6. Jatuh

16.1K 489 7
                                    

Ricis mengusap air mata yang mengalir tak berhenti di pipinya, menetesi iPhone yang layarnya masih menyala. Disana ada foto sahabat- sahabatnya. Sahabat yang saling menguatkan, sahabat nongkrong, sahabat buat konten dan sahabat segalanya. Ricis tak habis pikir mengapa sahabat-sahabatnya tidak mendukung keputusannya dan malah balik menjelek-jelekkannya.

Ricis kembali mengingat percakapan mereka yang terakhir kalinya saat mereka berlibur bersama di sebuah pulau pribadi.
"Gue mau ngomong sesuatu nih. " kata Ricis disela kegiatan bakar-bakar ikan tepi pantai.
"Ngomong apa, Cis, langsung aja gak usah pake kata pengantar." sahut Rara sambil membersihkan ikan yang dibakarnya dari arang yang menempel.
"Gue mungkin gak bisa sering nongkrong lagi bareng kalian. Gue mau punya banyak waktu untuk menyendiri. Maksudnya gue mau connect to god lebih banyak. Umur makin nambah juga tiap hari. " kata Ricis sembari mencomot ikan di tangan Rara, membuat cewek seksi itu mendelik.
"Ikan gue woiii, eh maksudnya apa sih, Cis? Lo nganggap nongkrong bareng kita ngabisin waktumu gitu? " delik Rara.
"Tunggu deh, gue nangkap nada-nada Lo gak senang bareng-bareng kita lagi? Ayu yang berpasmina ikut menyela. Ricis bingung cara menjawab tanya teman-temannya. Memang benar yang mereka katakan. Ricis merasa gak cocok lagi hura-hura sepanjang waktu. Tak banyak waktu untuk dirinya sendiri.
"Maksudku bukan gak mau bareng kalian lagi, tapi intensitasnya yang dikurangi. Gue mau punya waktu sendiri. "
"Intinya Lo itu mau menjauh dari kami kan,Cis? Pelit Lo. Pasti Lo gak mau keluar-keluar uang lagi untuk have fun bareng kita kan?" Rara emosi. Ayu juga nampak makin sinis.
"Gak nyangka gue kalo Lo kaya gini, Cis. Kita dah bersahabat dari lama. Sukses Lo gak lepas dari peran kita juga. Tega Lo." Ricis ternganga mendengar tuduhan teman-temannya.
"Kalian salah paham. Gue gak mikir sedikitpun ke masalah uang-uang gue yang habis untuk kebersamaan kita. Gue cuma mau jeda. Gue jenuh tau gaaak?" Ricis pergi meninggalkan sahabat-sahabatnya. Dia menangis. Sahabatnya gak mau ngerti keinginannya dan malah mikir lain. Sepanjang malam itu Ricis menangis. Dan hubungan mereka jadi dingin sampai hari ini.
"Kok kalian nyindir-nyindir sih di sosmed. Gue gak seperti itu tau. " Ricis masih memperhatikan igs sahabat-sahabatnya.

Layar iPhone nya menampilkan wajah manajernya yang cantik, Riri namanya. Ricis berdehem menghilangkan sisa tangis sebelum mengangkat iPhone.
"Ya, Mba Ri, ada kabar baik apa?" dia mencoba bercanda. Terdengar hela napas Riri di ujung sambungan.
"Ogun, Jae dan Boim ngajuin pengunduran diri, Cis. "
Ricis kaget.
"Kok bisa, Mba? " Kapan mereka ngomong? Ke aku belum lho,Mba Ri. "
"Dari kemaren sih, katanya mau berkarir sendiri. " Ricis memijit pelipisnya yang semakin pusing.

Sementara itu di ruangan digital Ricis Official terjadi ketegangan yang mencekam. Wildan nampak menangis tanpa suara.

"Udah,Dan, gak usah ngelak. Lo jatuh cinta kan sama Ricis sampai Lo gak mau ikut kita membangun dan membesarkan kembali rumah kreatif kita yang lama terbengkalai." Wildan mengangkat wajah dan memandang Ogun dengan emosi.

"Lo ngomong jangan asal. Kalian lihat Umi lagi banyak masalah. Netizen sedang ngehujat dia, masa Lo pada mau ninggalin dia? Kasian dong." Ogun membuang muka mendengar kata-kata Wildan.

"Itu urusan dia sama netizen,Dan." ketusnya.

"Jangan bucin, Dan." kali ini Boim ikut bersuara. Rahang Wildan mengeras menahan emosi.

"Gak ada hubungannya sama bucin-bucin itu,Im. Gue pernah janji sama Umi untuk terus bersamanya, hanya maut yang memisahkan, Gue mau konsisten dengan janji. Terserah kalau kalian mikir macam-macam."

"Ya udah, kami cabut dulu." Ogun dan dua tim lainnya mengambil barang-barang pribadi yang sudah mereka rapikan sebelumnya.

"Pamit dulu sama Umi," Wildan mengingatkan.

"Gue udah ngomong ke Mba Riri." sahut Ogun.

"Ya harus pamit juga dong sama Umi, dia bos kita langsung."

Kekasih Hatimu (Wildan dan Ria Ricis)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang