27

8.5K 1.3K 255
                                    

Setelah mencium dahi putranya yang sudah tertidur, minhee melirik ke samping kanannya. Si kecil eunbin masih sadar, bahkan tidak menunjukan bahwa dia sudah mulai mengantuk meski sekarang sudah jam setengah sepuluh malam.

Minhee lalu membaringkan badannya ke arah eunbin yang dibalas tatapan polos si kecil.
"Kok belum tidur?" Eunbin menggeleng
"Biasanya eunbin belum tidur jam segini" minhee mengernyitkan alisnya. Bukannya jam jam ini sudah termasuk jam larut untuk anak sekecil eunbin?
"Kok gitu?"
"Papa biasanya belum pulang, kadang kalau pulang papa pasti kerja lagi" minhee menatap iba si kecil. Tangannya refleks memeluk punggung si kecil agar mendekat padanya
"Setelah ini, eunbin gausah tungguin papa ya? Ga sehat kalau anak kecil kayak eunbin harus begadang" si kecil menggeleng
"Eunbin nda bisa tidur kalau nda dipeluk" minhee mempererat pelukannya

"Sekarang mama yang peluk, eunbin tidur ya?" Mata si kecil berkaca kaca

"Makasi mama, makasi udah mau nemenin eunbin tidur, eunbin sayang mama" minhee mencium kening putri hwang yunseong itu penuh kasih sayang

"Nanti kalau papa gitu lagi, kalau eunbin ga bisa tidur, kalau ada apa apa bilang mama ya?" Eunbin mengangguk, si kecil menelungkupkan badannya di dada minhee.

Minhee menepuk nepuk halus punggung si kecil, menggumamkan beberapa lagu tidur dengan suara serak.

Kedua anak disampingnya.....mereka sama sama tak bahagia, kebahagiannya tak lengkap.

Reito, dia harus hidup tanpa tahu siapa ayah kandungnya. Dan eunbin, si kecil harus hidup dan diangkat oleh pamannya karena sang ibu yang meninggal dan si ayah yang tak mau bertanggung jawab.

Matanya melirik putri kecil hwang yunseong yang sudah memejamkan matanya. Tersenyum miris saat ingat bagaimana mirisnya kisah hidup si kecil ini.

Tangannya terulur untuk mengelus elus rambut halus si cantik sambil tersenyum
"Mama sedih kamu harus kayak gini, anak anak mama seharusnya gak kayak gini. Kalian harus kayak gini karena perbuatan orangtua kalian, maaf. Mama janji mama bakal bantu buat kalian, buat eunbin bahagia" minhee lalu mencium kening eunbin sekali lagi, sebelum berbalik dan melalukan hal yang sama untuk putranya.




-------------------++++++---------------------

"Mama, rei mau piknik" minhee menatap sang putra heran, kenapa si kecil tiba tiba ingin piknik?

"Kok tiba tiba?" Yang ditanya cemberut

"Rei mau main sama eunbin diluar, pasti seru. Sama papa juga ya?" Minhee terkejut

Papa siapa?

"Karena papa son masih jagain adik, eunbin bilang rei boleh pinjem papanya eunbin" oh oke, minhee luarbiasa shock

"Eunbin sama reito mau piknik mama...." Si kecil eunbin ikut membujuk minhee

"Rei mau punya foto yang ada mamanya, ada papanya, ada rei sama eunbin. Temen rei kemarin nunjukin fotonya dia lagi piknik sama mama papanya" ya, sedewasa apapun si kecil reito, dia tetap anak berumur 5 tahun yang bisa iri pada teman sekolahnya.

Minhee tak tahu mau menjawab apa. Mereka janji bertemu jam 4 sore, ia tak mungkin piknik saat itu karena anak anak harus mandi tepat waktu.

"Mama ga punya nomor telepon papa" minhee bersyukur dia punya alasan yang bagus

"Eunbin punya, tadi eunbin nanyain ke papa terus papa suruh nanyain ke mama. Kalau mama ijinin, baru papa ikut" gaguna ternyata alasannya

"Eunbin telpon papa pake hp siapa?"

"Hp aunty, katanya pake aja" ini perasaan kakaknya dulu anjing anjingin yunseong mulu, kok sekarang malah kasi jalan gitu aja?!? Hyewon ga di guna guna kan?

Our Baby - HWANGMINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang