Our Memories and Moment

4K 58 17
                                    

RANDOM: UPLOAD LAGI! maaf yang menunggu. seminggu penuh lagi Ujian Sekolah. H-20 UN._. ya selama bulan maret itu gue langsung menghadapi 3 ujian sekolah. ya watsoeper ya, tinggal UN dan gue libur! hahahaha. 

----------M--------------

Daren tau kalau via belum pulang ke rumah.

Terbukti dari mang Dodo yang lagi sibuk ‘ngaso’ di garasi.

sebenarnya sih, semua berawal dari daren bertanya via udah pulang atau belum ke mang Dodo. mang dodo menjawab belum.

Daren langsung masuk ke rumah. Tapi ia heran saat melihat mamanya sedang duduk dengan seorang wanita yang wajah mirip sekali dengan via, bedanya rambut wanita itu lebih pendek dan wajahnya lebih tua.

“Eh daren udah pulang!” sapa tante Lydia.

Daren masih terkesima dengan wanita yang ada disamping tante Lydia, mamanya daren. Bukannya menjawab pertanyaan mamanya daren malah bertanya hal lain.

“Ma, itu via ya? kok tua amat mukanya sekarang.” Tanyanya sambil bermaksud ngeledek.

Kontan tante Lydia langsung menjewer kuping Daren. Daren berteriak kesakitan.

“Kamu tuh emang gak ada sopan-sopannya ya, ini mamanya via, Tante Runa!” jelas tante Lydia. Tante Runa berdiri kemudian tersenyum,

“JadiLyd, ini Darren ya? wah tambah ganteng saja!” puji tante runa. Jelas daren jadi bangga banget.

“Iya run, ini daren. Hehehe siapa dulu dong mamanya! oh iya daren, via mana?” Tanya tante Lydia pada daren yang masih sibuk memperhatikan tante Runa.

“Ah? oh, masih jalan-jalan kali, ma, sama temennya.” Jawabnya.

 “Oh yaudah deh, kalo gitu udah kamu naik aja, istirahat aja.” Perintah tante Lydia.

Tumben. Batin daren. Biasanya kan mamanya pasti ceramah dulu.

Ia berjalan menaiki anak tangga yang menuju kamarnya. Jujur saja ia masih sangat terkesima dengan mamanya via. Sudah mirip, cantik, dan keliatan banget kalau wanita itu punyakarisma yang tinggi. Beda dengan putrinya yang cepat marah dan kelewat polos, bahkan kadang suka tablo (tampang bloon). Ah, bicara soal via, daren jadi ingat adegan kramat itu. asli, biar kata playboy, darren ogah pake acara cium- mencium. Ada juga cewek yang nyium pipinya duluan. Kalau boleh jujur juga daren jadi tambah suka sama via. Karena adegan itu juga sih...

Via. Dengar nama itu awalnya darren ogah. Menurut dia via tuh gak ada spesialnya.

Adanya nyebelin dan nyebelin. Cuma itu di mata daren.

Bikin emosi. Tapi lama kelamaan benar kata banyak orang, benci bisa jadi cinta, dan itu adalah fakta yang paling mendasar dan mutlak. Darren jadi tunduk, yah gak tunduk banget sih, tapi kan sikap playboynya ngilang. Dan ia juga suka dengan hobi via yang doyan makan. Didukung body-nya yang menurut daren masuk karakter
“sexy”. Gak ada maksud sih, Cuma kenyataan. Gak kayak Riri atau mantan-mantannya yang lain, yang punya body kelewat kerempeng.

Tapi.. ada apa ya dengan kedatangan mamanya via? apa jangan-jangan via mau dibawa balik ke Singapur? tapi kan via anaknya jujur, pasti dia bakal ngomong. Batin darren.

“Lah kenapa gue harus mikirin via?” daren jadi ngomong sendiri. Ah serba bingung juga sih. Daren juga kan harus mikirin posisinya, soalnya dia gengsi kalo sama via, masa sih kemaren dendam, sekarang jadi cinta. Ya biar kata udah saling memaafkan tapi tetap aja GENGSI. Yang awalnya bikin genderang perang kecil itu kan emang daren. Wajar dong kalo masih gengsi biar kata udah baikan juga.

Daren berjalan kearah kursi malasnya. Ia juga mengambil gitar akustik miliknya dan memainkan beberapa chord-chord lagu  yang disukainya sambil menyanyikannya, “Fly Me To The Moon” dari Frank Sinatra.

The Moment With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang