55. Ria Ricis Is Back

10.3K 293 22
                                    

Pemeriksaan dokter membenarkan dugaan ibu Wildan, Ricis hamil delapan minggu. Wildan senang sekali. Tanpa malu Wildan menciumi wajah Ricis bertubi-tubi.
"Anak pertama ya,Mas?Bahagia sekali." dokter senyum-senyum. Syabiq memang gak ikutan. Sehabis makan pagi merangkap siang dan dilakukan jam tiga sore,Wildan mengajak Ricis ke dokter kandungan yang praktek di klinik besar tak jauh dari rumah Wildan. Syabiq belum pulang dari kebun.
"Anak kedua,Dok." konfirmasi Wildan. Dokter nya tercengang.
"Oh,anak ke dua ya?Anak pertama umur berapa?"
"Lima tahun, laki-laki." kali ini Ricis yang jawab.
"Wah,sudah besar anaknya rupanya. Saya kira pengantin baru tadi." si dokter tersenyum.
"Kok gitu,Dok? Suami saya imut ya?" Ricis mengerling ke Wildan. Si dokter kali ini tak menahan tawanya.
"Dua-duanya masih terlihat sangat muda."
"Istri saya memang makin hari makin muda, Dok, heran saya." canda Wildan.
"Haha, kalau hati selalu tenang, wajah jadi awet. Selamat ya atas kehamilan anak keduanya." Pak dokter tengah baya tersebut menyalami pasangan Wildan dan Ricis.
"Dok, jangan lupa subscribe Ricis official ya di youtube." Ricis promosi. Dokter itu tersenyum.
"Siap, kalau perlu buat vlog tentang kehamilanmu ini, saya siap bantu."
"Wuah, boleh juga,Dok. Makasih ya," Ricis sangat senang. Wildan bergumam dalam hati. Nih Ricis yang dulu balik lagi ya?Soalnya sudah lama si istri tak peduli dengan chanelnya.
"Segera manager saya urus segala sesuatunya ya, Dok?"
"Baik, saya tunggu, semoga kerjasamanya berjalan baik dan kehamilanmu sehat selalu." Ricis tersenyum senang.
"Klinik kita punya banyak fasilitas untuk memanjakan kehamilanmu, silahkan dimanfaatkan semua." kata Pak dokter sembari mengantar pasangan muda tersebut ke pintu klinik.
"Tentu,Dok, makasih banyak. Permisi Dok."
"Yuk mari."
Wildan membukakan pintu mobil untuk Ricis.
"Romantis,Pak." goda Ricis.
"Emang kapan aku gak romantis." Wildan tertawa.
"Biasanya pas ada maunya."
"Sembarangan, netijen aja tau aku romantis."
"Ya deh, Pak Wildan Alamsyah emang paling romantissss." Ricis menjawil jakun suami.
"Eh, jangan mainin jakun dong." Wildan memegang jakunnya. Ricis tertawa jahil.
"Seksiiih."
"Masa???Bukannya yang "itu" yang seksih?" Wildan balas menggoda.
"Mulaaaaiiii." kali ini Ricis mencubit lengan kiri Wildan yang sedang istirahat di pahanya. Tangan satunya fokus mengendalikan setir Mobil.

"Kamu serius dengan dokter tadi?" tanya Wildan sambil fokus nyetir.
"Serius dong, kamu siap-siap ya jadi dop dan editorku lagi."
"Aduh, gimana ya, pikir-pikir dulu deh."
"Kenapa?Oh, jadi kamu mau berhenti jadi dop ku? Baiklah, saya akan open rekruitment dop baru yang cakep ngalahin kamu." Wildan seketika panik.
"Coba aja kalau berani."
"Siapa takut?" kata Ricis penuh tekad. Membayangkan istrinya punya dop baru yang lebih cakep membuat rasa cemburu Wildan bergejolak.
"Iya deh,Nyonya Ricis yang cantik, Wildan Alamsyah siap jadi dop dan editor satu-satunya."
"Nah gitu dong. Habis jemput Syabiq kita ke kebagusan ya."
"Mendadak?" Wildan menoleh sekilas ke Ricis.
"Ada janji sama Mba Riri, kemaren ada yang mau endorsan produk gamis, daster, kosmetik dan banyak lagi deh. Aku kan bilang pikir-pikir dulu, sekarang rasanya sudah siap lagi masuk frame kamera." Ricis nampak bahagia. Wildan membayangkan hari-harinya ke depan bakal lebih seru dan sibuk. Wildan jadi kameramen plus editor. Masa-masa lajang akan terulang kembali. Asiknya bisa ngevlog bareng istri. Wildan teringat masa lajang yang penuh perjuangan, kerja keras,ngedit video sampai lupa makan dan minum saking asiknya. Sesekali Ricis datang memantau. Duduknya berjarak dan ada batas yang harus dijaga.

Bagaimana dengan sekarang? Duh,Wildan tersenyum membayangkan ngedit video sambil dipijitin istri, atau malah sambil mangku istri, atau sambil cium istri..(yang terakhir lupakan, yakin deh video gak bakal jadi beberapa jam ke depan. Hehe. Syabiq? Wuah, itu "bahaya" laten yang harus diwaspadai. Tingkat kepo nya ngalahin konten Ricis kepo. Pastikan editan tersimpan sebelum meninggalkan ruangan walau hanya satu menit. Kalau tidak entah apa yang kan terjadi dengan editan yang makan waktu jam-jaman.
"Abi, Umi, kata Nyaik Syabiq mau punya adik bayi ya? Mana?" Syabiq menyongsong kedua orang tuanya di depan pintu mobil. Ricis tersenyum simpul sambil menggandeng tangan Syabiq masuk rumah, Wildan menyusul.
"Gimana? Bener kan dugaan Nyak?" Ibu Wildan tak sabar, sama kaya Syabiq. Hehe.
"Positif, Nyak, delapan minggu." jawab Wildan bahagia. Dia memangku Syabiq.
"Sya, tujuh bulan lagi kamu bakal punya adik bayi. Doain Umi dan adek di perut Umi sehat ya?"
"Tujuh bulan itu lama atau sebentar, Bi?" Wildan pusing ngasih gambaran waktu yang bisa dimengerti Syabiq. Dia minta bantuan Ricis. Si Nyaik jadi ketawa melihat Wildan.
"Eum, Syabiq ingat bunga mawar yang kita beli di pasar waktu itu?Mawar merah yang di pojok kolam renang." tanya Ricis.
"Ingat,Umi, waktu kita beli kecil banget, sekarang udah sama tingginya sama Syabiq." Syabiq memang suka disuruh Ricis menyiram bunga tersebut.
"Nah, gitu juga adik bayi dalam perut Umi, pertamanya kecil lama-lama jadi besar, baru nanti keluar dari perut Umi."
"Pake disiram juga ya,Mi kaya bunga?" Syabiq masih kepo. Wildan kabur ke dapur biar gak ditanya-tanya. Biar aja dah Ricis yang kelimpungan. Ricis mencibir lihat tingkah suaminya itu. Nah kan ketahuan masih dua lima.
"Gak disiram, tapi dikasih makan, apa yang Umi makan, adik bayi juga ikut makan." akhirnya Ricis kembali menjawab.
"Makanya Syabiq ingetin Umi biar rajin makan." sambung Nyaik.
"Umi rajin makan ya, makannya harus banyaaaak biar adik bayi cepat besar." Syabiq ngelus-ngelus perut Uminya yang masih datar.
"Halo dedek, cepat besar ya, nanti kita main. Eh,kemaren Abang Syabiq nerbangkan si cemong kucing kita pakai drone. Lucu deh, dia ketawa-ketawa. Nanti Abang ajarin main drone deh." Wildan dan Ricis kaget mendengar omongan Syabiq.
"Kapan itu,Sya? Aduh, gak boleh gitu, pantesan si cemong gak selera makan, habis kamu kerjain rupanya." Wildan menghampiri Syabiq yang langsung nyengir.
"Ups, ketahuan." katanya sambil menutup mulut pakai telapak tangan.
"Jangan ulang lagi ya,Nak, kasian kucingnya."
"Syabiq mau videoin Umi, kan lucu kontennya Syabiq, judulnya ada kucing bisa terbang." nih calon Abangnya siapa sih. Wildan dan Ricis menghela napas.
"Boleh buat konten youtub, tapi jangan membahayakan binatang atau orang, harus didampingi Abi atau Umi ya." Wildan memangku Syabiq.
"Ya, Bi, Syabiq janji deh."
"Oke, kalau gitu pamit dulu sama Nyaik, sama Engkong, kita mau ke rumah kebagusan."
"Syabiq pulang dulu Nyaik, Engkong, Assalamualaikum."
"Wa'alaikum salaam, hati-hati jaga kandungannya, Nak."
"Makasih, Nyak. Kami pamit."
Tak lama mobil yang dikemudikan Wildan meninggalkan rumah orang tuanya.

Lagi mumet aku gaes. Maaf kalau kurang mengena di hati. Selamat membaca aja deh.

Kekasih Hatimu (Wildan dan Ria Ricis)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang