5. Disampingmu Selamanya

16.3K 463 4
                                    

Tak terasa sudah dua bulan Wildan bekerja dengan Ricis dan tim. Banyak suka yang dia rasakan. Ricis sangat perhatian dan Royal pada timnya. Apapun yang mereka inginkan berusaha dipenuhi. Kesuksesan bukan hanya miliknya seorang tapi juga milik timnya. Makanya masing-masing tim dibebaskan untuk membuat usaha sesuai kemampuan.

Wildan meneruskan hobinya dibidang desain dan menuangkan idenya dalam bentuk baju. Rezekinya mengalir deras lewat usahanya ini. Disamping gaji bulanan dari Ricis official dia juga dapat pemasukan dari kaos yang dia rancang yang laku keras di pasaran. Jumlah followernya yang meningkat pesat sejak live ig dengan Ricis dan banyaknya prilaku "menggoda" Ricis kepadanya dan juga dari Wildan ke Ricis membuat namanya meroket. Endorsan pun masuk tak berhenti. Wildan pun makin mantap untuk menikah dengan terlebih dulu membeli rumah sendiri untuk dia nanti dan keluarganya.

"Oke,anak-anak untuk merayakan 15 juta subscriber saya ingin kitalive. Kayanya beberapa jam lagi tuh." Ricis melirik monitor yang menunjukkan angka tambahan subscriber nya di yutup. Angkanya terus bergerak cepat. Ricis sudah merencanakan sesuatu untuk Wildan ketika subscribernya mencapai 15 juta.

"Oke, siap-siap ya, dikit lagi, yuk hitung! Satu..dua..tiga..ye.....15 juta subscriber..yeai...Alhamdulillah ya Allah. Makasih semuanya.." Ricis dan tim berseru heboh ke kamera yang live merekam mereka.

"Nah untuk merayakan pencapaian ini kita akan mengadakan syukuran."

"Apa syukurannya Umi?" tanya Rio penasaran. Wildan juga memandang wajah bahagia bos cantiknya. Tiba-tiba mata mereka bertemu. Ada kilatan jahil di mata Ricis, Wildan jadi was-was.

"Syukurannya adalah...memotong rambut gondrong Wildan.!" serunya nyaring. Semua bersorak dan segera memegang tangan dan kaki Wildan yang hendak melarikan diri.

"Wooiii, jangan dong, ini rambut keramat gue." protes Wildan.

"Botakin aja sekalian ya,Mi!" Seru Jae . Wildan makin berontak.

"Gak mau gue woi, Umi, jangan botak, please...potong pendek aja. Jangan botak ya.." mohonnya dengan mata yang berkedip-kedip lucu. Ricis tertawa gemas melihatnya.

"Oke, saya tidak akan botakin, sini saya potong." Wildan pun pasrah melihat helai-demi helai rambut gondrongnya berjatuhan di lantai.

"Nah, habis ini saya ongkosin kamu ke salon biar ganteng dan rapi rambutnya."kata Ricis. Wildan tersenyum senang.

"Salon mahal ya,Mi. Gak mau yang di simpang." pintanya manja.

"Gimana teman-teman?" Ricis melempar ke Tim.

"Boleeeeeeeh." Jawab mereka dengan nada khas tim Ricis.

"Nah Wildan, karena rambutmu sudah di potong, saya kasih kamu tiga wish. Ayo sebutkan cepat, gak pake lama."

"Serius Umi? Oke, wish pertama saya mau naik gaji. Gimana?"

"Boleeeeeh." Jawab Ricis dan tim serempak.

"Yang kedua, jangan cut saya jadi karyawan disini."

"Boleeeh..." kembali seruan kompak itu berkumandang.

"Yang ketiga, saya ingin hanya maut yang memisahkan kita disini." Ricis terdiam. Dia memandang Wildan dengan haru. Lalu mengangguk sambil tersenyum.

"Serem wish mu, Dan." Seru Aryes yang disambut tawa yang lain. Tapi mereka tidak tahu saja, jauh di dalam hatinya sungguh Wildan ingin bertahan disini, disamping Umi Ricis selamanya. Walaupun sebagai apapun itu. Bak kata Ricis dan tim lain yang kerap menggodanya: Sebagai kekasih yang tak dianggap ..haha..dia sudah tak mempermasalahkannya.

Kekasih Hatimu (Wildan dan Ria Ricis)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang