Extra Part

4.6K 175 32
                                    

Dilarang membawa cerita ini ke alam nyata walau ada unsur alamnya. Iya..wildan ALAMsyah! Jangan ada yang protes. Ih, mana ada gitu? Ih, author halu! Kata orang Melayu Riau, "memandai-mandai"!

Emang!
Author halu, because this story just fiksi.
Kalau enggak sesuai di hati..? Hatinya yang dikondisikan dulu. Ehehe..author mengantisisapi (tuh belepotan!) pembaca yang tak mau diajak halu, padahal yang dibaca cerita halu. Hadddeww

Mata Ricis memandang lekat sosok editor yang sedang larut dalam kesibukan kerjanya. Gadis manis itu duduk di sofa yang kadang dijadikan tempat istirahat para penghuni kantor, walau mereka  sudah ada ruangan sendiri. Wildan, editor yang sangat dekat dengannya. Kemana pun Ricis pergi dia selalu ikut. Entah sebagai cameramen atau sebagai pengawal pribadi. Ricis merasa nyaman berdekatan dengannya. Meski tidak memiliki otot bak kawat, Wildan mampu menjaganya.
Apa mungkin gara-gara itu aku kerap memimpikannya?’ bisik hati Ricis. Ketenangan tidur Ricis memang sering disebabkan oleh hadirnya sosok Wildan di dalam bunga tidurnya. Cerita sedih dan gembira berpadu jadi satu. Bak harmoni dua hati yang enggan terpisahkan. Tak bisa mungkir, Ricis menganggap Wildan lebih dari sekedar editor. Bahkan kecemburuan sering hadir saat para fansnya bersikap berlebihan pada Wildan. “Bang Wildan ganteng! Bang Wildan gemesin!Sapa aku dong, Bang! Bang Wil, I love you!” teriakan-teriakan itu selalu terdengar setiap Ricis membawa Wildan di acara-acara yang dia hadiri. Fansnya lebih suka memperhatikan editornya itu ketimbang dirinya. Fans Ricis banyak perempuan, jadi suka ke Wildan. ‘Pasti karena itu!’ batin Ricis mencoba menebak. 'Kenapa cemburu ‘sih!’ Ricis menghela napas lelah.
Apakah Wildan punya rasa lebih padanya? Cowok manis itu kerap mengungkapkan dalam aneka konten youtube yang mereka buat. Namun, rasa itu tidak bisa Ricis balas dengan tegas karena banyak sekali aral yang akan dia hadapi nanti. Sosok Wildan bukanlah lelaki idaman para mertua. Dia terlalu imut untuk dianggap dewasa. Padahal Ricis merasa Wildan cukup dewasa untuk membimbingnya, bahkan jauh lebih dewasa dari dirinya yang notabene lebih duluan hadir di dunia. Bisikan-bisikan tentang sosok lelaki idaman mertua berseliweran di telinganya. Ricis cocok sama si Anu, sama si Ono, dan sebagainya. Tak ada nama WIldan sedikit pun di dalam nama-nama yang disebutkan.
“Ummi! Hei? Kamu kenapa?” Ricis terlonjak kaget menyadari Wildan sudah berdiri di depannya.
“Eh, h..hai, a..apa ‘sih?” geragapnya. Wildan tersenyum geli. “Ngelamunin apa? Dipanggil dari tadi juga, enggak nyahut. Aku mau nanya  masalah editan.” Ricis berdehem sebelum menguasai diri secara penuh. Wajahnya memerah karena terpergok memandang Wildan. “Humm, editan yang mana?” dia mengikuti Wildan yang hendak menunjukkan hasil kerjanya.
“Yang ini. Pure aja atau diedit lagi?” Wildan menunjuk layar personal computernya. Ricis mereview video masak di pantai yang sedang diedit Wildan. Ikannya gosong. Kokinya Ricis dong. Ricis tertawa kecil melihat video dirinya. Wildan pun ikut tertawa.
“Ih, malu banget sumpah,” katanya bercampur tawa. “Padahal ikan di depan mata, masih aja hangus,” tambah Wildan. Tawa mereka semakin ngakak. “Ya, udah, biarin aja! Nambah emot panik!” Wildan melakukan yang disuruh si bos. “Mukanya Ummi dibuat lucu juga ya,” canda Wildan. Reflek Ricis memukul pelan bahu editornya. Dia manyun. “Puas banget aku diketawain fans.” Wildan menahan tawa sambil mengedit wajah Ricis yang kaget karena ikannya hangus. “Gini aja ya?” Ricis merengut namun ikut tertawa melihat wajahnya yang diedit sangat lucu oleh Wildan. Ingat ya, wajah lucu itu jelek sekali! Ricis menarik sejumput rambut si editor.  “Au! Sakit, Yang..ups.” Wildan menutup mulutnya yang keceplosan. Pengaruh mimpi itu nyata adanya. Dia jadi baper 24 jam.  Ricis pun sejenak terkesima. Di dalam vlog sering Wildan panggil sayang, itu sekedar bumbu konten biar yang nonton ramai. Tapi, mendengar Wildan memanggilnya sayang di belakang kamera kesannya syahdu sekali. Ricis merasa bahagia. Eh, bahagia? Ricis jadi malu hati. ‘Gawat! Mimpi itu kok mempengaruhiku ‘sih?’ batin Ricis resah.

“Jadi gimana? Pakai yang ini saja?” Wildan mencoba bersikap seolah tidak ada kejadian apa-apa. Memanggil sayang saat hanya berdua itu adalah kejadian, lho, kejadian langka! Wildan tak seberani itu mengungkapkan perasaan yang terpendam. Kecuali untuk konten! Ada gimmick yang harus dia mainkan di depan lensa, Manajemen dan Ricis melihat pelonjakan jumlah penonton jika ada Wildannya. Energi Wildan positif, demikian kata pakar energy.
“Serah deh, mana bagusnya aja,” jawab Ricis sekenanya. Wildan merasa tak enak hati, apalagi Ricis meninggalkan ruang kantor dalam diam. Dia meremas rambutnya yang mulai gondrong. “Gara-gara kamu nih mulut, pake manggil sayang segala!” rutuknya pada diri sendiri.

Ruang makan selalu ramai dengan kehadiran Tim garcep. Mereka para youtuber yang suka hati menemani Ricis di berbagai konten. Tim garcep terdiri dari 5 gadis cantik yang tak kalah berbakat dari Ricis cas-cis-cus dan acting di depan kamera. Mereka sedang memperebutkan pastel anti galau yang di pesan secara online.

“Gila bener, enak! Mantan lewat? Bodo amat!” celetuk Sherly. Semua menyetujui. Namun suasana heboh berubah tenang saat Wildan ikut bergabung di meja makan. Senyum manis dan natural yang terhias di bibirnya membuat para cewek tim garcep salah focus. Tanpa sadar Ricis mendengus. Kenapa teman-temannya mendadak jadi kalem saat Wildan datang?
“Waw, pastel anti galau?” tanya Wildan membaca merek di kemasan berbentuk kotak.
“Iya, Bang. Kalau Abang lagi galau, cocok banget nih,” promo Melati, cewek cantik paling seksi. Pahanya kemana-mana, padahal Ricis sudah ngasih nasehat, eh dia anaknya bodo amatan.
“Pas banget nih, kebetulan lagi galau!” mata Wildan melirik Ricis sekilas, eh, si bos pujaan hati lagi melirik juga. Ricis menunduk, pura-pura memungut remahan pastel di atas meja. Aslinya tak ada apa-apa di sana! Dalam hati merutuk lagi, ‘kenapa aku baper 24 jam ya Allah? Dasar mimpi nyebelin!’

See you di KEKASIH HATIMU SESION 2 YA!

Segitu dulu. Ngantuuuk berat

Kekasih Hatimu (Wildan dan Ria Ricis)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang