4 - we are just friend

1.6K 261 133
                                    

Racun memang, berteman dengan para lelaki ini memang racun. Tau kalau pertemuan hari ini hanya untuk memojokan dirinya, harusnya Renjun tidak perlu datang.

"Jeno, jaga Ryujin dengan benar. Kau tahu kan track record Renjun seperti apa?" ujar Jaemin dengan wajah jahilnya sembari melirik ke arah Renjun.

"Walau ia bodoh dan lamban dalam hal mengejar perempuan, tapi ia selalu saja dapat meluluhkan hati perempuan yang lain," tambah Haechan memperpanas.

"Betul hyung! Ingatkan dengan Wonyoung? Bisa-bisanya Wonyoung yang aku dan Jisung incar malah menyukai Renjun-hyung," kali ini Chenle yang bersuara.

Sedangkan Renjun -pemuda yang dibicarakan, hanya dapat menghela nafas.

Demi apapun, ia dan Ryujin hanya sebatas senior dan junior yang kebetulan sering menghabiskan waktu bersama. Tidak lebih.

Tapi kenapa mereka bersikap seolah ada sesuatu di antara keduanya? Pakai acara memprovokasi Jeno segala, benar-benar mereka ini.

Jisung, satu-satunya oknum yang tidak berkomentar hanya memasang wajah bingung.

"Renjun-hyung, jadi kau dan adiknya Jeno-hyung itu kenapa?" Jisung akhirnya bersuara.

"Ia juniorku Jisung, kami satu kampus dan berada dalam club lukis yang sama," jelas Renjun seadanya karena memang begitu adanya bukan?

"Renjun, jelaskan padaku," Jeno meminta penjelasan dengan wajah yang serius.

"Astaga Jeno, kau percaya dengan perkataan 3 makhluk ini?" tanya Renjun frustasi menatap tiga serangkai yang ia maksudkan -Haechan, Jaemin, Chenle.

"Aku dan adikmu benar-benar hanya sebatas senior dan junior. Tidak lebih, lagipula kemarin kau lihat sendiri kan betapa aku dan adikmu itu tidak akur?" tambah Renjun.

"Ya, tidak akur tapi selalu makan bersama," sanggah Chenle.

"Tidak akur tapi teleponan sampai larut malam," tambah Haechan.

"Yak Lee Haechan, jangan membuka ponselku sembarangan!" oceh Renjun menyadari Haechan mengetahui hal tersebut pasti karena ia diam-diam melihat riwayat panggilan pada ponselnya.

"Nah kan benar,HAHAHAHA," bukan meminta maaf, Haechan malah tertawa terbahak-bahak.

"Jeno-ya, aku dan Ryujin benar-benar hanya berteman," ucap Renjun lagi, berusaha meyakinkan Jeno.

Jeno yang sedari tadi memasang wajah serius seketika tersenyum dan tertawa puas.

Sialan, Renjun dikerjai.

"Santai saja, kalau pun kalian punya hubungan lebih, aku malah bersyukur," ucap Jeno disertai eyesmile miliknya.

"Tuh! Kau sudah mendapat lampu hijau dari kakaknya!" ujar Jaemin heboh.

"Jeno-ya, sampai kapanpun Ryujin dan aku tidak akan lebih dari sek-"

"Eits, jaga bicaramu Huang Renjun. Tidak ada yang tau masa depan kan membawa kita kemana," sela Jaemin menaik turunkan alisnya diikuti oleh Haechan dan Chenle.

Ketiga manusia ini benar-benar gencar ingin Renjun dan Ryujin berpacaran.

"Ya terserah pada kalian berdua, tapi aku titipkan Ryujin padamu ya. Jangan kau sakiti dan jangan biarkan lelaki lain menyakitinya, okay?" titah Jeno yang justru membuat Renjun mengerutkan dahinya.

Apa-apaan itu?

Jelas-jelas Ryujin sudah sering merepotinya, Jeno sebagai kakak bukannya meminta maaf tapi malah semakin melimpahkannya ke Renjun.

"Y-ya, Jeno kurasa kau masih sal-"

Untuk kesekian kalinya, Renjun tidak dapat menyelesaikan perkataannya hari ini. Kelima sahabatnya itu sudah heboh ketika makanan pesanan mereka tiba. Semuanya seakan lupa dengan pembicaraan tadi.

LET'S NOT FALL IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang