36 - white lies

898 146 42
                                    

"HAHAHAHA, jadi benar yang Haechan ceritakan? Kau salah memeluk orang!? HAHAHA, Chenle-ya..." tawa Renjun menggelegar mendengar perincian cerita yang baru saja Chenle ceritakan.

"Sejak hari itu aku benar-benar tidak berani menatap Chaeryeong ataupun menjemputnya ke rumah seperti biasanya," Chenle mencurahkan isi hatinya. Dari ekspresinya kentara sekali ia kapok dan tidak habis pikir akan kesalahan bodohnya.

"Aku juga pertama kali melihat Chaeyeon dan Chaeryeong, aku pikir mereka kembar. Dua kakak adik itu memang mirip sekali," Haechan menambahi.

"Hey, tapi sejak kapan Chenle jadi seperti Jaemin yang suka memeluk orang begitu? Biasa jika aku memeluknya, ia selalu menghindar," protes Jeno merasa Chenle bersikap tidak adil.

"Yah hyung, kau dan Chaeryeong jelas beda cerita. Masa seperti itu saja kau protes?" sahut Chenle memutar matanya. Jika Jisung harus tahan dengan perlakuan Jaemin yang selalu memperlakukannya seperti anak kecil, maka Chenle harus menghadapi Jeno. Lelaki itu memang sesekali bisa terlihat mengintimidasi tapi jangan salah, Jeno always has a soft spot for Chenle.

"Terus sekarang bagaimna? Apa tidak merasa aneh kalau bertemu Chaeryeong dan kakaknya secara bersamaan? Hahaha," tanya Jaemin masih menertawai kebodohan Chenle.

Dan cerita Chenle menjadi peramai kamar rawat Renjun pagi itu. Keenam sahabat itu juga berbagi canda dan tawa sambil sesekali melempar cibiran satu sama lain. Air mata kemarin seakan tidak pernah ada. Hanya ada gelak tawa dan gurauan ringan antar sahabat yang sudah lama tidak berjumpa.

"Aku dimarahi lagi oleh kakak lelaki Chaeryeong yang bernama Bangchan itu karena ulah Haechan-hyung, lagi-lagi aku harus menanggung sial karena ulah Haechan-hyung," hingga sekarang cerita Chenle masih berlanjut. Ia benar-benar tidak peduli jika nasib sialnya ditertawai oleh yang lain. Ia hanya ingin mencurahkan segala kepenatan hatinya selama mengejar sosok Chaeryeong yang sampai kini belum menjadi kekasihnya itu.

"Yah, kenapa jadi salahku? Aku mana tahu kalau Yeji sekarang sudah menjadi kekasih Bangchan. Lagipula Aku tak menggoda Yeji,  hanya mengantarnya pulang sekali lalu Bangchan salah paham tapi yang ia marahi malah dirimu, kan aneh," sekarang Haechan turut menyuarakan protesnya mengenai lelaki bernama Bangchan tadi.

"Hahaha, aku rasa kakak Chaeryeong itu memang sengaja mau memarahimu. Kau mendekati adiknya kan?" kini Jeno ikut berkomentar.

"Lah, memangnya ada yang salah jika aku mendekati adik perempuannya?" tanya Chenle nampak tidak terima dengan alasan yang Jeno suarakan.

"Hm, kalau kau punya adik kecil yang kau jaga hingga besar lalu ada seorang laki-laki yang entah baik atau tidak mau mendekatinya, bagaimana reaksimu?" Jeno bertanya kembali.

Haechan dan Jaemin mengangguk setuju.

Beda dengan Jisung, sepertinya perkataan Jeno tidak begitu bisa ia pahami.

"Tunggu, tapi Jeno-hyung juga punya adik kan? dan adik hyung sedang menjalin hubungan dengan Renjun-hyung, bukan?" pertanyaan polos itu keluar begitu saja dari mulut Jisung.

"Apa? Oh, jadi kau dan Ryujin sudah benar-benar menjadi sepasang kekasih? Kupikir waktu itu kau sedang bercanda," celetuk Chenle dan dihadiahi jitakan ringan dari Haechan.

"Hahahahaha, Renjun benar-benar kena karma. Aku ingat sekali waktu itu ia mengelak mati-matian saat kita membahas hubungannya dengan adik Jeno," tawa Jaemin sembari menjawil dagu Renjun, menggoda lelaki yang kini sedang duduk dan bersandar di senderan kasur rumah sakit.

"Hahaha, kata orang memang menjilat ludah sendiri itu paling enak," sanggah Haechan.

"Analogi menjijikan itu hanya berlaku untuk dirimu," decih Renjun tidak terima.

LET'S NOT FALL IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang