"Gimana enak gak? Mau Miyo potongin lagi?"
"Udah pyo, udah kenyang nih reitonya. Kasian dijejelin coklat terus, nanti giginya berlubang" minhee mencegah sahabatnya untuk memesan kue coklat lagi.
Sebulan setelah mereka bertemu kembali, dongpyo rutin mengunjungi restoran.
Sepulang kerja ia akan mampir ke restoran.
yah selain tempat kerjanya yang tak jauh dari sana, ia juga dapat mengobrol banyak dengan minhee plus bertemu dengan si ganteng Reito."Donghyun ga kerja lagi disini? Udah dari 5 hari yang lalu muncul batang hidungnya" Minhee mengangguk mengiyakan. "Dia ketauan part time sama orangtuanya, makanya langsung disuruh balik rumah. Agak heran juga kenapa orang kaya modelan donghyun mau ambil kerja sampingan" minhee menggeleng gelengkan kepalanya.
Pertamanya ia sangat terkejut jika keum donghyun, salah satu karyawannya adalah anak dari atlit balet terkenal -pada masanya dengan pemilik academy dance besar yang tiap orang pasti tahu namanya. Saat menjawab pun, laki laki yang setahun dibawahnya hanya menjawab
"bosen kalo ga ada kegiatan, mending kerja. Kan lumayan buat dapet uang plus belajar jadi kepala keluarga di masa depan" plus cengiran tanpa dosanya.Jika minhee mendapat nasib seperti donghyun, ia lebih baik mengurung diri dikamar dengan laptop penuh drama korea plus cemilan menikmati hidup dengan santuy tanpa beban pikiran. Yah tapi minhee adalah minhee, ia tak bisa menjadi orang lain.
"Rei hari ini ada PR?" Reito menggeleng. "Tadi ssaem bilang tidak ada PR. jadi reito bisa main dan tidur lebih cepat, yeay~" minhee terkekeh. Putranya terlihat sangat menggemaskan.
"Mama, buku gambar Rei udah penuh. Boleh minta lagi?" Dongpyo menggigit bibirnya gemas saat melihat mata besar Reito berkedip kedip, memelas meminta sesuatu pada sang mama.
"Reito masih simpen kan buku gambar hasil menang lomba dulu? Kenapa ga pake itu aja? " Mata Reito semakin berbinar. "Iya rei yang simpan. jadi itu boleh dipake? Yeayy makasi mama" minhee mencium pipi anaknya gemas sebelum mengalihkan pandangannya pada sang sahabat yang juga sama tidak tahan untuk menguyel uyel pipi putra kang minhee itu.
"Rei dulu menang lomba apa?" Dongpyo akhirnya bertanya.
"Waktu ini ada lomba disekolah. Mama nda bisa ikut soalnya sakit. Jadi rei sama aunty hyewon dateng. Rei janji bakal bawa banyak hadiah buat mama yang dirumah. Dan rei dapet banyak alat tulis miyo" oke, dongpyo sudah tidak tahan. Ia mengambil tubuh Reito, memangkunya lalu mencium gemas seluruh permukaan wajah ponakannya.
Ah mengenai panggilan Miyo, saat reito berkenalan dengan dongpyo dulu, minhee dengan seenak jidat meminta putranya memanggil sang sahabat dengan nama miyo. Iya, itu singkatan dari mami dongpyo. Yah dongpyo tak keberatan juga sih, toh ia malah merasa special saat punya panggilan khusus dari ponakannya.
"Hee, mau kue juga? Masih banyak sisanya" minhee menggeleng. "Bawa aja pulang, taruh kulkas" katanya.
"Ah iya, lo ada ngapain lagi di restoran?" Tanya dongpyo
"Ga ada sih, cek keuangan udah selesai. Bahan makanan juga udah beli, ya paling leyeh leyeh aja. Kenapa?"
"Anter gue ya? Mau ke mall buat beli skincare. Rei ga ada PR kan? Sekalian ajak dia refreshing lah, kasian rei kalo mainannya cuma di restoran sama rumah doang" minhee bisa mendengar pekikan senang anaknya, reito bahkan mulai menarik narik baju mamanya, mengeluarkan puppy eyes plus mendusel di pinggang mamanya.
"Boleh ya ma? Eung eung eung" dan kini anak lelakinya menjadi sasaran dongpyo yang tak tahan dengan tingkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Baby - HWANGMINI
Fanfic"ya elo emang gampang gue ajak tidur kan? bisa aja lo juga gitu ke orang lain" "kalo ga mau tanggung jawab gausah ngeles, gue bakal rawat dia sendiri supaya pas dia lahir nanti dia bisa tau sebejat apa ayahnya dulu" iya, ini tentang kang minhee yan...