39. WAR!! Zona Ganteng On

7.3K 223 21
                                    

“Riciiiiis! Riciiiisssss!!” teriakan Antonio seketika membuat heboh kawasan dermaga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Riciiiiis! Riciiiisssss!!” teriakan Antonio seketika membuat heboh kawasan dermaga. Lelaki itu berlari menerobos para pekerja sirkus dan seliweran orang di pelabuhan. Langkahnya berhenti di bibir dermaga.
“Ricisss...!!!” Antonio berteriak untuk kesekian kalinya, sementara itu kapal motor yang membawa Ricis telah hilang dari pandangan menyisakan titik hitam di kejauhan.
“Riciisss, Ria yunita! Dasar penghianat! Kembali kau!” dia terus meracau. Wildan yang masih berada di atas geladak mengalihkan perhatian dari Nabila yang mabuk laut berat. Gadis itu sampai tak kuat berdiri karena lemas setelah muntah-muntah tak karuan.
“Ada yang manggil-manggil Ricis, tunggu sini ya, gue mau turun.” Wildan terburu memghampiri lelaki di bibir dermaga.
“Bang, tadi saya dengar manggil Ricis? Apakah Ria Ricis?” tanyanya memastikan. Antonio kaget menyadari ada orang di sampingnya.
“Bukan urusan El..” kata-kata Antonio tercekat kala mengenali sosok Wildan. Matanya melotot dipenuhi kemarahan. Lelaki ini yang merebut Ricis darinya.
“Bangsat!Kau suami Ricis ya! Pasti kau penyebab dia pergi dariku!Ku hajar kau!” Antonio memukul Wildan. Wildan kaget mendapat serangan mendadak.

“Heh! Siapa Elu ninju gue? Ooo, jangan-jangan Elu yang nyulik istri Gue ya?! Bangsat gila, Lo!!” Tinju Wildan bersarang di dagu Antonio. Kacamata yang dipakainya melayang ke dalam laut dermaga.
“Mana istri Gue?!” bentaknya penuh emosi. Urat-urat kecil keluar di kontur wajahnya. Antonio tertawa mengejek yang sangat menjengkelkan Wildan. Alhasil tinju Wildan kali ini bersarang di hidungnya. Hidung Antonio berdarah, tapi dia masih tertawa.
“Hehe, kasian Lo ya kehilangan istri. Ricis sudah Gue habisi! Mau apa, Lo!?” Wildan menegang mendengar kata-kata Antonio.
“Jangan becanda Lo ya bajingan! Mana istri Gue!!!” Wildan mendorong Antonio, keduanya bergulingan di landasan dermaga. Rombongan polisi datang memisahkan keduanya.
“Wildan!Hentikan!” perintah Om Tulus. Wildan mendongak sekilas namun kembali membalas bogem yang baru saja bersarang di pelipisnya. Hatinya tercabik mendengar kata Antonio.
“Dia penculik istri saya, Om. Akan saya habisi!” Wildan hendak melayangkan lagi tinjunya ke wajah Antonio yang sudah tak karuan. Wajah Wildan juga gak kalah hancur sih. Sigap beberapa polisi melerai perkelahian.
"Jangan emosi,Dan, main hakim sendiri gak baik. Kita proses di kantor ya." Om Tulus menepuk bahunya.Wildan masih mengatur nafas yang seakan mau putus.
"Tolong temukan Ricis,Om, kata bajingan ini dia sudah menghabisi Ricis." suara Wildan bergetar menahan marah.
"Itu tujuan kita kan. Fer, borgol tangannya, kita bawa ke sektor terdekat!"
"Siap, Ndan."
Antonio meronta-ronta ketika hendak di borgol.
"Saya salah apa,Pak?Jangan asal tangkap!" protesnya.
"Nanti kita bicarakan di kantor." kata polisi sambil menarik Antonio ke kantor polisi yang tak begitu jauh dari pelabuhan.
Wildan mengikuti dari belakang. Nabila yang sudah pulih tenaganya menghampiri Wildan dengan tergesa.
"Addduuuh, wajah gantengmu rusak deh, itu siapa?Kok berantem?" Nabila panik dan mengeluarkan tisu dari tas selempangnya. Wildan membersihkan darah yang menempel dan berjalan mengikuti polisi yang membawa Antonio.
"Wil! Lo kelahi sama lelaki depan itu?Siapa dia?" Nabila menjejerkan langkah.
"Penculik Ricis." jawabnya singkat. Nabila terperangah. Geram dia melepas sepatu kets nya dan berlari menyusul rombongan polisi.
Pletak!
Tanpa di duga Nabila memukulkan sepatunya ke kepala Antonio.
"Dasar lelaki gak punya otak! Mati aja Lu!" Antonio tidak bisa berbuat apa-apa sementara para polisi tertawa melihat aksi spontan Nabila.
"Ponaan komandan antimainstrim ya." bisik mereka.
Di belakang Wildan gak bisa tertawa. Ricis belum diketahui keberadaannya. Bayangan pertemuan dengan Ricis di pulau ini pupus sudah.
"Sayang...semoga kamu baik-baik saja." desahnya sembari memandang titik hitam di ujung cakrawala sana.

Maaf ya beberapa hari gak nongol. Sengaja,takutnya kalau tiap hari kalian bosan..cerita ini sudah mau end. Siap2 pisah sama kk ketceh ini ya...tapi kalian bisa ngulang2 baca cerita ini kok sambil menikmati taburan typo. Hepi reading gaes...

Kekasih Hatimu (Wildan dan Ria Ricis)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang