51. Dipijit Kucing

11.6K 339 45
                                    

"Abi..," rengek Syabiq manja.

"Iya sayang, mau Abi pijitin lagi?" Wildan memijit pelan punggung Syabiq yang berbaring tengkurap di sebelahnya.Mereka sekarang di kamar Syabiq. Setelah kepulangan Wildan dari mendaki gunung yang berakhir dengan tragedi, Wildan memboyong istri dan anaknya ke rumah mereka sendiri. Wildan ingin menghabiskan waktu sebanyak-banyaknya dengan mereka berdua tanpa banyak orang yang mengganggu. Di rumah Enyak Wildan, tiap hari ada aja tetangga yang datang dan meminta Wildan menceritakan kisah heroiknya selamat dari bencana. Wildan capek, Syabiq dan Ricis serta Enyak Babeh Wildan juga tak kalah capeknya.

"Masih rewel dia, Bang?" Ricis ikut bergabung. Dia duduk di pinggir tempat tidur di belakang Wildan. Wildan sedang memunggunginya karena sedang memijit lembut punggung Syabiq yang pegal. Katanya sih. Tapi Wildan tahu anaknya hanya ingin selalu dekat dan gak mau jauh-jauh dari Abi. Ricis yang mijit dianya gak mau. Kan modus.

"Biasalah Syabiq. Tapi udah tidur kok. Kayanya barusan ngigau aja, padahal gak panas."

"Masih kebawa suasana Abang gak ada kemaren dianya, gak bisa jauh-jauh dari kamu si Syabiq." Wildan berbalik ke Ricis.

"Kalau kamu?" godanya. Ricis menyembunyikan rona wajahnya. Wildan memeluk pinggang Ricis.

"Gak mau ngaku ya? Gengsi amat."

"Lagian Abang udah tahu jawabannya masih aja nanya."

"Iya sih, kadang pengen diperjelas aja." Wildan duduk di samping Ricis.

"Iyaaaa, aku rindu sama Abinya Syabiq yang ganteng dan gemesin." Ricis mencubit dua pipi Wildan. Wildan meraih jemari Ricis di pipinya.

"Pijitin dong, pegelnya gak kalah sama Syabiq nih." Wildan menjatuhkan badan di karpet kamar yang tebal. Posisinya tengkurap. Ricis mengerti badan Wildan pasti capek banget, tapi dia gak bisa mijit.

"Urut ke Babeh Haji di simpang aja dah, biar pegalnya hilang." usul Ricis.

"Aku maunya dipijit istri dulu, kan beda. Sama Babeh Haji sakit banget, sama kamu nyaman." Ricis mencibir, gemas dengan Wildan.

"Andmesh kali, nyaman." Katanya. Wildan tertawa pelan.

"Ayoo, pijitin cepat, ntar Syabiq bangun." kejarnya.

"Lah, emang kenapa kalau Syabiq bangun?" Ricis heran.

"Yah, gak bisa pijit plus-plus dong."

"Idiiih, ada maunya ternyata Pak Wildan Alamsyah Sultan Akbar Subhanallah ini." Ricis naik ke punggung Wildan, bersiap memijit suaminya.

"Buka dong bajunya." Perintah Ricis.

"Idih, ditinggal seminggu istriku jadi bar-bar, main perintah buka baju aja." Goda Wildan sambil membuka baju kaos hitam yang dia pakai. Ricis gemes digodain sama Wildan.

"Katanya mau pijit! Ya udah, gak mau mijit nih." Ricis bersiap bangkit dari punggung Wildan.

"Gitu aja ngambek, lagian aku senang kok kalau kamu jadi bar-bar, kek..kek..kek apa ya? Asik aja gitu."

"Iya ih, jangan gerak-gerak. Aku mau mijit dengan tangan terhalus ini." Lah Ricis mulai narsis. Wildan senyum-senyum sambil merasakan tangan halus itu membelai, ingat! Membelai, bukan memijit.

"Kuat sikit ngapa? Kaya digelitikin kucing." Ricis tertawa mendengar kata-kata Wildan.

"Emang Wildan Alamsyah Sultan Akbar ini sudah pernah digelitikin kucing?"

"Ini kucingnya lagi nemplok di punggung."

"Apa? Jadinya kucingnya aku? Ihhh, rasakan ni...!"

Wildan tertawa kegelian kala pinggangnya digelitikin istri. Dia membalik badan hingga sekarang Ricis menduduki perutnya. Tangan Wildan memegang tangan Ricis agak tak kembali menggelitik pinggangnya. Dia sungguh gak tahan.

"Rasain ngatain aku kucing." Ricis tertawa merasa menang. Tangannya masih berusaha meraih pinggang Wildan tapi tentu saja akan ada perlawanan dari yang punya pinggang.

"Umi! Kenapa Abi ditindih gitu? Kan sakit!" Eeeeh, Syabiq bangun. Ricis terjungkal kaget, Wildan duduk buru-buru menghampiri Syabiq. Ricis manyun dicuekin, padahal habis kejengkang gitu.

"Umi jahatin Abi ya?" Syabiq mengusap pipi Wildan yang memerah karena kepergok anak lagi tindih-tindihan.

"Umi tadi lagi mijitin Abi, Syabiq." Jelas Wildan. Syabiq gak puas.

"Tapi kok badan Abi dihimpit? Umi kan berat." Tiwwww...Wildan ngakak melihat beraninya Syabiq body shaming ke Umi. Wildan aja gak berani sejak ditegur semasa masih bujangan dulu oleh Ricis. Ricis melotot pura-pura marah ke Syabiq.

"Umi gak gendut,Syabiq, cuma sedikit lebih berisi." Wildan memperhalus bahasa. Syukurnya Syabiq gak protes lagi.

"Syabiq gak sayang Umi, huhuu.." Ricis pura-pura nangis.

"Tuh, minta maaf sama Umi udah ngatain Umi kaya tadi." Wildan mengusap kepala Ricis. Syabiq jadi tersentuh dan memeluk Uminya.

"Maaf Umi, Syabiq gak bakal ngomong Umi gendut lagi..." (nah, barusan ngomong, batin Wildan tertawa). Ricis meringis memandang Wildan dan memeluk anaknya gemes.

"Eh, Om Aries ngundang kita ke rumahnya lho, Arcil ulang tahun yang pertama." Kata Ricis kala ingat pesan wa dengan Aries di grup.

"Oh iya, Arcil ulang tahun, yuk beli kado." Wildan berdiri dan memasang kaosnya lagi.

"Ayo, Abi, ke mall kan? Kita belikan mobil remote aja." Syabiq jadi bersemangat, pegal punggungnya hilang seketika. Tuh kan, modus.

"Arcil belum bisa mainan kaya gitu, Sya, masih bayi, jalan aja belum."

"Jadi hadiahnya apa, Mi?" tanyanya ke Ricis.

"Kita beli apa ya? Nanti Syabiq pilih sendiri deh, tapi bukan ke mall, ke baby shop aja."

"Oke deh, ayo siap-siap." Syabiq segera mandi dan mematut gaya seperti biasa. Wildan aja kalah gayanya sama Syabiq.

"Udah siap berangkat?" Ricis muncul dengan gaya casualnya, kulot hitam dengan blouse pink lembut.

"Cantik banget istriku." Wildan mencuri cium pipi Ricis.

"Katanya gendut." Ricis melenggok depn Wildan.

"Bukan aku yang bilang, Syabiq." Wildan gak terima dituduh body shaming.

"Tapi kamu ketawa senang dalam hati. Aku tahu ya." Akhirny Wildan ngakak.

"Seksihh tau, aku suka yang berisi gini." Dia menepuk pantat Ricis.

"Tapi aku gak suka, celanaku sempit semua." Ricisnya ngomel.

"Iya, seksih ya Bi?" Edeideh, Syabiq nguping rupanya. Kedua suami istri itu akhirnya diam tidak memperpanjang perdebatan.

Udah dulu ya...nexy time kita perpanjang lagi kisah suami istri khayalan ini. Hepi reading. Makasih yang sudah rajin koment dan ngevote cerita ini. Bahagianya jika reader mencapai angka 1 jutaan kaya penulis-penulis ternama itu. Oh ya, aku senang banget ya kalau di follow di wattpad. Ehe.

Kekasih Hatimu (Wildan dan Ria Ricis)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang