11 - no, thank you

1.1K 223 46
                                    

WARNING!

Chapter ini akan sedikit lebih panjang sedikit, jadi ya gitudeh...
Semoga tidak bosan ya, hehehe
Enjoy!
.

.

.

.

.

.

.

Ryujin bukan gadis cengeng, semua orang tau itu. Ryujin juga selalu meyakinkan dirinya bahwa ia memang gadis kuat yang tidak akan menangis. Sebisa mungkin, ia tersenyum dan selalu berusaha menebar keceriaannya di hadapan orang-orang. Tetapi malam ini, pertahanan Ryujin runtuh.

Kedua orang tuanya sedang bertengkar sekarang di telepon akibat ulahnya. Ayah tiri Ryujin yang mendapati Ryujin di kelab malam tadi segera membawa Ryujin kembali ke rumah ayah kandungnya dan menjelaskan apa yang terjadi.

Benar-benar Ryujin itu sedang terkena sial. Kebetulan sekali ia datang ke kelab malam di saat yang bersamaan dengan ayah tirinya yang sedang menemani atasannya untuk perayaan dibukanya cabang baru kantor mereka di Seoul. Selain itu, di antara sekian banyak kelab malam, Ryujin malah ditakdirkan untuk mendatangi kelab malam yang sama dengan tempat ayah tirinya berada. Suatu kebetulan yang menyebalkan bukan?

"Donghae-ssi, aku mengerti Ryujin memang putri kandungmu tapi tolong, aku juga appa nya sekarang. Aku percaya padamu, jangan merusak kepercayaanku dan Miyoung yang telah menyerahkan Ryujin untuk tinggal bersamamu disini," kata ayah tiri Ryujin tadi saat mengantar Ryujin kembali ke rumah.

Donghae hanya mampu membungkuk meminta maaf. Dalam hati Ryujin, ia sakit hati melihat ayah kandungnya itu yang harus menerima cercaan dari ayah tirinya atas kesalahan yang Ryujin perbuat.

Melihat raut kecewa di wajah lelaki dewasa yang amat ia kasihi benar-benar membuat Ryujin semakin menyalahkan dirinya sendiri. Mengapa ia begitu bodoh? Mengapa ia menurut saja dengan ajakan Guanlin tadi?

Tentu saja kejadian malam itu juga sampai ke telinga ibunya, menyebabkan sekarang ibu dan ayah Ryujin bertengkar hebat di telepon.

Ryujin di kamar hanya bisa menangis dalam tumpukan bantal di kasurnya. Tidak tahu harus berbuat apa dan bertanggung jawab seperti apa. Kekacauan yang ia buat benar-benar membuat dirinya frustasi.

Lalu Jeno, sang kakak juga nampak kecewa pada Ryujin. Ketika Ryujin baru sampai di rumah tadi, Jeno melihat dan mendengar semua cercaan ayah tiri Ryujin pada Donghae. Terlihat sekali kalau Jeno sedang menahan emosi karena tidak terima Donghae dipojokan oleh suami dari ibunya.

Sebenarnya, Ryujin sangat ingin menjelaskan pada Jeno tentang bagaimana ia bisa berakhir di tempat barusan, sayang ekspresi Jeno benar-benar membuat Ryujin enggan.

Ryujin merasa sendirian.

Ia tidak tahu harus bagaimana selain terus merutuki kebodohannya yang menyebabkan segala kekacauan ini.

Notifikasi dari Guanlin yang terus mencarinya tidak Ryujin hiraukan sama sekali. Tidak, Ryujin tidak menyalahkan Guanlin atas kejadian ini. Toh, Guanlin tidak pernah memaksanya untuk ikut bukan?

LET'S NOT FALL IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang