SS: Failed Plan A + Mr.Alone

2.4K 41 5
                                    

HAIIIII SEMUANYA! YAAMPUN! LAMA GAK BERSUA LEWAT CERITA YA! udah berapa bulan ya gak upload... pengen sih upload cuma... semejak jadi *ehem* anak SMA gicu dehh, jadi sibuk banget. outbond segala macem *aaa, gue pengen cerita apa aja yang terjadi di outbond, dan sumpah itu acara seruuuuuuuuuu banget-banget-banget. gue melihat langsung sisi lain dari anak cowok. dan gue merasakan naik truk TNI yang kalo lagi konvoi (8truk) gak boleh dipisah, kalo dipisah sama mobil nyalip, tar mobilnya ditabrak, dan naik truk itu bebas macet. YIHAAA.  hihihi. dan ini mungkin akan gue ceritain lewat proyek baru gue bareng teman gue yang sesama penulis di wattpad*. Guys, jadi anak SMA itu capek banget ya. gue harus tahan banting demi mencapai cita-cita. eaaa. dan semua masih akan terus berlanjut. hmm. oke langsung aja disimak. sorry kalau ceritanya rada aneh. hehehehe 

-------

Tekad Darren untuk menaklukan papa sang pacar sudah bulat. Sangat bulat. Bagaimana pun, ia harus bisa merebut perhatian papanya Via. Harus!

Ia benar-benar ikut papanya untuk meeting dengan klien.

Ternyata, usaha Darren untuk merebut perhatian Om Karta itu butuh pengorbanan. Yaitu nungguin 2 jam sendirian, sementara papanya dan Om Karta meeting.

Jadilah Darren selama 2 jam itu cengok sendiri. Hpnya sepi. Gak ada yang telpon, bbm, dan sms, gak ada mention atau notification yang masuk. Bahkan, pacarnya aja gak nyariin. Sedih sekali jadi Darren.

Setelah 2 jam itu, barulah ia bisa  memulai makan siang lengkap dengan papanya dan papanya Via. Nahhhh, pas liat papanya muncul bareng Om Karta, gak tahu kenapa, jantungnya Darren berdetak gak karuan. Padahal, ini kan acaranya cuma makan siang bareng aja, belom sampe tahap yang bener-bener ‘ergh’ banget deketinnya. Baru tahap awal. Awal banget malah.

Begitu melihat kedua ‘papa’ itu mendekat, Darren langsung berdiri. Gerakannya sih cukup kagok gitu.

“Siang om!” sapa Darren sambil menjabat tangan Om Karta dengan erat. Plus senyum yang kelihatan banget kalo dibuat-buat dan kelewat ikhlas itu. Dan itu bukan Darren banget yang anaknya slengean. Bedeh, sama mantan-mantannya yang dulu aja boro-boro ketemu orang tuanya mantan. Males.

Syukurnya, Om Karta membalas jabatan tangan itu dengan ramah juga. dan ikut membalas sapaan Darren. Rada beda sama papanya Darren sendiri. Om Cipta.

“Ehem, kok hanya papanya Via yang dikasih salam? Papanya sendiri kok enggak?” tanya Om Cipta rada cemburu. Jelas lah, anaknya aja gak pernah tuh yang namanya nyapa sambil jabat tangan gitu. Eh, giliran punya ‘misi’ naklukin ‘calon mertua’ (yang dipastikan akan resmi jadi mertuanya untuk 8-10 tahun lagi) baru deh main jabat tangan, sapa ramah, senyum lebar gitu.

Darren nyengir kudanil. Tuh kan, belum apa-apa aja dia sudah mau dibuat ‘down’ sama bokap sendiri.

Setelah, cukup berbasa-basi, sungkem-menyungkem, pesan makanan, nunggu makanan datang sambil ngobrol, akhirnya... makanan yang dipesan datang. Tapi, tetap aja, makanan yang dipesan gak bisa menghindarkan Darren dari berbagai pertanyaan yang meluncur dari Om Karta ( yaiyalah, tujuan hari itu kan PDKT sama calon mertua). FYI, Om Karta itu sudah tau kalau Darren mau ‘PDKT’, mau menaklukan dirinya. Soalnya, semua ini sudah semacam skenario yang disusun rapi oleh Tante Lydia.

Anehnya, selama berbincang-bincang dengan papanya Via, Darren sama sekali tak mendengar Om Cipta menyinggung-nyinggung hubungannya dengan Via. Ada juga kayak nyinggung kehidupan Darren di sekolah aja. Atau di rumah juga, sih. Kayak,

“Darren, kamu di sekolah rangking berapa?”

“Darren mau kuliah dimana? Mau masuk fakultas apa?”

The Moment With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang