72. Gantengmu Membuat Kejang-Kejang, Bang

7.5K 239 47
                                    

Syabiq bolak balik melihat badannya yang sekarang tumbuh makin tinggi. Otot-otot khas lelaki mulai terlihat. Dia memang baru kelas  tiga SMP, tapi body sudah kaya anak kelas tiga SMA.

"Beneran si Andra buat challenge kaya gitu? Dih, tubuhku bakal terekspos dong." lagi-lagi dia mengawasi bentuk badannya yang sengaja tak dibiarkan terlalu berlemak.

"Tapi, masa dia mau nge tag Aleana kalau aku gak ikutan? Nyesel juga ngasih tau tentang dia ke korban tiktok Andra." Syabiq masih asik ngedumel ketika Risya dan Tsania nyelonong ke kamar.

"Astaghfirullah, Abang ngapain gak pake baju? Mau bina rangka?" Gadis kelas 4 SD itu menjerit kaget tapi mata malah melotot ke tubuh abangnya yang hanya mengenakan celana pendek, tanpa baju. Tsania yang tangannya diseret masuk kamar Syabiq sama Risya otomatis menarik tangannya dan menggunakannya untuk menutup wajah. Tubuhnya memutar menghadap dinding. Abang angkatnya tidak memakai baju, dan itu sangat tidak sopan menurut nilai yang diyakininya.

"Pake bajunya, Bang! Aurat!" cerewet Risya. Syabiq berdecak malas.

"Kalian ngapain main nyelonong kamar cowok? Suka-suka aku dong mau pakai baju atau gak. Ini kan di kamar." Syabiq membela diri.

"Lo minyak goreng Sania, ngapain pake tutup wajah dan hadap tembok segala?" kali ini Syabiq menegur Tsania karena berani masuk kamarnya. Tsania menggeleng takut.

"Maaf, Bang, Risya yang ngajak ke kamar Abang. Ayo, Risya, kita keluar." Tsania menarik tangan Risya. Matanya tidak berani memandang Syabiq untuk kedua kali. Yang pertama tadi anggap aja bonus di usianya yang ke 13. Dia tumbuh dalam asuhan Ricis yang mengajarkannya sopan santun. Sebagai anak yang baik dia mencoba untuk nurut apapun kata orang tua angkatnya. Kalau adiknya Risya dan Abang Syabiq sesekali masih suka melawan.

"Eh, bentar! Tolongin Abang dong, Risya. Abang mau goyang tik tok tapi tak pakai baju." Syabiq menyambar tangan adiknya ketika hendak mengikuti Tsania keluar kamar.

"Astaga, Abang, itu tak baik. Bener kan Kak Tsania?" Tsania mengangguk setuju. Terpaksa deh dia menahan langkah di pintu kamar. Matanya mengarah ke karpet. Tak kuat dia memandang tubuh putih Syabiq yang bertelanjang dada. Jiwa gadis remajanya bisa kejang-kejang.

"Tolongin dong, Tsania, mau ya, pegangin kamera aja, jadi dop deh. Itu lho kaya Abi waktu nyuting Ummi endorsan." karena Risya menolak Syabiq nawarin ke saudara angkatnya yang sekarang mulai remaja. Cantik, seperti penilaian Syabiq beberapa tahun lalu.

"Lho, kok Tsania, Bang? Tsania gak bisa." dia menolak halus. Tsania memang sesungkan itu pada Syabiq. Mereka bahkan jarang ngobrol. Syabiq dan Tsania punya dunia berbeda. Syabiq periang, populer, ganteng dan jadi idola sekolah.

 Syabiq periang, populer, ganteng dan jadi idola sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Syabiq waktu sehabis pelajaran olah raga.😎😎😎😎😎😋😋😋😘

Nah, seganteng itu si Syabiq. Tsania yang bersekolah di sekolah yang sama dengan Syabiq tidak mau terkenal sama sekali. Bukannya tak ada kesempatan. Dia cantik. Tubuhnya putih bersih dan tinggi diatas rata-rata anak cewek di sekolah. Hidungnya mancung, rambutnya yang ikal bergelombang disembunyikan dalam balutan jilbab. Sejak haid pertama di kelas lima SD Ricis menyuruh Tsania berjilbab di depan lelaki. Termasuk di rumah. Jadi Syabiq tidak melihat rambut Tsania beberapa tahun ini. Tsania teringat nasehat Syabiq waktu pertama kali dia diterima di SMP swasta pavorit.

"Kalau Tsania mau terkenal disini, gampang, tapi percayalah hidupmu gak bakal nyaman lagi." Tsania memandang sekilas Syabiq yang menjejerinya keluar dari kantor administrasi sekolah. Kedua orang tua nya masih di dalam menyelesaikan pembayaran.

"Tsania mau nyaman aja, Bang." katanya pelan tapi mantap.

"Good girl." Syabiq mengusap kepala berhijabnya sekilas sebelum berlalu. Sejak saat itu Tsania menjaga segala prilakunya agar tak keluar jalur yang telah dibuatnya sendiri.

"Ini iphone nya, shoot yang bener." Syabiq memaksa. Baginya harga diri di depan Aleana yang ada di Singapura sangat penting dijaga.

"Dasar pemaksa. Minta upah nanti, Kak. Eh, video apa sih gak pakai baju?"

"Tik tok, Risya, Abang  chalenge sama anak-anak band sekolah tik tokan gak pakai baju. Yang gak buat instagramnya bakal dipermalukan."

"Alah, Abang biasa pun dipermalukan tapi gak malu juga. Ini apaan dah yang buat Abang jiper?" Risya jadi heran karena biasanya si Abang tahan bully. Makanya dia bisa naik daun.

" Andra mau nge tag Aleana kalau Abang gak ambil challenge ini."
Risya dan Tsania saling pandang.

"Oh, demi Kak Aleana rupanya. Ayo kak kita buat video yang keren. Kalau sudah Alena Abang Syabiq gak berkutik."
Tsania memandang sekilas Syabiq yang sedang merapikan rambut ikalnya. Dia masih gak pakai baju. Duh, Tsania jadi serba salah. Dia gak mau lagi lihat badan Syabiq untuk kedua kali. Ini malah disuruh jadi dop.

"Oke, Tsania, siap ya untuk take one." Syabiq menyetel kamera iphone dan memberikannya ke Tsania. Risya memperhatikan sambil bertopang dagu di kasur Syabiq. Tsania serba salah. Akhirnya dia terpaksa harus tegas ke Syabiq.

"Maaf, Bang, Tsania gak bisa. Tsania gak mau Abang berdosa." cicitnya sambil melihat kaki Syabiq yang berdiri di depannya.

"Hei, Aku gak buka aurat kok. Aurat lelaki tu dari pusar ke bawah lutut. Nah Abang pusar sampai bawah lutut ketutup, dosa darimana coba." Syabiq membela diri. Dia memandang heran Tsania yang tingginya hampir menyamai Syabiq.

"Eumm, mungkin lebih ke tidak pantas atau adab kesopanan, Bang. Kalau Abang gak pakai baju trus ditonton banyak orang kan gak sopan tu, apalagi sambil goyang tik tok."

"Bener, Bang. Kalau fans Abang banyak yang baper lihat Abang gimana?Trus mereka kejang-kejang, Abang mau tanggung jawab?"

"Apaan dah pakai kejang-kejang, emang gue aliran listrik?"
Tsania memberanikan diri menatap mata Syabiq yang berdiri di depannya.

"Tsania rasa Kak Aleana juga gak suka kalau Abang tampil gak pakai baju di depan banyak orang."

"Betul, Bang. Adek juga gak mau badan Abang dilihat banyak orang."
Syabiq terdiam mendengar ucapan dua adik perempuannya. Dalam hati dia menyetujuinya.

"Ya udah deh, nanti kalau Andra nge tag Aleana, bela Abang ya. Biar Abang tetap punya muka depan dia."
Tsania dan Risya tersenyum senang.

"Nah, gitu dong..." seru keduanya heboh. Eh, Risya doang ding. Tsania berucap kalem aja.

" Lo berdua ngapain ke kamar Abang?"

"Astaghfirullah lupa, itu di depan ada Andra dan Aruna nyariin." Risya menepuk jidat karena membiarkan dua orang teman Abangnya menunggu diluar pintu sekian lama.

"Ngapa gak ngomong dari tadi, Markona?" Syabiq buru-buru pakai baju trus melesat keluar kamar.

"Yeee, orang kaget juga, makanya jangan Aneh-aneh." omel Risya sambil ikutan keluar kamar Abangnya. Tsania hanya tersenyum. Dia senang Syabiq mau mendengar nasehatnya dan Risya. Dia tahu Abangnya itu punya potensi besar merusakkan keutuhan hati gadis-gadis. Save ciwi-ciwi.

Aku boompart nih walau beda hari. Tapi tahunnya loncat2 gaes. Ntar kalau ada apa2 di tahun yg terlewat gampang ntar kita pake alur plashback. Ayo komenin Syabiq gaesss.

Kekasih Hatimu (Wildan dan Ria Ricis)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang