38. Sabira, Aku Memilih Pergi

8.3K 234 46
                                    

Informasi yang dibawa menejer Ricis segera diselidiki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Informasi yang dibawa menejer Ricis segera diselidiki.
"Lapor, Komandan! Lokasi yang dikirim berada di kawasan kepulauan seribu." Penyidik Polisi berbadan tegap bak model papan cucian eh papan atas melaporkan temuannya.
"Lanjut Firgi!" Om Tulus mempersilahkan.
"Ini nomor pribadi Antonio, setelah kami cek cocok dengan beberapa akun bank dan medsosnya."
Om Tulus mengangguk dan mengucapkan terima kasih atas kerja bagus anak buahnya.
"Kemungkinan besar itu pesan dari Ria Ricis, menggunakan hape penculik."
"Kenapa dikirim ke manajernya? Kamu dapat, anak muda?" Oom Nabila melirik Wildan. Wildan menggeleng. Dalam hati bertanya juga, kenapa istrinya tidak menghubunginya? Apakah masih marah? Biasanya Ricis kalau ngambek gak lama-lama.

Sang komandan mengecek lokasi via komputer berlayar lebar. Ada titik merah hilang timbul yang menandakan lokasi target.
"Pantau terus lokasi target, awasi teman warianya kemaren!Lokasi terakhir mereka ada di pulau Sabira." Komandan mengecek sesuatu di handphone. Yang ada di ruangan menunggu perintah berikutnya.
"Saya dapat info besok ada kapal barang berangkat ke pulau Sabira, di dalamnya ada rombongan sirkus keliling. Pagi sekali tim sergap standbay di pelabuhan kamal muara Jakarta Utara. Pakai pakaian turis. Sandi operasi Ricis pulang!"
"Siap, Komandan!"
"Om, saya mau ikut." Wildan penuh harap meminta persetujuan Om Tulus. Nabila yang dari tadi mojok di sudut terjauh (dan itu baru Wildan sadari) bangkit dari duduknya dan langsung bersuara.
"Om, saya juga mau ikut. Janji gak ganggu operasi. Mas Firgi pasti setuju kan?" dia melirik penyidik ganteng yang berwajah datar. Angguk samar dia berikan ke Nabila. Wildan geleng-geleng kepala, beberapa hari main di kantor polisi Nabila dapat gebetan.
"Baiklah, tapi jangan ganggu operasi ini." tegas Om Tulus. Wildan sangat bersyukur. Bayangan Ricis semakin dekat di matanya.

Pelabuhan Kamal Muara

Wildan sampai di pelabuhan pukul lima kurang 10 menit. Setelah sholat subuh di musholla terdekat Wildan menunggu rombongan sambil ngopi. Tak lama dia melihat Nabila bersama 5 polisi berpakaian santai. Wildan melirik penampilannya sendiri. Celana, kemeja, kacamata, semua hitam. Turis dari mana ini? Nabila melihat Wildan dan langsung ngajak bergabung.

 Turis dari mana ini? Nabila melihat Wildan dan langsung ngajak bergabung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sini, Wil! Kaya agen FBI aje, Lo." Nabila mentertawakan penampilan Wildan.

"Jadi gimana nih, harus ganti, Komandan?" tanya Wildan agak salah tingkah pada Om Tulus.
"Ganti aja." perintah Om Tulus. Wildan ke musholla untuk ganti baju. Tak lama dia balik lagi. Nabila tersenyum senang.

Kekasih Hatimu (Wildan dan Ria Ricis)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang