77. C3 (Cemburu Cause Corona)

7.1K 280 84
                                    

"Mas Wil, Bang Wil, Sayang..," panggil Ricis seraya bergelayut manja pada sisi bahu suami yang sedang nonton tivi. Berita Corona semakin merajalela.

"Paan sih, lagi serius nonton corona, tuh lihat, korban makin banyak." Mata Wildan tak beralih dari kotak ajaib tersebut. Ricis manyun dicuekin.

"Ooh, ternyata sekarang tivi lebih menarik dari istri gess, baiklah, aku ke kamar dulu, tidur aja sama tivi!" ketus Ricis sembari beranjak meninggalkan Wildan di sofa.

"Heh, mau kemana? Sini aja dulu temani Mas Wildan nonton," pinta si babeh menyambar jemari si enyak. Tapi sifat ambekannya kumat, gantian Ricis yang nyuekin Wildan. Babe lalu mematikan tivi.

"Ada apa sih,Neng? Lagj serius nonton tadi. Dampak corona luar biasa, bisnis pada sepi. Produk kita aja penjualannya turun drastis." Lembut Wildan membelai jemari istri yang ada di genggaman. Mau tak mau Ricis luluh. Dia duduk suka rela di samping Wildan.

"Nah, itu yang mau Adek omongin. Apa yang bisa kita lakukan untuk kondisi sekarang?" Ricis termenung.

"Kita bisa donasi. Walau bisnis lagi sepi kita masih punya simpanan yang cukup, apa salahnya berbagi," lanjutnya.
"Gimana caranya?" tanya Wildan sembari merapikan rambut istri yang keluar dari ikatan.

"Teman-teman youtuber pada ngajak collab, boleh kan,Bang?" pinta Ricis.

"Collab gimana? Transfer ke Rumah Zakat.aja udah, biar mereka yang menyalurkan," usul Wildan.
"Adek rindu nge youtube, chanel Adek sudah mulai disarangin laba-laba. Boleh ya Mas, Bang, ganteng," rayu Ricis penuh maksud. Akhirnya seperti biasa Wildan Alamsyah tidak berdaya.
"Jaga sikap, kalau bisa collab sama youtuber sejenis."
"Sejenis?"
"Iya, sama-sama wanita. Biar gak fitnah."
"Oh, tapi gak bisa mastiin juga, jarang youtuber cewek turun gunung."
"Nah, kenapa kamu ambil resiko turun sendiri? Udah deh, bahaya juga interaksi dengan banyak orang."
"Janji bakal jaga kesehatan dan standar keamanan tersiaga." dua jemari Ricis terangkat.
"Ya udah, gak papa, asal niatnya tulus," pesan Wildan.

Ricis dan beberapa youtuber gerak cepat mengambil bagian dalam kampanye membantu corban corona. Mulai dari turun membagikan sembako ke masyarakat terdampak, penggalangan dana dan donasi untuk para guru swasta yang terancam tak digaji karena perusahaan banyak yang mulai oleng, dan yang paling mendesak pengadaan alat perlindungan diri (APD) untuk tenaga medis.

"Cis, pembagian APD tenaga medis jadi kita laksanakan siang ini?" salah seorang youtuber menelpon Ricis. Mama cantik itu sedang beberes kamar. Wildan membantu memasang seprei baru, musim corona semua harus terjamin kebersihannya.
"Siang ini ya? Boleh."
"Baik, nggak usah bawa mobil, rumah sakitnya cukup jauh, kasian nyetir sendiri," lanjut youtuber lawan bicara Ricis.
"Waduh, gak ngerepotin? Lagian.. "
"Gak ngerepotin kok, ada youtuber lain juga di mobil, see you." telpon berakhir.
"Bang, siang ini adek bagi-bagi APD ke rumah sakit Mutiara Bunda," info Ricis ke Wildan.
"Abang bisa antar, anak-anak kan gak sekolah."
"Gak usah, aku dijemput kok," cegah Ricis.
"Siapa yang jemput?" tanya Wildan ingin tahu. Dia merasa terganggu  dengan candaan para youtuber di akun sosial media mereka, disana Ricis istrinya dipasang-pasangkan dengan seorang youtuber yang punya hubungan spesial dengan istrinya dulu. Walau keduanya telah menikah tetap saja itu mengganggu.
"Bang Zoel, youtuber juga," jawab Ricis sambil memilih-milih baju dan tas serta sepatu yang.pas untuk acara nanti siang.
"Si itu gak ada kan?"
"Si itu siapa?" ricis memandang Wildan ingin tahu.
"Yang dijodohin sama kamu di sosmed," decak Wildan malas.
"Oh itu..," Ricis tersenyum malu.
"Kamu kok kayanya seneng banget dijodoh-jodohin lagi sama dia? Belum kelar yang di masa lalu?" ketus Wildan.
"Apaan sih Abang? Gak boleh nuduh sembarangan. Dia kan sudah punya istri."
"Kamu juga sudah punya suami, jaga sikap."
"Oh, jadi judulnya abang lagi cemburu nih?" Ricis menghalangi Wildan yang hendak keluar kamar. Kebiasaan suaminya kalau lagi marah.
"Gak usah dibahas lagi," tepis Wildan.
"Abang!" Ricis menutup pintu. Wildan tak bisa keluar.
"Bang, adek gak bakal berpaling. Siapa sih yang bisa mengalahkan gantengnya Abi Syabiq ini? Senyumnya, manjanya, cintanya, sayangnya..unch, gemeeessss deh." Badan kekar babeh dipeluk manja oleh si Enyak.
"Halah, gak ngaruh," gerutu Wildan. Ricis tidak putus asa.
"Ih, seprainya halus banget. Kita berantakin yuk." Alis Ricis turun naik. Wildan ikut melirik seprei yang baru dia pasang dengan rapi.
"Ayo, istri cantiknya masa dicuekin?" godaan Ricis terus berlanjut.  Wildan mulai luluh.
"Kamu gak genit gini kan kalau diluar?" dia masih bernegosiasi.
"Enggaklah, tak ada yang senyaman kamu."
"Tapi ntar kamu telat ke rumah sakitnya." luluh juga akhirnya.
"Gak papa, asal alasan telatnya karena kamu. Gak masalah." Ricis tersenyum, Wildan mengusap bibir ranum itu.
"Nanti Abang antar, telpon aja mereka."
"Iya, ini lagi chat. Udah dikunci pintunya?" tanya Ricis.
"Udah, yuk, matikan hape dan tutup gordennya."
"Hahah, kenapa?"
"Dilarang bersuara juga."
"Ish, ish, ish..,"
"Udah?"
"Belum."
"Masih rindu? Sudah hampir seribu kata ini."
"Lah, Abang ngomongin siapa?"
"Itu, pembaca, katanya rindu."
"Rindu kita kaya gini?" Ricis tertawa manja.
"Yoi."
"Suruh nikah aja udah."
"Masih pada bocah."
"Lah? Kok ikutan baca? Minta yang baper pula, manjat dinding dan gigit bantal gak tanggung jawab ya." mereka berdua tertawa.
"Yuk ah, mumpung Risya belum ngerecokin."
"Ya udah, mulai aja."
" Bismillah.. "

Ngawur ya? Hehe, obat kangen sama kamu semua. Semoga jangan minta next2 terus. Baca dan vote juga ya cerita Mak di akun Ketik. Dada...

Kekasih Hatimu (Wildan dan Ria Ricis)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang