22 - it's always her

1.1K 203 22
                                    

Benar memang, menghindari Renjun untuk sementara waktu adalah niatan Ryujin. Ia mau menetralisir perasaannya dulu sebelum berjumpa dengan Renjun.

Dan sudah seminggu lebih berlalu. Ryujin masih belum melihat Renjun sama sekali.

Harusnya Ryujin senang, Tuhan dan semesta seakan mendukung niatannya. Tapi nyatanya, Ryujin justru jadi bertanya-tanya kemana Renjun?

Chat terakhir mereka berdua hanya menampilkan 4 unsent message dari Renjun -yang juga membuat Ryujin penasaran apa isi pesannya namun enggan bertanya.

Jika ia mencari Renjun duluan, pemuda itu pasti akan menanyakan ada keperluan apa sampai Ryujin mencarinya. Padahal Ryujin hanya ingin tahu kabarnya saja, bukan apa-apa.

Salahnya sendiri juga sih yang selama ini mencari Renjun hanya jika ada perlunya saja. Wajar jika Renjun selalu curiga jika Ryujin mencarinya duluan.

Lalu, bertanya pada Jeno bukanlah pilihan. Bisa terbayangkan bagaimana Jeno akan menggodanya dengan Renjun. Ya, benar memang Ryujin menyimpan perasaan pada Renjun. Tapi diledek dan digoda seperti itu akan semakin membuat Ryujin tidak karu-karuan salah tingkahnya.

Bisa bahaya.

"Nona Shin, apa sudah menemukan inspirasi dari kegiatan melamunmu hm?" Lihat? Renjun sekali lagi membuat Ryujin melamun tidak jelas di tengah sesi kelasnya. Dosen bahkan sampai menyindirnya begitu.

"Kau kenapa?" Nako yang duduk di sebelah Ryujin berbisik.

Ryujin memberi senyuman kikuknya dan menggeleng pelan. Ia belum mau membicarakannya dulu. Setidaknya tidak sekarang saat kegiatan belajar masih berlangsung.

Kenapa jatuh cinta rasanya semenyebalkan ini ya?

"Kemana ya Renjun-mu itu?" tanya Nako di tengah acara makan siang kami hari itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kemana ya Renjun-mu itu?" tanya Nako di tengah acara makan siang kami hari itu. Aneh sekali, kenapa jadi dirinya yang mencari keberadaan Renjun?

"Kenapa sih? Tak usah dicari, nanti juga muncul," sahutku berusaha terlihat santai. Padahal jelas-jelas aku sendiri terus mencari keberadaannya. Memikirkan kemana menghilangnya pemuda itu.

Biasanya tanpa harus saling mencari, aku dan dirinya akan otomatis bertemu kok. Kenapa sekarang sepertinya susah sekali? Renjun itu memang malas, tapi sampai membolos selama ini kan tidak mungkin.

Bahkan Chenle saja mencari keberadaannya. Yang sepupu saja tidak tahu, apalagi aku?

Aku siapanya Renjun?

Teman? Tidak juga, ia teman kakak lelaki ku.

Senior? Ya memang, hanya saja bukankah hubungan kami terlalu kelewat akrab jika hanya sepasang junior dan senior?

Kekasih?

Saat kata itu muncul dalam benak, yang teringat justru kejadian di mobil waktu itu. Hembusan nafas dan aroma tubuh Renjun masih terekam dalam memory ku.

LET'S NOT FALL IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang