Epilogue:Reality

3.8K 45 12
                                    

Random: Heya! sekembalinya saya dari perpisahan di yogyakarta yang makan waktu 4 hari 3 malam / 4 hari 4 malam *soalnya nyampenya itu jam 1an* akhirnya bisa kembali ke pamulang dengan selamat. acara semuanya juga berjalan lancar, plus dapet best perfomance *uye, leucohazard* dan di jogja itu gue happy banget, pengen kesana lagi. pengen belanja lagi di malioboro *gila, gue gak puas belanja! nego  mendalam sekali disana* gue juga blom puas soalnya belom beli replika candi borobudur yang sebenarnya bisa gue dapatnya kisaran harga 10ribu-15ribu untuk ukuran jumbo. gue juga gak puas gak bisa beli anaknya pesut yang unyu. yang masih bisa ditawar sampai 15 ribu. haoaaaa-_____- dan pengalaman gue di jogja yang paling berkesan itu *selain acara lectusinfinitum atau prom yang tadinya mau selesai jam 11, tapi malah ngaret sampe jam 1 gitu* yaitu nonton SENDRATARI RAMAYANA. Shitty! itu keren abis mabreh! yang jadi leksmananya itu ganteng abezzz. dan gue sempet foto sama dia... *ya walaupun bareng yang lain sih, rame-rame* demi apapun itu leksmana ganteng banget:*:*:* dan sepulang dari sana menuju hotel, gue dan temen-temen gue, beserta mbak upi, yang dari EO, ngomongin leskmana. whoaaaaa. ntar gue taro fotonya yeeee. BTW, check this out. udah epilog ini..Hoks.. tapi tenang jika ada waktu, gue akan bikin side story. hehehehehehe.

(oh iya, nanti di bawah bakal ada sinopsis cerita baru dari gue. mangga, silahkan dibaca)

---------------M------------------------

1,5 tahun kemudian…

Via menendang kaleng kosong yang ada di depannya.

Ia kesal.

Emosi.

Mau marah. Ya gitu deh pokoknya. Di taman kampus alias Universtas Trisula Kencana, yang untungnya dalam keadaan sepi. Jadi mau marah juga masih aman dikitlah. Mau banting kursi taman, atau mau bantin lampu taman juga gak masalah. begitu pikirnya. 

Tak lama Darren mendatanginya dengan napas ngos-ngosan.

Dia berlari ngejar via. Yang kalau jalan itu gak nyantai sama sekali. Apalagi kalau lari. 

“Vi, kamu salah paham. Beneran deh! suer aku gak punya niat!” Darren membentuk tanda peace dengan 2 jari. Sambil terengah. Via masih sebodo amat. Dia masih kesal. Sekali playboy ya tetep aja playboy.

Ya iyalah siapa yang gak kesal kalau liat cowoknya malah asyik ngajarin materi kuliah ke teman ceweknya yang lain? mesra lagi!

Darren masih merasa tidak enak.

Jujur ia memang gak punya niat selingkuh. Kalo dilebay-lebayin Darren juga pasti akan teriak-teriak kalo hatinya udah kekunci, kegembok Cuma untuk Via. Kalo bisa dia mau deh bawa-bawa pisau sambil membuka kemejanya dan berteriak, "Via, belahlah dadaku sebagai bukti cinta ku padamu." tapi.. ya mana mau si Darren melakukan itu. Umurnya kan masih panjang.

Pokoknya semuanya sama Via deh.

“Kamu salah paham vi… aku gak tertarik sama Dhica. Dia minta aku ajarin, ya aku ajarin. Oke deh, sekarang ini aku mau lakuin apa aja buat kamu. Apa aja! suruh jadi pembantu juga gak apa, kecuali kalo kamu suruh aku topless depan kamu.” tawar Darren. Tak ada rutukan lain.

Mata via terbelalak lagi. Ia jadi punya ide dan memang jadi ingat rencananya. Ditekuknya kembali ekspresi wajahnya menjadi tersenyum dan tenang. Oke tapi dia sedikit kesal dengan kata-kata terakhir darren.

“So… beneran nih?” tanyanya meyakinkan.

Darren menangguk.

"Gak bohong nih?" sekali lagi Via meyakinkan.

Darren mulai emosi. "Iya Via, gak bohong. kan dosa." 

“Yaudah kalo gitu anterin aku ke bandara jemput Kevin!”

Daren bengong.

“Itu sih sama aja kamu selingkuh via, sayang.” Darren mencubiti kedua pipi via dengan gemas. Gadis itu menepis tangan Darren sambil terus memegangin pipinya.

Tapi sesekali via membalas, “Selingkuh?! Enak aja, emang gue itu kayak lo apa. Dia kan temen kita tau! Temen, friend, brother. Gimana sih kamu?”

Darren tertawa.

Iya, dia ingat kok kalo hari itu Kevin pulang ke Indonesia, dan akan masuk universitas yang sama. Daripada ribut mendingan setuju aja deh.

“iya iya, ayo kita ke bandara.” Darren merangkul via dan mengajaknya ke mobil. Via dengan antusias  berjalan menuju mobil. Senyumnya mengembang cerah. Secerah hatinya dan hubungannya dengan mantan partner berantemnya.

Yah memang itu kisahnya. Cinta itu gak harus tumbuh pada pandangan pertama kan? ada juga yang baru tumbuh pas pertengahan. Tapi juga jangan tepis prinsip first love pada tiffany-adin dan fadil-krystal. Mereka masih sama. Tambah mesra. Bahkan fadil dan krystal berniat akan segera menikah di sebuah gereja di bilangan Jakarta.

Cinta itu gak ada yang mustahil. Ia tau jalannya sendiri. Ia tau kemana arahnya akan pergi. Cinta itu tak selalu diawali kemesraan. Cinta itu tidak selalu mulai dari kebahagiaan. Tapi perjalanan dari cinta itu sendiri lah yang hasilnya amat manis dan membuat seseorang menjadi tenang dan bahagia. Dan kisahnya memang selalu menarik seperti via-darren yang berangkat dengan cinta saat pertengahan. Bukan first love. But it’s about middle love. #maybe 

FINISH ! YEAH ! 17 APRIL’11 JAM 02.17 AM 

KAMAR GUE. 

FIN

THE END

TAMAT 

----------------

Ya akhirnya cerita ini tamat juga. sekarang fokus cerita baru. huammm. 

Judul: We Called This Random Feeling&Absurd Moment

Sinopsis:

Inez: Moto gue adalah, hidup harus dinikmatin. Enak gak enak ya lo nikmatin aja. Selama lo punya sahabat di samping lo. Sahabat gue itu Vigo, Raymon, Farah. Tapi, dari banyak hal yang udah gue lakukan, kenapa makin lama, hidup gue Cuma terpaku di sekitar Vigo? No. Gue gak jomblo. I’m TAKEN.  Taken sama siapa? Yang jelas bukan sama Vigo sih, hehehehe.

Vigo: Gue tau tentang Inez luar dalam. Jangan ne-think soal 'dalam'nya ya. maksud gue sikap. Satu hal yang lo semua harus tau, gue naksir Inez. Naksir/suka/sayang/cinta sepertinya gue ogah membocorkan. Dan sejauh ini, sebagai sahabat dan temannya yang paling unyu *kata Inez sendiri* gue Cuma akan membocorkan hal ini aja. Enough.

Berat memang kalau dalam hubungan persahabatan timbul yang namanya 'cinta' *hei, ini persahabatan lawan jenis ya* hal ini kadang menarik dua reaksi. reaksi negatif dan positif. Lepas dari itu sih~ apa sih reaksi Inez dan Vigo dalam menanggapi 'rasa suka' yang timbul antara mereka nantinya? didukung dengan adanya Raymon, Farah, dan tritagonis lainnya, kita lihat saja seberapa berat/ringan perjalanan 2 sahabat itu.

The Moment With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang