37

7.3K 951 109
                                        

Minhee mengeratkan selimutnya. Ini baru jam 8 malam tapi badannya terasa benar benar lelah padahal yang minhee lalukan hanyalah berdiam dirumah dan sedikit bermain dengan reito tadi siang. Anaknya sedang menempel pada son, karena 2 hari lagi son harus kembali ke thailand sana.

Jujur, minhee merasa bersalah pada keluarganya. Ia tahu, salah satu dari mereka pasti diberitahu tentang kesalahan yang ia buat kali ini. Son pasti memberitahu salah satu dari mereka. Karena itulah tidak ada yang memberi pertanyaan kapan pulang pada minhee saat ditelepon.

Kantuknya jadi menghilang, meski badannya terasa remuk karena perutnya yang mulai membesar. minhee pikir kehamilannya yang kedua ini sedikit berbeda karena perutnya sedikit lebih besar daripada saat ia mengandung rei dulu. yah, kehamilan kedua memang seperti itu kan? Perutnya sudah menyesuaikan jika ada malaikat kecil yang tidur disana.







Bunyi deritan pintu membuat minhee tersentak, ia menatap reito yang barusaja membuka pintu.

"Kenapa sayang?" Reito mendekati ibunya lalu memeluk perut si ibu

"Rei mau dibuatin susu sama mama" minhee tersenyum lalu bangun dari tidur dan menggandeng tangan sang putra. Son mungkin tak sadar anaknya keluar kamar karena laki laki itu pasti sedang berkutat dengan kertas di ruang kerjanya.

"Kebangun?" Rei mengangguk. Ibu dan anak itu kini sedang menuruni tangga.

"Ada petir, rei takut"

"Tidurnya sama mama ya?" Minhee menatap anaknya khawatir

"Mamau"

"Kenapa? Kok gitu? Belakangan ini rei nda mau tidur sama mama lagi" rei tetap menggeleng

.

.

.

.
.

.


"Loh kok kesayangan kakek belum tidur?" Johnny yang sedang menonton acara olahraga mengalihkan fokusnya pada pasangan ibu dan anak itu.

"Mau buat susu" si kecil berseru yang dibalas kekehan dari si penanya

"Hee, kamu juga harus minum susu" minhee mengangguk

"Rei sama kakek dulu sana, mama buat susunya" reito mengangguk, si kecil langsung berlari dan duduk dipangkuan kakeknya yang dibalas suara tawa dari johnny. Reito juga dekat dengan johnny sebenarnya, si kecil sangat suka digendong oleh kakek 'raksasa'nya ini. Katanya, pelukan johnny adalah salah satu pelukan kesukaannya. Minhee yang saat itu mendengarnya terkekeh pelan, dalam hati mengiyakan kata kata anaknya.

Johnny adalah sosok ayah yang luarbiasa baik, bijak, dan dewasa. Saat mengenal johnny, minhee langsung dapat menebak darimana asal semua sifat dewasa milik son berasal.





Minhee kemudian berjalan menuju dapur. Mulai membuat susu untuknya dan untuk si kecil yang membangunkannya tadi. Ia juga menyiapkan mangkok berisi potongan buah pisang untuk anaknya agar si kecil bisa lebih cepat tertidur.

Matanya melirik beberapa ramen instan diujung meja. Tiba tiba menginginkan makanan itu.

Apa p son akan marah jika ia memakannya? Tapi minhee menginginkannya






Sebenarnya ibu hamil itu menginginkan ramen sejak kemarin, ia luarbiasa menahan keinginannya karena ya tentu saja itu tak baik untuk janinnya.

Lama memikirkan tentang ramen, tubuhnya terlonjak karena sebuah tangan memegang pundaknya.

"Mengidam?" Minhee mengangguk lesu

"Tapi ramen tidak baik untuk kalian" minhee mengangguk lesu, membuat yang melarang kini mulai merasa kasihan pada ibu hamil yg kini sedang menunduk dan mengerucutkan bibirnya plus memilin ujung kaosnya.

Our Baby - HWANGMINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang