"Ta, lo kenapa sihh?" tanya Icha ke-26 kalinya.
Setelah menelpon geng tercintanya untuk berkumpul di kafe 'Manthap Jiwa', Atta hanya menyapa tanpa menceritakan apapun. Kini parahnya, gadis itu malah bengong sambil mengaduk-aduk kopinya dengan tidak jelas.
"Kerasukan kuntilanak lo?" tanya Ajeng memakan cupcakes yang ia bawa dari rumah.
"Pasti skincare abis tapi gak ada duit yak?" Tebak Aretha menatap miris sobatnya.
"Gue juga gak tahu." Atta menggelengkan kepalanya, pasrah.
"Gak tahu kenapa sayangggg?" ketiga temannya jadi gemas.
"Ya, gak tahu."
"Gak tahu cara ngepet? Biar dapet duit?" Tebak Ajeng asal-asalan.
"Gak tahu dong gue."
"Iya lo manusia kok bukan tahu.." Ajeng kembali menjawab dengan bodoh naturalnya.
"Iya kan, gue gak tahu?"
"YA GAK TAHU APA ANJING EMOSI GUE NIH!" seru Icha mendobrak meja dengan mata menyala-nyala dan tanduk merah diantara rambutnya.
"Salah apa gue, Cha?" Tanya Atta lagi-lagi dengan pasrahnya.
"Bodo amat anjing. Salah ngomong gue." Ucap Icha dibalas tawa yang tertahan dari Aretha.
"Coba cerita, lo kenapa? Masalah Kak Aksa? Lo ditolak, atau dia udah punya cewek atau dia ngebentak lo kayak si Icha tadi atau kenapa?" Tanya Aretha berusaha meluruskan segalanya.
Atta menatap Aretha. "Kenapa gue bisa cinta sama Kak Aksa ya?"
Icha menepuk jidat dengan kesal. "Hay bangsat hay bangsat dia si bego bin goblok. MANA GUE TAHUUU, LO SENDIRI YANG CINTA KITA YANG RIBET." Icha menyenandungkan salah satu lagu kartun sambil berusaha menahan emosi.
"Ya, kan lo sendiri yang bilang kalau lo cinta sama Kak Aksa. Karena lo sudah suka sama dia lebih dari empat bulan." Jawab Ajeng menyeruput kopinya.
"Tapi gue juga gak tahu kenapa gue ngomong gitu."
Ketiga temannya seolah mengumpat di masing-masing hati.
"Kenapa sih, tiba-tiba peduliin hal itu? Urusannya sekarang kan, yang terpenting Kak Aksa udah suka sama lo, tinggal tunggu tanggal tembaknya aja kan?" Tanya Aretha.
"Ito bilang, Atta gak boleh menggurui hubungan dia sama ceweknya selagi Atta belum tahu alasan Atta cinta sama Kak Aksa."
"Ito punya cewek?" Aretha tiba-tiba menatap dengan serius.
"Atta juga gak tahu."
Icha kembali menepuk jidatnya. "Gak tahu lagi anjrit."
Tiba-tiba Atta teringat akan gadis yang menjadi pertanyaannya selama ini. Seolah pula kejadian dimana ia salah paham tentang Ito, terulang begitu saja dan menimbulkan banyak tanda tanya di benaknya.
"Ajeng, lo bilang waktu itu yang antar gue ke UKS, Kak Aksa kan?"
Ajeng mengangguk pelan.
"Tapi kenapa Ito juga di UKS? Dia sakit?"
"Oohh.. waktu itu ada anak MIPA sebelah yang sesak nafas. Terus gak tahu deh kenapa si Ito mau tolong tuh cewek. Pacarnya mungkin."
Atta kaget. Rupanya kejadian dimana ia mengira Ito menyukainya atau Ito memperhatikannya terus menerus, ternyata selama ini adalah tatapan yang salah. Gadis yang sebenarnya diincar oleh Ito adalah gadis yang selama ini sering Atta lihat. Dan entah mengapa hal itu sukses membuat perasaan Atta seolah berada di ambang malu dan sakit. Entahlah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTERITO - On Going
Teen Fiction"Cinta pertama itu bukan orang pertama yang kamu pacari, tapi orang pertama yang mampu melihatmu tanpa jaim dengan nyaman." -Austin Nicholas - Gara-gara menyatakan perasaan secara terang-terangan, Atta jadi buronan gengster SMA Tjraka. Selain diinca...