24. Positif atau Negatif?

14K 356 20
                                    

"Yang, aku deg-degan nih." Ricis sembunyi di dada suami menunggu detik-detik mendebarkan munculnya garis dua di benda lurus panjang yang di pegang Wildan. Begitu layanan kamar ngantar benda itu sekali lima biji pasangan yang baru nikah 1,5 bulan tersebut langsung menguji air seni Ricis.
"Lama banget munculnya. Masih satu nih." Wildan tak mengalihkan tatap dari benda di tangannya.

10 menit berlalu

"Gimana?" Wildan menyusul Ricis setelah meletak peci ke salah satu meja disana. Mereka baru selesai sholat Asar berjama'ah. Ricis manyun.
"Masih satu." Wildan mengelus kepala istrinya.
"Ya udah, gak apa-apa. Usaha lagi lebih sering." katanya santai.
"Tapi aku mau punya bebi yang lucu-lucu," Mata ricis menerawang.
"Pasti menyenangkan bermain dengan mereka."
"Sementara ini main sama Papanya dulu, kan juga lucu, imut lagi." Wildan tergelak ketika Ricis menghadiahinya dengan cubitan manja di perut.
"Kalau mau nyubit jangan disitu, agak kebawah dikit." godanya.
"Alamsyah geniiit, mesum." Ricis merona. Wildan tertawa melihat istrinya salah tingkah.
"Yah, katanya mau bebi yang lucu, ayo usaha lagi."
"Gak ah, malas mandi terus."
"Ntar Bang Alam mandiin." Wildan masih usaha.
"Ntar aja deh. Eh, tadi bawa kamera, Ngevlog ya?" Ricis mengambil kamera yang tergeletak di atas meja. Wildan ganti makan cemilan karena Ricis belum merespon ajakannya.
"Hooo, begini kelakuan kalau gak sama istri ya." Wildan menoleh.
"Apaan?"
"Ini, ada yang ngevlog bareng cewek-cewek cantik."
"Ooo.. " seru Wildan cuek sambil terus makan.
"Ooo?" Ricis melotot.
"Hanya fans, tadi mereka nunjukin tempat jajan enak."
"Ini ada yang nempel-nempel." tunjuk Ricis. Wildan mendekat ke Ricis yang telungkup di tempat tidur.
"Yah, kalau jauh-jauhan gak masuk frame, Siti!" Wildan menjitak pelan kepala Ricis.
"Siti? Siapa lagi tu?" Ricis mendelik.
"Itu Lho netijen yang komen kasar trus di pin sama Vazo."
"Oh," Ricis tertawa.
"Cantik kan kotanya? Makanya jangan di kamar terus, rugi aja bulan madu." kata Wildan sambil memperhatikan Ricis yang sedang melihat hasil ngebolang tadi siang.
"Gimana mau ikut, kepala masih pusing." Ricis menjadikan perut Wildan bantal. Dengan sayang Wildan memijit-mijit kepala Ricis sambil menyenandungkan surat Arrahman. Ricis mengikuti dengan khusuk. Entah sampai ayat keberapa keduanya jatuh tertidur.

Kalau sudah bosan sama ceritanya bilang aja ya gaesss.

Kekasih Hatimu (Wildan dan Ria Ricis)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang