SS: Welcome 12

793 16 2
                                    

Well yeah, jujur aja gue udah lupa sama beberapa hal mengenai cerita ini. cerita yang gue selesaikan waktu SMP (kelas 8)~ jamannya masih bloon dan masih terikat sama 2 tipe bacaan (katakanlah teenlit dan metropop. gue belom kenal chrissim:)) Dan sekarang gue mendapatkan ritme kembali. Jadilah para tokoh di cerita ini naik ke kelas 12!!! Ada beberapa hal yang terjadi belakangan ini di hidup gue #eaa. Faktanya, karena udah lama gak mencoba menulis, gue sempat lupa cara gue menulis. Padahal, justru pada saat-saat 'itu' gue lebih banyak membaca. K, back to the basic.

P.S: Sekilas kisah, gue gagal di semua tes PTN, not my luck for this year. dan malah sibuk kuliah juga, ngambil jurusan perencanaan wilayah dan kota. dan cerita ini tuh udah jadi draft berdebu. Sering banget ngalamin moment di mana pengen banget ngetik lagi tapi gak bisa #hehe. Selain itu, juga udah sering kebayang cerita baru tapi.. ya gitu deh. Setahun lebih gak update:")

--------M--------

Akhirnya, setelah sekian lama berjuang mati-matian di kelas 11, Via cs akhirnya naik kelas juga ke kelas 12. Entah angin apa, angkatan Via termasuk angkatan hoki karena lolos dari kurikulum 2013 alias kurikulum terbaru yang mengharuskan para siswa pulang lebih sore. Ya walaupun ada keuntungan tersendiri seperti lintas minat sih.

Naik kelas sama dengan kelas baru. Tentu saja hal ini membuat Darren agaknya sedikit khawatir apakah dia masih bisa sekelas dengan Via atau tidak.. dan.. pada saat hari Sabtu, tepatnya pada saat pengarahan MOS anak kelas 10, Darren sengaja masuk untuk melihat papan pengumuman kelas baru dan...

"Holy cow!" seru Darren. seruannya itu membuat Putra dan Adin yang memang sengaja mengikuti dirinya langsung menyaut, "Kenapa?"

Bukannya menjawab, cowok itu masih terus menyerngitkan dahinya hingga mau gak mau, Adin dan Putra harus melihat apa yang dilihat Darren.

Setelah melihat selama 2 menit, akhirnya Putra dan Adin langsung mengetahui pokok permasalahannya.

"Jadi lo gak sekelas lagi sama Via? EH TUNGGU! GUE YANG SEKELAS SAMA VIA! HEHEHEHE! Eh, tapi, kok ada nama Bifa ya?" entah kenapa Putra jadi excited sendiri sekaligus bingung. 

Ya, memang pembagian kelas ini cukup fair adanya. Ada berbagai pembaharuan yang terjadi di SMA Pentara Bintang. Dari kepala sekolah dan lainnya. Tidak lupa juga dengan keputusan Tante Lydia, mamanya Darren, yang dengan isengnya 'request' ke wali kelas darren saat ambil raport kenaikan untuk membedakan kelas Darren dan Via.

"Hasil raportnya Darren sudah bagus, bu, nilainya meningkat semua, mungkin yang perlu ditingkatkan hanya kimia dan bahasa mandarin. Selebihnya sudah memuaskan." terang Pak Putut, sebagai wali kelas 11 IPA 5. Darren yang duduk di sebelah mamanya hanya tertawa getir. Kimia? dengan nilai rata-rata 89 saja Darren sudah bisa tersenyum puas, karena memang sulit untuk menembus nilai 90 untuk kimia. Bahasa Mandarin? Ampun deh, bisa hafal kosa kata-nya saja sudah bagus. Sialnya kan soal ulangan kebanyakan mengeluarkan teks dengan hanzi, padahal Darren hanya menghafal pinyin. Tapi tidak apa-apa, yang penting nilai raportnya tuntas semua tanpa nilai 'kuning' alias hati-hati.

Tante Lydia menatap raport anak semata wayangnya itu dengan bangga. Dia memang yakin kalau anaknya itu sangat cerdas. Tiba-tiba ada satu ide iseng tercetus dari kepalanya.

"Pak, gimana kalau nanti kelas 12, Darren sama Via dipisahin aja kelasnya. Jangan-jangan nilai Darren bagus karena nyontek Via." Sebenarnya, Tante Lydia juga tidak tahu apakah selama di kelas Darren dan Via duduk bersama. Dia hanya ingin tahu reaksi Darren saja.

Darren mendengus kesal. cenderung kaget dan ingin ngambek. "Apaan sih, ma, aku gak pernah nyontek sama Via! itu semua kan hasil belajar tau!" cowok itu mulai ngambek. Kalau gak lagi di depan wali kelasnya sih, Darren pasti sudah berbicara panjang lebar membela dirinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 29, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Moment With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang