Daniel menghela napas, begitupula kang hyewon. Keduanya sedang berada si ruangan daniel sekarang, bersama beberapa orang yang juga diminta daniel untuk ikut disana serta ibunya yang menangis.
"Kalian berani lempar adik kalian ke dia lagi? Kenapa ga kasi tau mama? Mama juga berhak tau niel, mama juga berhak tau soal ini. Minhee anak mama, anak mama yang harus hamil muda dan jadi orangtua tunggal karena perbuatan orang ga bertanggung jawab, dan sekarang? Orang itu tiba tiba muncul, minta maaf lalu kalian segampang ini buat maafin? " daniel mendekati ibunya lalu memeluknya
"Aku takut mama stress, takut papa stress juga apalagi papa . Jadi aku sama hyewon mutusin buat nyelidikin ini sendiri dan untuk masalah kenapa kami maafin dia.." hyewon mengangguk
"Dia juga ngerasain apa yang kami rasain, mama inget kan seongwoo punya sahabat yang selalu dia ceritain? Hwang minhyun yang pinter itu? Dia kakak yunseong dan dia ngalamin hal yang sama kayak yang minhee alamin"
"Minhyun hamil, depresi dan dirawat sampai umur kandungannya 7 bulan. Berujung meninggal karena pas dia minta pertanggung jawaban lagi, pacarnya malah nendang perutnya sampe pendarahan. Anak yang kami bilang anak yunseong, ternyata anak kakaknya" daniel melanjutkan kalimat hyewon
"Aku pertamanya ga percaya juga ma, rekaman suara yang dikasi mantan karyawan minhee sama kesaksiannya dongpyo sempet bikin aku ragu. Aku akhirnya minta kak seongwoo buat dateng ke rumah yunseong buat nanya kebenarannya, dan bener. Semua yang diceritain yunseong itu bener" daniel menyetujui perkataan hyewon
Seongwoo sempat berangkat ke rumah yunseong. Membawa fotonya dan foto minhyun lalu bertanya dimana minhyun berada. Seongwoo berakhir pulang dengan mata bengkak setelah tahu kebenarannya
"Terus gimana? Adik kalian gimana? Hyewon, meski dia ngalamin hal yang sama, meski dia udah dapet balasan dari apa yang dia perbuat ke adik kamu, kamu udah rela gitu aja nyerahin adikmu ke dia?" Hyewon menunduk
"Ma, minhee... Semua keputusan ada di dia. Aku ga bodoh buat ga tau gimana minhee diem diem masih suka nangis inget dia, adik aku mungkin masih sayang sama dia. Belum lagi ada reito, reito mirip banget sama dia. minhee pasti sakit hati, tapi hal yang kayak gini emang ga bisa dilawan ma. Aku sama kak daniel bisa aja tonjok yunseong karena gimanapun dia udah nyakitin adik kami. Tapi di sisi lain, kami ga bisa ngelakuin itu karena minhee sendiri masih nyimpen rasa buat dia" hyewon mengelus tangan sang mama yang menunduk
"Mama... Mama mau dia ketemu mama, ngomong sama kita, dan sama papa" keduanya mengangguk, tak ada yang berani melawan sang ibu.
"Soal keluarganya...apa mereka bakal nerima minhee?" Keduanya terdiam
"Minhee..pasti diterima kan?" Sang ibu bertanya lagi
"Mama jangan khawatir, siapa orang yang tega nolak anak mama yang manis kayak kembang gula gitu?" Mamanya menggeleng, masih ragu
"Anak mama...dia udah punya reito, belum lagi silsilah keluarga kita rumit. Gimana cara kasi tau rei soal ini? Eunbin, anak itu apa bakal mau nerima rei buat jadi saudaranya? Apa laki laki itu mau nerima son?"
"Untuk reito...itu hukuman sendiri buat kedua orangtuanya. Mereka yang bikin nasib anak itu kayak gini, sekarang mereka yang bakal bertanggung jawab untuk soal ini. Dan untuk urusan son...yunseong pasti udah tau soal ini, dan sampai sekarang dia masih gencar deketin minhee, itu artinya dia baik baik aja kan soal ini? Eunbin kayaknya bakal seneng kalau reito jadi saudaranya, untuk son biarlah yunseong yang ngurus semuanya sendiri karena son hadir untuk gantiin dia " Hyewon menyetujui pernyataan daniel
"Nyonya hwang ga mungkin tega membiarkan orang yang sudah mengandung cucunya harus dibuang sama anaknya sendiri, sama kayak apa yang anak anak pertamanya rasain" hyewon menimpali kata kakaknya

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Baby - HWANGMINI
Fanfiction"ya elo emang gampang gue ajak tidur kan? bisa aja lo juga gitu ke orang lain" "kalo ga mau tanggung jawab gausah ngeles, gue bakal rawat dia sendiri supaya pas dia lahir nanti dia bisa tau sebejat apa ayahnya dulu" iya, ini tentang kang minhee yan...