3. Charger

1.5K 102 1
                                    

Ito sampai di rumahnya. Ia mengganti baju dengan piyama coklat dan membuka laptop untuk mendengarkan beberapa musik sebelum tidur. Saat mendengarkan lagu, tiba-tiba ia teringat akan daya ponselnya yang sudah melemah. Ito berdiri dari kasur dan mencari charger ponselnya, namun setelah beberapa menit ia cari, masih belum juga ia temukan.

Ia membuka seluruh laci dan mencari hingga ruang keluarga, namun nihil. Akhirnya ia memutuskan untuk mengentuk kamar adiknya yang berusia kelas awal SMP.

"Axel, casan gua ama lu ya?" kata Ito sambil mengetuk terus menerus pintu kamar adiknya.

"Axel ..... tidur lu? Anjir." Ito memilih untuk mencari kamar orang tuanya, dimana ia berharap malam ini mereka sudah pulang lebih awal dari hari kerja.

Baru sampai depan kamar, belumpun sempat mengetuk pintu, niat Ito terurungkan karena suara cek cok rumah tangga yang terdengar hingga luar.

Ito menundukkan kepalanya. Bahkan baginya, rumahpun tak pernah menjadi tempat yang nyaman.

Akhirnya ia kembali ke kamar. Mengecek ponsel, lalu memutuskan keputusan dengan beratnya.

***

"Apaan sih cowok, malem-malem gini ngajak ketemu?" Cetus Icha mengusap-usap matanya karena mengantuk.

"Mungkin ala wattpad gitu," bisik Aretha dengan smirk andalannya.

"Tenang guys, gua udah bawa kamera 40jt." Kata Ajeng tertawa puas.

Atta menengokkan kepalanya ke kanan dan ke kiri untuk memastikan kedatangan pria yang ditunggu. Kakinya beberapa kali digerak-gerakkan untuk mengekspresikan bosan.

"Lama."

"Ngaret."

"Mana nih, kamera gua udah stand by muluu?"

Tiba-tiba suara CBR dengan lampu terang menyorot ke arah 4 wanita itu. Pria dengan helm yang menutup hampir seluruh mukanya itu, membuka bagian mata dan menatap dengan cuek. Ia mematikan mesin motor di hadapan wanita-wanita malam, sambil menjulurkan tangan.

"Charger gua." ucapnya dingin.

Hening.

Tak ada yang bersuara. Semuanya terfokus pada mata indah pria keren di hadapan mereka.

"Charger gua anjir, balikin!—"

"Ga boleh!" teriak Atta menepis tangan Ito yang main sosor.

"Apaan sih lu, katanya mau balikin ke gua?"

"Apa sih, habis tadi bilang pake kata-kata bikin sakit hati, terus tahu-tahu kayak pengemis gini! Situ waras?!" bentak Atta masih dengan suara manja.

Ito diam. Rasanya harga dirinya ditindas begitu saja. Dari dalam helm, ia menggigit bibirnya pelan karena bingung.

"Terus mau lu apa?" Tanyanya dengan pasrah.

"Mau apa nih guys? Mau di traktir kita! PHD sabi kali ya??"

"Bukan makanan. Maksud gua, lu mau gua gimana sekarang?"

"Oh."

Ito semakin geram berhadapan dengan orang macam mereka. "Oh doang anjir? Astaga Tuhan..." ucap Ito mengusap pelan helm bagian atasnya.

"OHHH AKU TAUUU!" teriak Atta mengacungkan tangan dengan semangat.

"Apa yang harus kita lakukan kalo kita suka sama cowok, kakak kelas, yang diincar banyak orang?" tanya Atta dengan muka tak bersalah.

"Ungkapin. Dah, kan? Simple. Biar lu ga diduluin orang lain. Sini balikin charger." Ucap Ito segera meraih charger dari genggaman Atta yang terbengong.

ALTERITO - On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang