35 - a hope

951 158 71
                                    

Chronic myelogenous leukemia (CML) atau Leukemia mielositik kronis, jenis kanker yang mengganggu produksi sel darah putih. Kanker ini menyebabkan sel darah putih yang belum matang dan belum dapat berfungsi diproduksi secara cepat dan berlebihan sehingga menumpuk di sumsum tulang. Akibatnya, sumsum tulang jadi tidak bisa menghasilkan sel darah lain yang dibutuhkan oleh tubuh secara semestinya. Jeno, Ryujin dan para sahabat Renjun yang lain tentu terkejut saat nama penyakit itu terlontar dari mulut Haechan saat menjelaskan perihal kondisi Renjun. Mereka tidak pernah berpikir bahwa Renjun mengidap penyakit semenyeramkan itu.

"Kalau kata dokter, jenis Leukemia yang Renjun idap memang jenis yang menyerang secara perlahan sehingga gejala yang timbul juga tidak akan kentara," ungkap Haechan dengan helaan nafas yang berat. Dirinya sendiri tidak dalam kondisi yang cukup stabil untuk memberi penjelasan. Tapi bagaimanapun juga, sahabat-sahabat Renjun dan kekasihnya berhak mengetahui ini.

Badan Ryujin melemas, raut wajahnya pucat dan tak bisa berkata apa-apa. Begitu juga dengan Jeno yang nampak tertunduk dengan rahang mengeras menahan gejolak emosi, tidak mau terima dengan berita yang baru saja ia dengar. Jaemin sendiri hanya mampu menatap kosong ke arah ruangan Renjun kini dirawat, separuh nyawanya seakan ikut hilang saat mendengar penuturan Haechan.

Sedangkan Jisung, anak itu sedang menangis bertumpu pada bahu Haechan. Isakannya terdengar amat menyesakkan bagi siapapun yang mendengar termasuk Haechan. Haechan jelas mengerti dan paham apa yang Jisung dan para sahabatnya kini rasakan. Haechan sudah melaluinya terlebih dahulu.

Mata Haechan kini melirik ke arah Chenle yang juga tak berbeda jauh dengan dirinya. Berusaha terlihat tegar demi bisa menjadi sandaran bagi wanita yang kini sedang berusaha ia tenangkan, ibu Renjun.

Melihat sekelilingnya, Haechan sedikit paham kenapa Renjun berusaha mati-matian untuk menutupi penyakitnya. Pemandangan yang ia lihat kini benar-benar menyakitkan hati. Sangat menyesakkan.

Padahal baru semalam ia masih bersendah gurau dengan Renjun, tapi kenapa dalam waktu kurang dari 24 jam situasi bisa berubah seperti ini?

Padahal baru semalam ia masih bersendah gurau dengan Renjun, tapi kenapa dalam waktu kurang dari 24 jam situasi bisa berubah seperti ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata sembab Ryujin belum berpaling dari buket bunga di meja nakasnya. Sebuket bunga yang Haechan berikan padanya saat akan pulang dari rumah sakit tadi. Titipan Renjun, begitu penjelasan Haechan.

Haechan bercerita bahwa rencana awalnya, ia yang akan mengantar Renjun menghadiri pameran yang Ryujin ikuti hari ini. Renjun dengan kondisinya yang semakin lemah ternyata masih keras kepala untuk tetap datang, makanya mau tidak mau sang ibu meminta tolong Haechan untuk menjaga Renjun. Haechan bahkan menginap di kediaman Renjun semalam.

Saat tahu, Ryujin benar-benar ingin sekali menjitak kepala kekasihnya tersebut. Bagaimana bisa ia tidak memprioritaskan kesehatannya sendiri demi Ryujin? Sekarang, lihat sendiri kan bagaimana akhirnya?

Bahkan sudah semalam ini, Ryujin belum menerima mengenai perkembangan Renjun dari Jeno yang malam ini memaksa untuk tetap tinggal di rumah sakit.

Kini di tangan Ryujin terdapat sebuah kartu ucapan dengan tinta yang sedikit meluntur akibat tetesan air mata Ryujin saat pertama kali membacanya.

LET'S NOT FALL IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang