The Fact-Missing You

3.5K 63 16
                                    

RANDOM: AKHIRNYA UNNYA SELESAI JUGA! YIHAAAAAAA! SEMOGA SELURUH ANAK YANG MENGHADAPI UN DI INDONESIA TERCINTA INI LULUS 100% sedihnya, gue masih masuk sampe minggu depan-_- haft. kenapa gak libur coba ye.. kan mau ke Bogor, nyari sepatu buat perpisahan di Jogja minggu depan *cepet ye* dan yang sedih lagi, bentar lagi gue lengser dari 'sie.mading' haft._. tapi gapapa, bayarannya dibeliin anjing (lagi) gak pernah gue meliara anjing sampe akhir hayatnya. ilang duluan-___- OKE, LANGSUNG YA KITA CAO KE CHAPTER INI. Rada pendek ye. sengaja hehehee:3 upload lagi kalo ga besok ya lusa:3 huhuhuhuhu 

---------------------M---------------------

Darren tidak bergeming sedikitpun dari singgasananya.

Ia masih duduk di tempat tidurnya yang besar itu. Kevin mengirimkan sebuah sms pagi itu. ia akan menyatakan semuanya. Detik dimana penentuan siapa yang 'menang'.

Darren jadi takut.

Kevin maju begitu cepat dari yang ia duga.

Ia tak menyangka temannya yang ia kenal sebagai orang yang baik dan penyabar. Kepala dingin. Anti berantem, sekarang jadi orang yang agresif. Karena cewek. Itu yang lebih parah bagi Darren.

Pria itu merasa harus melupakan via. Tapi ia kan gak tau kepastiannya. Vianya terima atau nolak. Who know? huh?

Darren malah berpikiran kalau Via lagi mesra-mesranya sama Kevin. 'Eh, emang cewek kaya dia bisa mesra sama romantis ya?' batin Darren. 

Sekarang ia sedang panik-paniknya.

Kalau pengalaman dulu-dulu, dia liat mantannya jalan bersama pria lain setelah putus darinya kayaknya gak masalah tuh. 

Karena ia mendasari semuanya bukan karena cinta ataupun sayang.

Sama sekali gak masalah karena memang pacarannya bukan karena 'cinta' tapi cuma karena prinsip 'lo suka gue, dan lo menarik buat gue, sip ayo kita pacaran' dan kadang bagi Darren, punya mantan banyak itu rekor. #iurghhhh

Tapi, kalau liat via jalan dengan Kevin.

Mesra. Dirangkul. Dipeluk. Dicium.

Bisa bayangkan dong, betapa hancurnya ekspresi pria yang gentar disebut cassanova itu?

Sakitnya tidak tertahankan!

Hanya tinggal menunggu saja kabarnya. Dijamin pria ini bisa mati kleper -kleper dan kolaps malah, kalau dengar Via dan Kevin itu jadian. Hmm.

BRUK! Terdengar suara pintu yang baru ditutup. Darren yakin itu pasti dari dalam kamar via. Secara Cuma kamar itu doang yang ada disekitarnya. Darren yang tadi duduk disinggasananya mulai turun dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar via.

Dibukanya pintu kamar via perlahan. Darren mengintip. Dilihatnya via sedang duduk di salah 1 sudut kamar, tetap dengan pandangan fokus menuju Darren.

Lagian, Darren bodoh, buka pintu kamar perlahan juga pasti akan ketawan, toh celah yang ada cukup besar kok.

“Ngapain lo ngintip kayak gitu?!” bentak via. Nadanya terdengar marah namun juga terbesit rasa malas.

Darren jadi heran.

Lah kalau orang abis ditembak apalagi nerima kan pasti seneng. Kok dia malah judes? batin Darren keheranan.

 Sesekali ia memandang kearah via yang terlihat ketus. Darren dengan polosnya berdiri di depan pintu tanpa menutup pintu.

“Vi, kok elo aneh, sih? ditembak bukannya seneng! jadian kan mestinya seneng, vi.” Darren langsung asal ngomong. Dia aslinya tidak mau bicara demikian. Namun apa dikata kalau terlanjur keceplosan?

The Moment With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang