21. Ibuku gak suka gigit, anaknya iya (Wildan)

15.1K 401 48
                                    

Ada yang masih nungguin cerita ini? Ngacung dong..

Sejak menikah dengan Wildan seminggu yang lalu Ricis belum pernah berkunjung ke rumah mertuanya. Mereka disibukkan dengan jadwal syuting film Ricis dan Sabtu Minggu untuk istirahat. Acara resepsi sendiri baru akan dilaksanakan satu bulan lagi.

"Bang, Ibu nya gimana? Galak gak?" tanya Ricis ketika mereka sedang bersiap-siap. Wildan tertawa kecil.

"Gak usah takut, gak gigit kok, kalau anaknya baru suka gigit." lalu dia menggigit gemas pipi Ricis yang cubby. Ricis menjerit protes.

"Iiih Alamsya!, berantakan bedakku, jadi makin lama deh." omelnya sambil menarik kaos visbar Wildan.

"Duh, istri kok suka narik-narik ya? Kemaren sarung, sekarang baju, apa maksudnya coba?" godanya.

"Gak ada maksud, aku tuh kesel, udah pakai masker vazo, pakai foundation dan bedak, Abang main gigit aja."

"Gak usah pake bedak, udah cantik kok."

"Biar makin cantik Abaaaang, ntar kan banyak ketemu the Ricis, trus mereka bilang, ehh, Mba Icis cantiik, aku kan senang." Wildan mencibir.

"Iyaa iya...cantiknya Wildan Alamsyah. Siap berangkat ke rumah mertua?" Ricis menghembuskan nafas gugup.

"Siap gak siap deh." Pasrah Ricis. Wildan terkekeh. Kalau Wildan sih sudah biasa bertemu keluarga Ricis, kalau Ricis baru bertemu sekali pas akad. Maklum kalau dia gugup.

"Makanya deketin dulu orang tuanya, baru anaknya." goda Wildan ketika mereka sudah di mobil.

"Ih, gak salah tuh? Perasaan anaknya mepet terooooos. Aku bisa apa?" cibir Ricis. Wildan tertawa.

"Iya juga ya."

Sesampainya di rumah Wildan, ponakan suaminya itu sudah menunggu. Begitu oom mereka turun dari mobil langsung deh diserang dengan pelukan. Wildan terkekeh bahagia.

"Eh, lihat, Oom bawa siapa? Ada yang kenal?" tanyanya sambil menggandeng tangan Ricis. Ricis yang turun sambil membawa mainan yang banyak langsung saja jadi objek menarik ponakan Wildan.

"Tante Riciiiiiis." Sorak mereka. Ricis dan Wildan tertawa-tawa. Ternyata penggemar Ricis dari mak-mak sampai anak-anak.

"Lho, kok diluar aja, kasih jalan Tante Ricis masuk." Ibu dan ayah Wildan muncul di pintu.

Ricis menghampiri kedua mertuanya. Ibu Wildan memeluknya erat, setelahnya Ricis salim dengan Ayah mertua.

"Masuk, Nak. Beginilah rumah Wildan. Sederhana." Ricis tersenyum.

"Menyenangkan,kok, Bu." Selanjutnya Ricis disuguhi aneka makanan.

"Wah banyak sekali makanannya, Bu. Siapa yang masak?" tanyanya antusias.

"Ibu sama kakaknya Wildan."

"Wow, kalau Ricis gak bisa masak, Bu.Nanti ajarin ya." lebih baik ngaku duluan daripada ada tes masak di belakang hari.

"Ricis mau belajar masak?Alhamdulillah, gadis-gadis zaman sekarang jarang yang tertarik."

"Hehe,iya,Bu." dalam hati ngomong aku gak gadis lagi Bu..

"Ya Allah, gak nyangka lihat Ricis sedekat ini, masuk rumah kami lagi." kakaknya Wildan datang dan langsung meluk Ricis.

"Eh, jangan kenceng-kenceng meluknya, istri Gue tu." Wildan nimbrung di ruang keluarga. Tadi dia diseret ke warung sama ponakan minta dibeliin coklat.

"Idih, sombong Lo. Ricisnya aja gak apa-apa." semua tertawa mendengar pertengkaran main-main kakak adik itu. Hati Ricis menghangat. Ternyata gak semenakutkan bayangannya.

Kekasih Hatimu (Wildan dan Ria Ricis)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang