SS: I don't know what to do

1.9K 38 0
                                    

Jika part ini terlalu lebay, maafkan saya yang memang lebay ini. salam, presiden pesut dari partai P3I. Draft cerita ini udah dari bulan Juni. Tapi baru lanjut lagi. Gue mau bikin cerita ini jadi cepat, soalnya berhubungan gue udah kelas 12, jadi gue mau bikin mereka semua (akhirnya) naik kelas 12. huft. Sebenarnya cerita ini gue gak tahu kapan tamat atau gaknya. Hitungannya sih sebenarnya udah tamat, tapi karena masih senang sama karakter Darren, jadi gue bikin side story deh. hehe. 

---- 

Darren mendengus kesal begitu masuk ke kamarnya. 

Ia menutup pintu dengan kasar, lalu berbalik dan menendang pintu kamarnya itu. 

Dalam hati, ia merutuk kesal. 

"kok bisa sih gue dikacangin gitu aja?! emang pesona gue turun pamor apa?!"
rutuknya dalam hati.

Jadi, ceritanya begini, di hari yang cerah sehabis pulang sekolah, Darren dan Via pulang bareng. ke rumah Darren *yaiyalah 

Rencananya, Darren mau ngajakin Via makan di luar, kebetulan ada restoran pasta milik kerabat papanya Darren yang baru dibuka. Jadilah, Darren mau cabut ke sana. Tapi, takdir berkata lain.

"Gak bisa, Darren. Aku mau nonton. Sama mau ngerjain laporan, emang kamu gak inget kalo besok itu kita ngumpulin laporan?" Via menolak dengan tegas. 

Well, laporan yang dimaksud adalah laporan praktikum. (Ingat chap sebelumnya kan? yep, kalo udah ada praktikum, berarti dari sore sampai malam, anak 11 IPA akan bergelut dengan buku besar mereka untuk membuat laporan dari judul sampai daftar pustaka* Ketentuan untuk laporan juga lumayan berat, jarang banget ada anak yang skor laporannya bisa mencapai skor maksimal, 50. Apalagi, untuk mengumpulkan buku laporan ke sekolah, batas maksimal pengumpulan adalah jam 10 pagi, lewat dari jam segitu sudah pasti skornya dipotong)

Darren menyerngit heran begitu mendengar kata "nonton". 

"Nonton apaan?" tanyanya sambil fokus menyetir.

Via hanya diam saja, kemudian barulah dia angkat bicara. "Nonton show maha penting, kalo aku gak nonton ini, aku bisa nangis." 

"HAH? nonton apaan sih?! jangan bikin kepo deh!" Darren menaikkan sedikit nada bicaranya. Dia paling gak suka dikepoin

Via menjawab dengan polos, "Exo showtime."

DUENG! Darren gak pernah mendengar nama acara itu, perasaan di US atau UK gak ada acara itu. 

"What the heck is that?" 

dan kemudian hening. Karena begitu Darren menengok ke arah Via, cewek itu sudah sibuk dengan dirinya sendiri-earphone-handphonenya. 

---M---

Belum lagi bete karena dicuekin Via selama perjalanan pulang, di rumah pun, masih aja dibikin bete. Padahal, Darren sudah berusaha untuk tenang dan sabar, karena dia tahu kebiasaannya yang serba tempramen itu memang buruk banget. 

Makanya, dengan baik-baik dia mau ajak ngomong Via, ya sebenarnya dia gak tau mau ajak omong apa, yang penting dia mau mencairkan suasana yang sempat kaku. Begitu sampai di rumah, Via langsung keluar dari mobil dan berlari masuk ke dalam rumah dan akhirnya ke kamar.

Beberapa menit kemudian, Darren menemukan Via di kamarnya (kamar Via) sedang sibuk menonton sesuatu yang Darren gak ngerti mereka itu ngomong apa dan mereka itu siapa, di laptop.

"Vi." 

tak ada balasan. Via masih sibuk menatap laptopnya dengan sesekali tersenyum. Well, dia itu tambah cantik sih ketika senyum, tapi Darren bete, kok didiemin terus.

The Moment With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang