4. Live IG Bikin Viral

20.7K 492 8
                                    

Ricis memperhatikan jam yang bertengger di dinding kamarnya. Jam 2 dini hari. Dua jam lalu dia baru saja pulang nge vlog bareng timnya dari salah satu tempat terseram di Jakarta. Terkutuklah Rio selaku konten kreatifnya yang suka sekali mengusulkan syuting yang berbau-bau mencari setan. Sebenarnya Ricis takut nyari gara-gara dengan makhluk gaib itu, tapi kata Rio kita manusia gak boleh kalah sama setan. Padahal dianya aja suka kesurupan.

"Kan gak ganggu Umi, kita cuma pingin tahu aja keberadaan mereka." alasan Rio kala itu. Nah sekarang aura-aura negative itu mencengkram Ricis. Sambil berlindung pada Allah Ricis mengubah rasa takutnya dengan memikirkan hal-hal yang baik dan menyenangkan. Dia pun turun ke lantai bawah, hendak mengecek aktifitas timnya yang pasti masih berjibaku di kantor Ricis official.

"Gimana,Dan, lancar kan editan kamu? Atau ada kendala?" tanyanya pada Wildan sang editor yang sedang serius mengedit video.

"Agak serem gitu Umi, aura-auranya beda, merinding sendiri kadang." Wildan mengusap belakang lehernya. Ricis memperhatikan video yang di edit Wildan.

"Iya bener, serem sumpah. Udah berapa persen nih?" tanyanya kepo.

"Udah selesai sih,Umi. Mau ngedit video lain lagi."

"Oh, ya udah, istirahat dulu aja, jangan lupa di save, ntar hilang kaya file nya Jae, potong gaji dia mah."

"Siap Umi, udah di save."

"Good, saya pesankan nasi goreng ya."

"Wuah, dengan senang hati, Umi. Atau kami yang beliin?" tawar Rio yang tidur-tiduran di sofa bed.

"Alah, sok rajin kamu, mata sudah lima watt gitu. Saya suruh Pak satpam aja beli ke simpang."

Ricis keluar ruangan.

"Mi, saya mau titip jus." Wildan nyusul ke teras kala Ricis lagi manggil satpam.

"Boleeeh. Apalagi? Nitip cinta gak?"

Wildan nyengir kuda.

"Ah Umi bisa aja. Belum berani nitip cinta,Umi, mau nabung dulu." celotehnya. Ricis mencibir. Pak satpam datang dan segera beranjak kala mengerti apa yang disuruh majikannya yang cantik.

"Kenapa nabung dulu? Bukankah nanti rezeki akan Allah berikan pada orang-orang yang mau menikah? Kalau nabuuuung terus kapan nikahnya?" Ricis duduk di sofa depan tivi. Wildan juga duduk di sofa yang agak jauh dari Ricis.

"Nikahnya kalau sudah punya rumah, Umi, punya tabungan tuk biaya sewa ballroom, punya simpanan tuk ngasih nafkah anak istri."

"Trusss?"

"Trusss kita nikah deh, eh, maksudnya kalau sudah terkumpul baru nikah." Wildan salah tingkah karena keceplosan ngajak Ricis nikah. Ricis sempat kaget namun tertawa melihat lucunya ekspresi salah tingkah Wildan.

"Kamu cakep, emang gak ada gebetan? Sampai ngajak saya nikah?" Ricis masih menyisakan tawa.

"Maaf Umi, keceplosan." Muka Wildan sudah semerah tomat. Ricis memperhatikan editornya itu.

"Duh tampan juga editor ku, imut lagi," bisiknya dalam hati.

"Mau live ig ah." Rcis membuka iphone nya. Dia menyapa followernya yang jumlahnya jutaan itu. Dalam sekejap live ig di jam 2 pagi sudah diserbu ribun fans nya.

"Duh, banyak yang begadang juga ya, atau nunggu aku live? Perkenalkan nih editor gantengku, Wildan Alamsyah. Sini,Dan. Malu-malu kamu tuh." WIldan mendekat dan masuk dalam frame iphone bosnya. Posisinya duduk di belakang Ricis yang duduk di karpet.

"Wildan, banyak yang mau kenalan tuh. Kasih Ig nya dong." suruh Ricis. Wildan menyapa fans Ricis dan menyebutkan ig nya.

"Salam sayang untuk Bang Wildan Umi Iciss," Ricis membaca beberapa komentar. Wildan tersenyum ganteng. Fans Ricis makin bertubi-tubi ngasih love .

"Jangan sayang-sayang deh, ntar aku cemburu, jiaaaa." Ricis ketawa melihat yang nge chat pada spam komen.

"Jiaaah, netijen jadi ramee, becandaaa.." klarifikasinya. Wildan hanya tersenyum di belakang Ricis yang dilihat Ricis lewat kamera depan iphonenya. Dan dia mengakui editornya itu ganteeeng.

"Alamak! Jangan sampai aku baper." Bisik Ricis dalam hati.

"Wildan, ntar kalau followermu nambah berkali lipat jangan lupa traktir." canda Ricis. Wildan tertawa.

"Minta traktir aja, Mi? Gak minta yang lain?" Wildan mengimbangi gaya bercanda Ricis.

"Minta apa misalnya?" pancing Ricis lagi.

"Minta rumah misalnya."

"Hah? Rumah?" Ricis bengong.

"Iyaaaa, rumah untuk kita berdua, jiaaaa..."

Ricis tertawa terpingkal. Sementara itu spam komen semakin menjadi. Ribuan love bermunculan.

"Bisa aja kamu,Dan. Ada yang mau di promoin gak? Kalau saya seperti biasa malam-malam tetap setia dengan hijab andalan saya, udah pada tau kaaan? Trus juga yang pengen putih instan pake ini," Ricis memamerkan produk perawatan kulitnya ke arah kamera.

"Kalau saya mau promo kaos ekslusif gaes, cek ya di IG dan twitter saya. Terbatas lho..buruan order." Wildan ikutan promosi.

"Oke the Ricis,saya off dulu, jangan lupa tidur, jangan lupa bahagia. Jangan mimpiin Wildan ya, ntar emaknya marah. Haha..Assalamualaikum,"

"Wuih,Mi, langsung banyak yang nge chat nih." Wildan memeriksa iphone nya.

"Viral Lo, Dan."

"Makasih, Umi." Wildan tersenyum Panjat sosialnya berlangsung singkat dan itu karna dia gabung dengan tim Ricis.

Kekasih Hatimu (Wildan dan Ria Ricis)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang