"Hari ini aku mau liat Kak Aksa latihan voli, Cha!" seru Atta dengan suara yang cukup lantang.
"Tumben. Ada angin muson apaan nih?" Icha membawa popcorn yang ia beli di kantin dan berbagi dengan Atta.
"Masa semangatin gebetan sendiri ga bolehh.." goda Atta tersenyum smirk.
Ito dari ujung kelas buru-buru mengambil baju gantinya untuk latihan hari ini. Bagaimanapun juga, ia dan Aksa berada di satu ekskul yaitu, Bola Voli. Walaupun Aksa memang jauh lebih dipandang daripada yang lain.
Setelah selesai mengganti baju. Ito merapikan rambutnya di kaca toilet, tersenyum pada dirinya sendiri sebagai peningkat kepercayaan diri. Beberapa langkah keluar dari toilet, Ratu menghampirinya dengan terburu-buru.
"Ito!" seru Ratu sambil mengatur nafas pendeknya.
"Lo mau kemana?" tanya Ito keheranan.
"Mau nonton lo latihan hari ini!"
Ito menaikkan garis senyum di ujung bibirnya. "Sendirian?"
"Iya, habis itu makan sama gue yukkk, lo wajib traktir!" pinta Ratu dengan mata yang berbinar.
"Ga janji."
"Janji dong heh!"
Ito melangkahkan kaki lebih besar untuk berjalan ke kelas dan menaruh baju osisnya. Setelah itu ia segera berlalu ke lapangan. Ia menemukan Aksa yang sudah bersiap dengan rambut di ikat ke atas seperti bunga.
"Cepet, To, cepett!" seru Aksa berulang kali seolah membuat Ito jadi serba panik.
Ito menggelengkan kepala pelan lalu mulai mengikuti pemanasan. Beberapa kali Ito berpura-pura mengedarkan pandangan untuk mencari keberadaan Atta. Perkataan Atta sebelumnya terdengar keras sampai telinga Ito, sehingga Ito juga ingin sekali jadi bagian yang bisa dilihat Atta.
Setelah selesai pemanasan, Aksa mengajari beberapa teknik awalan pada adik kelas sepuluh yang baru masuk. Sementara Ito sendiri tidak begitu aktif untuk berinteraksi dengan orang-orang baru. Pada jam-jam seperti ini memang biasanya beberapa siswa memilih untuk menonton latihan ekskul atau belajar di kelas. Hingga Ratu dan Atta pun memilih hal yang sama untuk menonton orang yang mereka dukung masing-masing.
Saat Aksa menunjukkan gerakan memukul, Atta bersorak riang bagai cheerleader. Bagi beberapa penonton, itu terasa mengganggu. Namun Aksa rupanya tak terganggu sedikitpun, justru melayangkan senyum lebarnya pada Atta.
Rasanya suasana latihan sore itu jadi panas bagi Ito. Ia juga ingin menunjukkan kehebatannya. Namun seperti tidak ada celah bagi Ito karena Aksa selalu bisa menyelesaikan seluruh hal yang dibutuhkan pemula.
Aksa memberikan tepukan tangannya sebagai akhir dari latihan sore itu. Jam dinding di lapangan yang cukup besar pun menunjukkan pukul lima sore.
Ito melangkahkan kaki sambil menundukkan kepala. Pada akhirnya mau tidak mau ia harus kembali pada Ratu yang hanya menganggapnya sebagai teman terbaik. Ito menjulurkan tangan meminta minuman. Tapi orang di hadapannya hanya diam.
"Rat—"
Ito kaget. Rupanya sosok yang ia datangi adalah Atta. Pantas saja gadis itu diam tanpa bicara sepatah katapun.
Sementara Aksa segera mendekati Atta, melakukan hal yang sama namun langsung diberikan air mineral.
Ito melirik pada Aksa yang menenggak air dengan penuh nafsu dan mengguyur rambutnya ringan.
"Ito, ini airnya. Lo ga liat gue ya?" Suara mungil yang lebih Ito paham tiba-tiba terdengar di belakangnya dan menoel pinggangnya pelan.
"O-oh. Iya. Thanks." Ito tak meminum air pemberian Ratu, tapi langsung pergi begitu saja karena perasaan yang tak sedang baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTERITO - On Going
Teen Fiction"Cinta pertama itu bukan orang pertama yang kamu pacari, tapi orang pertama yang mampu melihatmu tanpa jaim dengan nyaman." -Austin Nicholas - Gara-gara menyatakan perasaan secara terang-terangan, Atta jadi buronan gengster SMA Tjraka. Selain diinca...