10 - bad luck ryujin

1.3K 199 42
                                    

Berkumpul bersama sahabat di tengah kesibukan bukanlah hal yang mudah. Jadwal selalu saja ada yang bentrok. Ujung-ujungnya, rencana hanya menjadi wacana. Tetapi, berbeda dengan keenam sahabat yang tergabung dalam sebuah group chat yang mereka namai sendiri 'Boys Before Flowers'.

Mereka bukan tipe perencana tapi lebih cenderung tipe pelaksana. Termasuk dalam berkumpul, selalu langsung dilaksanakan tanpa perencanaan terlebih dahulu, seperti hari ini contohnya.

"Renjun-hyung! Kupinjam Xbox mu ya? Okay, terimakasih," pinta Jisung tanpa menunggu jawaban dari Renjun, pemilik aslinya yang sedang tidak di tempat.

"Baru juga sampai, sudah merecoki Xbox nya Renjun-hyung saja," komentar Chenle tapi justru turut dengan Jisung memainkan Xboxnya. Dua bocah dengan kelakuan yang mirip.

"Haish, Renjun bisa-bisanya lupa mengosongkan tong sampahnya, sampai penuh begini kan," kali ini Jaemin yang mengoceh. Dengan telaten ia membuang sampah pada tong sampah kecil di kamar Renjun yang sudah penuh.

Lalu juga ada Haechan dan Jeno, dua manusia yang sangat gemar berbaring. Bisa ditebak, keduanya langsung menghempaskan tubuh mereka ke ranjang Renjun seakan ranjang itu milik mereka.

Kamar Renjun layaknya kamar lelaki pada umumnya, hanya saja lebih rapi. Lemari pakaian, meja belajar dengan komputer, rak buku, peralatan lukis, dan masih banyak lagi.

"Hey hey, coba cari koleksi pornonya Renjun HAHAHA," ide gila dari seorang Haechan

"Ide menarik," sanggah Jisung tiba-tiba, padahal tadi ia sedang fokus dengan Xboxnya.

"Jisung-ah! Tidak boleh! Jangan ikut-ikutan Haechan!" omel Jaemin.

"Dan kau Haechan, jangan meracuni pikiran dua bayi kita disini dengan pikiran kotormu!" tambahnya lagi.

Tidak lama kemudian, si tuan kamar pun tiba di depan pintu. Bukannya menyapa atau menyambut kedatangan 6 tamu tak diundangnya, Renjun justru berteriak,

"Eommoni! Kenapa membiarkan kelima mahluk ini masuk ke kamarku!?"

"Yah! Mereka sudah seperti saudaramu! Jangan berkata seperti itu!" balas ibu Renjun dari ruang tengah di lantai bawah.

"TERIMA KASIH AHJUMMA! KAMI MENYAYANGIMU!" teriak kelima sahabat Renjun itu tersenyum senang karena ibu Renjun lebih membela mereka dibanding putranya sendiri.

"Yah Lee Haechan, apa yang sedang kau cari disana," tanya Renjun melihat Haechan sedang mencari sesuatu di bawah kolong kasurnya.

"Koleksi blue fil-"

Perkataan Haechan terputus saat Renjun berhasil menimpuknya dengan bantal.

"Aku tidak mesum sepertimu ya! Mana ada aku mengoleksi barang-barang seperti itu!" oceh Renjun menyingkirkan Haechan supaya tidak melanjutkan pencarian sia-sia nya.

"Eh tunggu, itu varsity mu?" tanya Jeno out of topic, membuat semua orang di ruangan itu mengernyit bingung.

Jeno lalu menunjuk ke arah jaket yang tergantung di gantungan baju yang terpasang di balik pintu kamar Renjun.

"Sini, coba kulihat," pinta Jeno.

Renjun yang bingung lalu memberikan jaket itu padanya. Mungkin Jeno tertarik untuk memilikinya?

"Kenapa? Mau pinjam? Yasudah, bawa pulang sana," ujar Renjun melemparkan jaket yang dimaksud.

"Ini kan jaket Ryujin," ungkap Jeno saat memastikan bahwa jaketnya persis dengan jaket yang Ryujin masukan ke dalam cucian beberapa hari yang lalu.

"Enak saja! Itu punyaku!"

"Tapi aku melihat jaket yang sama persis dengan ini di tumpukan cucian baju beberapa hari yang lalu. Lihat? Bahkan inisial yang tercantum disini adalah inisial Ryujin, R dan J," balas Jeno.

LET'S NOT FALL IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang