Ito memandang burger serta kentang goreng yang ia pesan dengan hampa. Selera makannya hilang, mungkin dihisap karbondioksida jalanan tadi. Berbeda dengan Axel yang memakan burger lahap dan heran menatap kakaknya sendiri.
"Abang kenapa tiba-tiba mau makan di tempat begini? Abang kan gak suka junkfood?" tanya Axel sambil menggigit ujung demi ujung burger miliknya.
"Pengen aja."
Axel mengunyah dan menelan dahulu isi mulutnya, baru berbicara lagi.
"Abang, kenapa Axel harus manggil abang pakai abang?"
"Soalnya gue kakak lu, pe-a!"
"Oh. Terus kenapa abang gak pacaran juga? Emang segitunya gak ada yang naksir?"
"Bukannya gak pacaran, cuma belum." Ito menjawab santai sambil menyeruput minumannya.
"Emang abang bisa naksir sama cewek?"
"Bisalah goblok!"
"Terus kenapa gak pacaran?"
"Udah gue bilang belum!"
"Cewek abang udah punya cowok ya? Kasian amat idupnya. Udah miskin, gapunya gebetan, bertepuk sebelah tangan—"
"Ralat kata lo yang pertama. Kalo gue miskin gak akan gue ajak lo makan di tempat kek ginian." Ito memelototkan matanya sambil menunjuk ke sekeliling tempat mereka makan saat ini.
"Kenapa abang gak nikah?"
"Masih SMA, belum kerja. Biaya nikah itu besar! Bukan urusan anak SMP!"
"Terus kenapa abang gak kerja?"
"Gak minat. Tunggu Papah aja bentar lagi juga nawarin job."
"Oh. Kenapa gak di makan?" Tanya Axel saat melihat Ito memisahkan antara daging dengan sayuran di burgernya.
"Supaya tahu, cara biar jaga jarak sama orang yang udah jadi milik orang lain."
Ambyar versi Ito.
"Kenapa ambyar?"
"Tanya mulu lo macem tukang cabe."
"Asal gak jadi cabe."
Ito tertawa mendengar lawakan adiknya. Ito sangat paham dengan Axel. Maksud pembicaraan Axel malam itu adalah untuk menghibur suasana hati mereka berdua. Mungkin kalau bukan karena Axel, siapa lagi yang akan menghibur Ito. Begitupun sebaliknya.
"Cewek yang abang suka, demennya sama cowok lain ya?" Tanya Axel menebak bin ramal-ramal ngasal.
"Ah, tau darimana lo."
"Biasanya. Kata guru BK Axel, patah hati terbesar pria adalah cinta bertepuk sebelah tangan. Habis itu gak punya kuota buat game. Hehe."
"Anjir, guru BK SMP lo canggih juga, udah pake ajaran percintaan ke bocah ingusan macem lo. Hahahaha,"
"SMP gue ya SMP lo juga, Bang." Axel menatap Ito datar. Persis seperti tatapan Ito pada orang-orang yang tak ia kenal.
"Kalo abang suka sama cewek, cepetan jadian ya. Axel gak akan larang. Asal ceweknya jangan bikin abang gak nyaman." ucap Axel tiba-tiba bagai dirasuki sosok Mario Teguh.
"Apaan sih, gajelas lo."
"Jangan lupa, perjuangin cewek yang abang suka. Gitu aja deh. Axel tonton di youtube. Sampai ada tutorial deketin jauhin cewek juga."
Ito membelalakkan mata. Kali ini pernyataan Axel memang terdengar konyol. Tapi Ito mohon pada semesta, ia ingin menjadi konyol sehari saja!
"Apaan channel youtubenya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTERITO - On Going
Teen Fiction"Cinta pertama itu bukan orang pertama yang kamu pacari, tapi orang pertama yang mampu melihatmu tanpa jaim dengan nyaman." -Austin Nicholas - Gara-gara menyatakan perasaan secara terang-terangan, Atta jadi buronan gengster SMA Tjraka. Selain diinca...