SS: Our first fight is the worst thing ever+ Thank you so much

2.1K 38 0
                                    

RANDOM: ALL LAMA BANGET YA GAK UPLOAD LAGI! HUFT. ini dikarenakan padetnya kegiatan sekolah, UTS, dan lain-lain dan.... puji Tuhan raport MID gak jelek-jelek banget, seenggaknya masih bisa bikin orang tua senyum, dan bagi kalian yang mungkin masih ada ujian atau sebagainya, semangat eaaaa. Hari ini sekolah gue ngadain edufair, ngundang PT (perguruan tinggi) buat ngadain pameran, dan betenya guru BK gue ngasih tugas suruh bikin kliping tentang PT itu lewat brosur-brosurnya. Btw, PT yang gue inginkan gak bisa hadir karena tau deh, mungkin seminar di tempat lain. Plus hari ini lumayan lah gue dapet ilmu bahwa kalau dari psikologi itu prospek kerjanya gak sempit kayak yang dibayangin selama ini. Tapi jadi galau juga mau masuk psikologi atau IBS. Btw guys, cerita bagian ini gue potong. jujur deh, selama ngetik cerita ini gue jadi semangat gitu. ya walaupun gak bisa segreget aslinya sih, tapi bagi gue lumayan, seengaknya ntar kalau nulis cerita lagi harus ngedalemin 'feel'nya. hehehehe. enjoy yaaaa!

-----M----

Mon(ster)day. Itu menurut Via. Via ya. Bukan Darren.

Dia berangkat sendiri pagi itu ke sekolah. Berangkat duluan pula. Kalau kalian bisa menebak apa yang terjadi pada dirinya secara tepat, kalian hebat. *prok-prok 

Gak perlu mikir jauh-jauh deh, 

Via itu habis berantem sama Darren.

Kemarin.

Masalahnya sih sebenarnya simple aja, tapi Darrennya gak terima dengan masalah itu. Ya, betul sekali saudara-saudara, soal Via telponan sama Kevin. Darren gak akan marah kalau dia gak minjam hpnya Via. Ya itu minjem juga kepepet karena pulsa hpnya habis, 

Dan gak lama setelah cowok itu keluar kamar Via sambil membawa hpnya Via, Darren kembali sambil marah-marah gak jelas.

“Kamu habis telponan sama Kevin ya?! Kok gak ngasih tau aku?!” teriak Darren, mengagetkan Via yang akhirnya komat-kamit dalam hati agar ini tidak menjadi masalah besar.

“Iya, Cuma bentaran doang kok..” jawab Via takut-takut. Tenang-tenang.lagian sih kenapa gue pake bohong ye tadi.. rutuknya dalam hati.

“Bukan masalah bentar atau nggaknya! Tapi kamu tadi tuh bohong! Kamu gak ngomong sama aku.”

Gak tau kenapa, mendadak emosi Via ikut tersulut. “Duh! Aku tuh bukannya mau ngebohong! Coba deh, kalo aku ngomong sama enggak ngomong juga sama aja kan?! Kamunya bakal marah-marah juga!”

Terlihat Darren mengambil sedikit nafas. Emosinya benar-benar menggebu tahu bahwa pacarnya yang rakus itu telah berbohong. Ya gak tau sih ya, kalau masalah seperti itu dikategorikan berbohong atau apa. Tapi, bagi Darren ini sudah terasa seperti pengkhianatan!

“Gak! Siapa bilang aku bakal marah?!” balas Darren, gak kalah emosi (lagi). padahal sebenernya sih iya aja tuh. 

Dan pada akhirnya lah... Via, sang pencinta kedamaian (fitnah) yang mengakhiri pertengkaran season 1 itu dengan berkata, “Gak tau! Terserah kamu deh sekarang. Dah, aku capek. Mau tidur!” Via berusaha mengusir Darren dari kamarnya. Tau sih, biar kata itu rumah Darren, tapi tetap saja dia sudah gak peduli lagi.

Ya habisnya kesal. Dan FYI aja sih ya, jika seorang cewek bilang ‘terserah’ itu tandanya dia sudah gerah/kesal atau ada maksud terselubung lainnya. tapi, umumnya sih gitu, gerah atau kesal.

Pertengkaran mereka akhirnya dilanjutkan dengan berdiam-diaman.

Seperti pagi ini. Saat Via sudah duduk manis di ruang makan sambil menyantap roti bakar yang baru dibuatnya, datanglah Darren, dan bukannya saling sapa atau memberi senyum, mereka malah terus berdiaman. Malah Via langsung cepat-cepat menghabiskan sarapannya, sekaligus mencomot dua potong roti susu yang tersedia, dan langsung menuju garasi. Untung saja Tante Lydia dan Om Cipta belum hadir di ruang makan. Kalau gak.... yaudah sih gak usah dipikirin. Makin complicated jadinya.

The Moment With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang