7 - eomma's favorite

1.3K 234 49
                                    

"HAHAHAHA, maaf-maaf, bibi sampai salah paham," tawa Miyoung meledak saat diberi penjelasan oleh Ryujin bahwa ia dan Renjun tidak berpacaran seperti dugaannya.

Melihat wajah Miyoung saat tertawa begitu membuat Renjun akhirnya tau dari siapa Jeno mendapatkan eyesmile andalannya.

Ketiga manusia ini saat ini berada di salah satu cafe di Itaewon. Renjun dipaksa Miyoung untuk ikut duduk mengobrol bersamanya dan Ryujin. Tidak mau menyinggung perasaan ibu sahabatnya, Renjun pun menerima tawaran tersebut.

"Sahabat Jeno yang kebetulan seniornya Ryujin ya? Lucu ya, dunia bisa sesempit ini," komentar Miyoung setelah mendengar penuturan singkat dari putrinya.

"Iya, Ryujin dan aku sama-sama bergabung di club lukis," tambah Renjun.

"Oh, apa putriku mahir melukis? Sejak kecil ia selalu ku omeli jika mencoret-coret tembok kamar, tapi ia tak pernah kapok. Anak ini memang sedikit tidak bisa diberitahu hahaha."

Ryujin hanya mendengus ringan, ibunya memang suka seperti itu. Menceritakan masa kecilnya kepada temannya seperti ini.

"Hm untung ia menceritakannya hanya pada Renjun, bukan pada calon pacarku," batin Ryujin bersyukur.

"Ryujin berbakat, hanya saja moodnya sangat mudah berubah-ubah dan mood seorang pelukis akan sangat berpengaruh dengan karya yang ia kerjakan," jelas Renjun.

"Apa katanya barusan? Aku berbakat? Pasti karena di depan eomma makanya ia pura-pura memujiku. Biasanya juga aku dikritik olehnya, dasar pembual," gerutu Ryujin dalam hatinya, meski ia juga tidak bisa memungkiri kalau hatinya senang mendengar pujian Renjun.

"Ah iya, putriku ini sangat moody," Miyoung mengiyakan.

"Ryujin tipikal yang akan memggebu-gebu dengan hal baru namun berujung bosan, ia hanya akan bersemangat saat moodnya kembali baik," tambah Renjun dan langsung disetujui oleh Miyoung.

"Iya, kau benar! Bibi ingat waktu Ryujin kecil, ia merengek ingin ikut kelas balet tetapi baru beberapa kali latihan ia sudah minta keluar," tutur Miyoung bersemangat.

Tunggu, kenapa Renjun dan ibunya jadi semakin akrab begini? Terlebih lagi pembicaraan mereka adalah seputar Ryujin. Keberadaan Ryujin, si bahan pembicaraan seakan tidak dianggap disini.

"Yak, kalian berbincang seakan aku tidak disini," dengus Ryujin membuat Miyoung tertawa.

"Hahaha maafkan eomma Ryujin-ah, rasanya menyenangkan saja mengobrol dengan Renjun," jawab Miyoung.

Ryujin hanya mendengus sekilas.

"Oh iya, kau dan Jeno sudah kenal sejak kapan?" tanya Miyoung pada Renjun.

"Hm, aku kenalan dengan Jeno saat aku baru pertama kali datang ke Korea. Kalau tidak salah, waktu usiaku 11 tahun," jawab Renjun.

"Tunggu, berarti kau bukan orang Korea?"

"Bukan, aku dari China."

"OH, kupikir kau orang korea asli. Bahasa koreamu sangat lancar, bibi tidak menyangka," puji Miyoung penuh kagum. Semakin membuat putri tunggalnya jengah, masa begitu saja ibunya kagum? Payah.

Renjun hanya dapat tersenyum dan berterima kasih atas pujian Miyoung.

Tiba-tiba saja tangan Renjun digenggam oleh Miyoung, membuat baik Ryujin maupun Renjun terkejut.

LET'S NOT FALL IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang