apa. Semuanya kayak karma bagi gue, karma yang harus kakak gue terima atas perbuatan adiknya" yunseong mulai menangis lagi, bayang bayang bagaimana kakaknya menangis tersedu sedu sembari memegang erat perutnya dan memohon maaf kembali muncul.

"Gue bujuk orangtua gue, dan mereka akhirnya maafin dan nerima kak minhyun. Begitupula anak yang dia kandung. Setelah itu, hidup gue berubah banyak. Setiap hari, gue liat kakak gue diem diem nangis, beberapa kali nyebut kata brengsek buat kak hyunbin. Tapi dia ga bisa buat apa apa, kak minhyun korbannnya. Disaat itu juga, kondisi kesehatan kakak memburuk, mungkin karena stress dan kandungannya juga yang jadi lebih lemah karena keadaan psikis kakak. Selama hampir 5 bulan kakak harus rawat inap di rumah sakit, untuk merawat psikis dan menjaga kesehatan kandungannya supaya tetep kuat. Selama dirumah sakit, gue akhirnya merasa bersalah sama minhee" yunseong masih berusaha meneruskan ceritanya, sementara dongpyo sudah memegang erat pergelangan tangan laki laki itu. Dongpyo mengisyaratkan yunseong untuk berhenti cerita

"Di bulan ketujuh kandungan kakak, dia keluar dari rumah sakit. Semua nyambut kakak, mama sama papa bahkan nangis bahagia. Disana, kandungan kakak udah mulai aktif. Bayinya udah bisa nendang, dan kata kakak bayinya suka muter diperutnya. Gue langsung inget minhee, apa anak gue juga gitu? Apa minhee juga kayak kak minhyun karena gue? Gue diem diem nangis, nyesel karena memperlakukan minhee segitu kejamnya. Yang gue pikirin cuma masa depan gue sendiri, tanpa mikir gimana nasib minhee dan anak gue. Pas minhee ngasi tau dia hamil, gue tau itu anak gue. Minhee orang baik baik, cuma gue yang ngotorin dia. Tapi gue ngelak dan bahkan jatuhin harga dirinya, sampe sekarang gue ngerasa jadi orang paling bodoh karena berani ngomong kayak gitu ke ibu dari anak gue"

"Sampe akhirnya, suatu hari kak minhyun bilang dia mau pergi keluar sebentar. Dia pengen pergi sendiri padahal gue selalu nemenin dia kemana mana. Gue ngasi ijin, meski pas itu gue ngerasa perasaan gue ga enak. Dan lo tau apa? Midam, temen gue nelpon dan bilang kalau kak minhyun lagi dirumah sakit karena pendarahan" nafas dongpyo tertahan

"Pas dirumah sakit, midam cerita kalau kak minhyun ketemu ayah dari anaknya di gang deket rumah midam. Midam denger semua kalau kak minhyun masih nyoba minta pertanggung jawaban pacarnya soal anak mereka. Tau apa jawaban kak hyunbin? Dia bilang kak minhyun pelacur lalu nendang perut kak minhyun sampe kak minhyun pendarahan" mata kedua pendengar langsung terkejut, sementara bulir demi bulir airmata dari di pencerita semakin deras

Our Baby - HWANGMINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang