"kok nginep lagi ma? Nanti daddy marah lagi ke mama" minhee menggeleng
"Mama udah minta ijin, jangan khawatir" reito mengangguk
"Mama, eunbin cape banget ya?" Minhee terkekeh, eunbin kini sedang tidur di gendongannya sementara reito bergandengan tangan dengannya. Membiarkan yunseong membawa tas berisi peralatan reito untuk menginap, tas peralatan eunbin yang dipakai menginap kemarin, keranjang piknik minhee, dan beberapa snack yang mungkin membuat kedua anak kecil itu lebih baik suasana hatinya setelah pengakuan minhee dan yunseong.
"Eunbinnya ngantuk sayang, wajar kok" reito menggeleng
"Tapi mukanya pucet" si kecil menyanggah
"Eunbin gapapa sayang, biarin eunbin tidur ya" reito mengangguk pada yunseong
"Rei sama papa disini, mama mau taruh eunbin di kamar dulu" reito mengangguk
"Rei mau mandi" kata si kecil. Badan rei memang sangat lengket
Ya bagaimana tak lengket jika si kecil masih berlarian di tengah rumput dan teriknya matahari di jam jam siang? Eunbin bahkan sudah menyerah duluan dan memilih untuk merecoki minhee yang sedang memakan kiwi berharganya -disebut berharga karena rei mungkin merebutnya jika minhee ketahuan membawa bagian kiwi untuk dirinya sendiri."Mandi sama papa aja, bajunya mama siapin" reito menoleh pada yunseong yang dibalas senyuman dari yang lebih tua.
Yunseong menggendong rei lalu menciumi seluruh wajah anaknya gemas
"Iya iya, ayo papa mandiin" reito tertawa riang lalu memeluk leher yunseong"Rei, biasanya papanya rei dulu sering mandiin rei juga gak?" Reito mengangguk
"Biasanya papa son mandiin rei sambil nyanyi, nyanyinya lagu thailand" yunseong mengangguk
"Rei suka sama papa son?" Reito mengangguk semangat, "sukaa, rei sayang papa son" lanjut so kecil
Yunseong tersenyum
"Kalau papa son sama papa yunseong, rei pilih siapa?" Si kecil mengerucutkan bibirnya"Karena sekarang rei lagi sama papa yunseong, jadi rei pilih papa. Kalau nanti rei sama papa son, rei pilih papa son" yunseong terkekeh, reito persis minhee
"Rei.....pengen tau gak siapa ayahnya rei?" Si kecil terdiam lama, tangan yang tadinya sedang memainkan busa diujung bathtub kini otomatis diam
"Apa rei harus tau?" Kini yunseong yang diam
"Mama nangis karena dia, rei ingin tau. Rei pengen nanya, kenapa dia ninggalin mama sama rei disini? Mama ada salah ? Apa rei yang salah? Kenapa dia bikin mamanya rei nangis?" Yunseong terdiam, mata putranya yang kini bersemangat, kini sendu dan berkaca kaca
"Rei selalu liat mama nangis karena rei ga sengaja bahas dia. Kenapa dia jahat ninggalin mama sama rei? Apa karena rei? Makanya dia ninggalin mama. Kata mama temen temennya rei, dia pergi karena ada rei. Katanya rei nda diinginkan, kenapa dia nda pengen rei ada? Kata ibu guru, rei ada karena rasa sayang mama sama papa. Tapi kenapa rei nda diinginkan? Papa nda sayang ke mama?" Mata yang biasanya yunseong lihat selalu berbinar kini menangis sendu karenanya. Putranya, hanya anak kecil yang terlalu polos untuk memahami semuanya. Sebutan 'dia' untuk yunseong benar benar membuat dirinya sadar jika rei benar benar tak ingin mengenalnya, tak ingin menyebut dirinya sebagai ayah dari putranya.
Yunseong menghapus airmata putranya
"Kalau....rei ketemu sama papanya rei, rei gimana?" Bibir yang mulai bergetar itu kini dengan pelan menjawab"Kalau papa nda mau rei ada, nda papa. Tapi, jangan sakitin mama. Nda papa rei yang sakit, jangan mama. Rei bakal bilang supaya dia nda sakitin mama lagi" gebrakan pintu kamar mandi mengejutkan keduanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Baby - HWANGMINI
Fanfiction"ya elo emang gampang gue ajak tidur kan? bisa aja lo juga gitu ke orang lain" "kalo ga mau tanggung jawab gausah ngeles, gue bakal rawat dia sendiri supaya pas dia lahir nanti dia bisa tau sebejat apa ayahnya dulu" iya, ini tentang kang minhee yan...