19 - is it love?

1.3K 225 111
                                    

Silau sinar matahari mengusik tidur seorang gadis yang masih nyaman dibalik selimutnya. Tau kalau sudah waktunya ia harus berpisah dari tidur nikmatnya, gadis itu pun membuka matanya berlahan. Mengerjap-ngerjapkan matanya untuk menyesuaikan sinar di sekitarnya.

Manik indah milik Shin Ryujin masih setengah terbuka. Bangun tidur memang tidak pernah menjadi hal yang mudah bukan?

"Bangun sayang," suara lelaki menyentak raga setengah sadar Ryujin. Matanya seketika membelalak, memperjelas sosok pemuda yang berbicara tadi yang ternyata sedang terbaring menyamping, menghadap ke arahnya.

"Renjun!? Apa yang kau lakukan di kamarku!?"

"Menemanimu tidur, apa lagi?" tanya balik Renjun dengan senyuman tipis yang justru semakin menimbulkan ambiguitas dalam pikiran Ryujin.

Dengan rambut bantal yang sedikit berantakan dan wajah tampan Renjun di depan matanya sekarang, hati Ryujin tentu tidak bisa berdetak dengan normal.

Saat Ryujin masih berusaha memproses segalanya, Renjun tiba-tiba saja menarik dagu Ryujin sehingga seluruh atensi Ryujin saat ini hanya tertuju padanya sekarang.

"A-apa yang mau kau lakukan?" Ryujin bertanya dengan terbata-bata. Gugup.

Renjun diam, hanya menatap Ryujin. Matanya berlahan bergulir ke arah bibir merona milik Ryujin.

Hati Ryujin semakin tidak karu-karuan, terlebih sekarang ia juga jadi ikut menatapi bibir merekah Renjun yang jaraknya hanya terpaut beberapa centi dari bibirnya.

"May I have my morning kiss now?" tanya Renjun lembut.

Pertanyaan singkat Renjun seakan menjadi mantra yang mengubah tubuh Ryujin seutuhnya menjadi Jelly. Ryujin tak berdaya, rasanya lemas dan hatinya semakin berdegup cepat.

"A-apa maksudn-"

Dan belum selesai Ryujin selesai bertanya, Renjun sudah terlanjur menghilangkan jarak-

"ADIKNYA JENO! BANGUN!" suara teriakan Renjun menghentak Ryujin dari mimpi 'indah' barusan.

Ryujin yang ia tunggu di kantin tidak kunjung datang . Saat Renjun hampiri ke kelasnya, ternyata Ryujin ia dapati sedang tertidur pulas di meja. Padahal kelasnya sudah kosong karena mata kuliah hari itu sudah selesai sekitar setengah jam yang lalu.

"A-ASTAGA! MENJAUH DARIKU!" pekik Ryujin langsung mendorong tubuh Renjun menjauh darinya.

Renjun hanya mengernyit bingung, tapi tidak lama kemudian ia tertawa.

"Apa yang kau mimpikan siang bolong begini hah? Sampai memanyunkan bibir seperti itu," tanya Renjun.

Ryujin yang baru saja sepenuhnya sadar dari tidur siang dadakannya benar-benar malu. Wajahnya merah padam, terlebih lagi Renjun masih asik tertawa.

Rasanya malu sekaligus aneh, kenapa ia bisa bermimpi berciuman dengan Renjun? Apa ia sudah gila? Begitu pikirnya.

"Sudah jangan melamun, benahi diri dan bereskan barangmu," pinta Renjun sembari mengusap jejak-jejak iler Ryujin dengan ujung lengan sweaternya tanpa rasa jijik sedikitpun.

Mendapati posisi Renjun yang kembali berjarak begitu dekat, Ryujin langsung was-was. Apalagi perlakuan penuh perhatian yang Renjun lakukan padanya, apa Renjun tidak sadar betapa Ryujin jadi semakin tidak karu-karuan dibuatnya?

"J-jangan dekat-dekat," ucap Ryujin dengan begitu ceroboh, menimbulkan kebingungan pada diri Renjun.

"Yah, kau serius bilang begitu? Jangan cari aku ya kal-"

Ucapan Renjun terhenti ketika ekspresi Ryujin seakan tidak setuju dengan kesimpulan asal Renjun.

"Bukan begitu," lirih gadis itu.

LET'S NOT FALL IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang